Share

🌹Bab 4

Author: rahmanana030
last update Huling Na-update: 2024-05-08 13:17:23

Happy Reading!

Mawar membuka mata dan langsung terkejut saat mendapati dirinya terbaring di kamar yang tidak ia kenali.

Ceklek

"Kamu sudah bangun?" Revan masuk dengan segelas susu di tangannya membuat Mawar spontan memeluk tubuhnya.

"Tuan_"

"Susshh! Jangan memanggil ku tuan!"ucap Revan lalu menutup pintu kemudian segera beranjak mendekati wanita yang dinyatakan tengah mengandung bayinya itu.

Mawar menatap sekeliling. "Kita ada di mana, tuan?"tanya Mawar membuat Revan menggeram marah.

"Sudah kubilang jangan panggil aku tuan. Apa kamu tuli?"bentak Revan membuat Mawar menciut ketakutan.

"Maaf tu__eh" Mawar segera menutup mulutnya. Ia hampir keceplosan memanggil tuan lagi.

Revan menghela napas. "Mulai sekarang panggil aku sayang!"titah Revan membuat Mawar mengernyit bingung.

"Sayang? Tapi kan tuan majikan saya." ucap Mawar membuat Revan langsung menyentuh perut rata mawar.

"Di dalam sini. Ada bayi ku. Kamu sedang mengandung, Mawar." ucap Revan memberitahu membuat Mawar melotot kaget.

"Apa? Tapi tuan, saya__ bagaimana dengan nyonya? Tidak tuan, saya tidak boleh hamil. Ini__"

"Suushh! Diam!"bentak Revan membuat Mawar langsung diam. "Aku akan bertanggung jawab dan lupakan tentang Meysa karena wanita itu akan segera diceraikan." ucap Revan membuat tubuh Mawar mematung.

"Jangan tuan, tidak boleh begitu. Kasian nyonya. Saya_ saya bisa kok merawat anak ini sendiri. Tuan tidak perlu bertanggung jawab."tolak Mawar cepat. Ia tidak ingin disebut pelakor.

Revan menatap Mawar tajam. "Di sini aku yang mengambil keputusan, bukan kamu. Besok kita akan menikah dan tidak ada yang namanya penolakan." ucap Revan lalu memberikan susu yang tadi ia bawa.

"Minum itu!"titah Revan membuat Mawar pperlahan meminum susu yang diberikan oleh tuan Revan.

"Habiskan!" bentak Revan saat Mawar berhenti minum.

"Iya, tuan."ucap Mawar lalu segera menghabiskan susu itu.

"Bagus,"Revan mengambil gelas itu kembali lalu duduk dihadapan Mawar.

"Dengar Mawar! Orang tuaku pikir kita sudah menikah. Jadi bersikaplah seolah kamu adalah istriku. Mengerti?"tanya Revan datar membuat Mawar mengangguk pelan.

"Pintar."ucap Revan sembari menepuk pelan kepala Mawar. "Sekarang istirahatlah! Jaga anak kita dengan baik karena aku akan membunuhmu jika janin itu cedera sedikit saja." ucap Revan dengan tatapan tajam membuat Mawar kembali mengangguk. Jujur saja saat ini Mawar sangat ketakutan. Dan memang ia selalu ketakutan jika berhadapan dengan tuan Revan.

Setelah mengatakan kehamilan Mawar dan sedikit mengancamnya, Revan bergegas keluar dari kamar itu. Sekarang dia hanya perlu mengurus Meysa, istri tukang selingkuh. Saat ini wanita itu pasti sedang sibuk bermain dengan seorang pria.

"Kirim surat cerai dan tawarkan beberapa aset sebagai hadiah perpisahan."

"Tapi bagaimana jika nyonya Meysa menolak untuk bercerai, tuan?"

"Singkirkan seperti biasa!"

"Baik, tuan."

Revan segera mematikan telponnya lalu melangkah menuju meja makan.

"Kamu sudah berikan susunya pada menantu mama?"tanya Widya membuat Revan mengangguk. Berkat Mawar, akhirnya ia bisa kembali bersama dengan keluarganya.

Sebenarnya Revan sangat ingin menemui orang tuanya namun kepergiannya saat itu yang lebih memilih Meysa membuatnya malu untuk pulang. Tapi sekarang, orang tuanya sendiri yang memintanya untuk pulang. Dan itu karena Mawar. Terlebih sekarang dia mendapat dua berkah, berkumpul bersama keluarganya kembali serta mendapat seorang anak.

Keuntungan terbesarnya adalah saat itu orang tuanya sama sekali tidak tahu siapa wanita yang ia nikahi. Dan Revan bisa tebak bahwa orang tuanya juga tidak mencoba untuk mencari tahu.

"Revan, maaf jika mama mengatakan ini, tapi__ apa kamu tidak memperhatikan istrimu. Mama senang karena ia adalah orang yang sederhana tapi memakai pakaian lusuh tidaklah baik. Bagaimana jika orang lain melihatnya."ucap Widya menyampaikan pemikirannya saat pertama kali melihat pakaian yang dikenakan oleh menantunya.

Revan langsung menghela napas. Pakaian yang dikenakan Mawar tadi memang sangat lusuh bahkan warna aslinya sudah memudar. "Mawar memang sangat sederhana, mah. Tapi justru itu yang membuat Revan tertarik." ucap Revan membuat Widya tersenyum.

"Mawar memang sangat cantik tanpa make up. Wajahnya benar-benar seindah bunga mawar." puji Widya membuat Revan tersenyum tipis. Dia juga menyadari itu. Jika Meysa cantik wanita modern maka Mawar adalah jelmaan cantik natural yang wajahnya begitu meneduhkan.

"Mama benar."ucap Revan membuat Widya tertawa.

"Sekarang pergilah ke kamar dan temani istrimu istirahat. Sesekali tanyakan apa ada yang ingin ia makan. Karena mama lihat Mawar adalah tipe yang tidak mau merepotkan orang lain." ucap Widya membuat Revan mengangguk. Sepertinya mamanya benar, dia harus menemani Mawar sekaligus melakukan kegiatan menyenangkan.

Bersambung

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹Bab 50

    Happy Reading! Oekk oekk oekkSuara tangisan bayi pecah memenuhi isi kamar. Semua orang yang ada di kamar tersenyum lega.Revan sendiri langsung memberikan ciuman pada bibir Mawar."Terima kasih, sayang. Terima kasih." ucap Revan bahagia.Mawar tersenyum tipis lalu melirik bayi mereka yang berada di tangan bibi Sinta. Bayi kecil itu masih dipenuhi oleh darah."Tangisannya sangat kuat."ucap mama Widya haru lalu mengelus kepala menantunya."Selamat sayang. Sekarang kamu sudah menjadi ibu." ucap mama Widya lalu mengecup kening Mawar.Mama Widya juga menatap putranya. "Selamat, nak. Sekarang keluarga kecil kalian sudah lengkap."Revan mengangguk penuh kebahagian lalu menatap bayinya yang sedang dibersihkan. Tidak lama, Sinta mendekat dengan bayi yang sudah bersih dan berselimut.Sinta meletakkan bayi kecil itu di samping tubuh Mawar."Terima kasih, bibi."ucap Mawar lemah membuat Sinta mengangguk."Sama-sama, sayang."Setelah itu Sinta beranjak untuk merapikan semua peralatannya dan membi

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹 Bab 49

    Happy Reading!Revan menatap perut besar Mawar yang bergelombang karena tendangan bayi. Bahkan Revan melihat kaki bayi yang tercetak jelas di permukaan perut Mawar."Hi sayang, apa kau mendengar papa?" tanya Revan memulai dialog dengan buah hatinya.DughRevan tersenyum lalu mengecup bekas tendangan bayi mereka. "Kau mendengar papa kan? Cepatlah keluar nak. Papa sudah membeli mobil baru untuk mengajakmu jalan-jalan." ucap Revan membuat Mawar tertawa di tengah ringisannya.Dugh"Jet pribadi? Kau ingin papa membeli jet pribadi?" tanya Revan seolah bayinya mengatakan sesuatu.Dugh"Tidak perlu beli. Papa sudah punya." Ucap Revan bangga sedang Mawar hanya terkikik geli."Kapal selam? Jangan kapal selam nak, mamamu mabuk laut." Ucap Revan yang terus bicara."Tambang batubara? Itu memang punyamu, nak.""Tambang minyak? Itu punya kakekmu tapi akan papa rampas untukmu."DughRevan segera merespon tendangan calon bayinya."Apa? Adik?" Kaget Revan lalu menatap Mawar. "Anak kita meminta adik." b

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹 Bab 48

    Happy Reading!Ugh""Ada apa? Sakit lagi?" tanya Revan khawatir.Mawar menggeleng lalu mengatur napas. Rasa nyeri seperti ini sudah ia rasakan tiga hari yang lalu tapi saat ke rumah sakit, dokter bilang ia belum akan melahirkan."Apa bayinya baik-baik saja?"tanya Mawar pelan menatap suaminya. Pasalnya ini sudah lewat dari HPL dan belum ada tanda-tanda akan melahirkan.Revan mengusap perut besar Mawar lalu tersenyum."Dokter hanya bisa memperkirakan tapi tuhan yang menentukan." ucap Revan berusaha tenang tapi sebenarnya dia juga ketar ketir. Aneh sekali, hpl sudah lewat, perut Mawar juga sudah turun dengan posisi kepala sudah dijalur lahir tapi kenapa belum melahirkan juga."Tapi__""psstt_ sekarang masih mau lanjut atau kembali ke kamar?" tanya Revan menyudahi pembahasan tentang kelahiran sang anak.Mawar menunduk memandang perutnya yang besar lalu berkata pelan. "Lanjut saja." ucapnya lalu mulai kembali melangkah dibantu oleh Revan.Lima belas menit mengelilingi taman membuat tubuh Ma

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹Bab 47

    Happy Reading!Mawar mengernyit lalu membawa gelas kecil berisi cairan berwarna keruh itu ke depan hidungnya."Enghh_hueek" Mawar segera menjauhkan gelas itu lalu menatap horor ke arah nenek Hatun."Ini minyak sayur. Bagus untuk memperlancar persalinan. Biar nanti bayinya licin dan cepat keluar." ucap nenek Hatun yang kembali mendekatkan gelas kecil itu kehadapan Mawar."Tapi nek__" Mawar menghela napas lalu mengambil gelas itu. Percuma ia mendebat karena akhirnya ia pasti harus tetap meminum cairan aneh itu."uekk" Mawar mendongak berusaha menahan air matanya yang mendesak untuk keluar."Jangan cium baunya. Langsung telan saja!" tegur nenek Hatun gemas.Mawar menutup hidungnya lalu meminum minyak aneh itu dengan cepat."Ugh_huekk" Mawar menutup mulutnya berusaha menahan hasratnya untuk muntah."Minum ini!" titah nenek Hatun membuat Mawar menggeleng cepat. Sekarang ia harus minum apalagi?"Ini air gula."Mawar segera merebut gelas itu dari tangan nenek lalu meneguknya hingga tandas."

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹Bab 46

    Happy Reading!Mawar melenguh pelan kemudian membuka matanya. Tatapannya langsung melirik ke arah jam yang ada di dinding.Jam dua malam.Mawar kemudian menatap ke arah samping dan tidak menemukan suaminya di sana. Kenapa suaminya akhir-akhir ini terlihat begitu sibuk dengan pekerjaannya."Shh_hh" Mawar perlahan bangun dengan memegang perut besarnya yang sudah memasuki usia sembilan bulan."Di mana mas Revan?" gumam Mawar lalu dengan tertatih turun dari tempat tidur.Mawar merapikan pakaiannya kemudian melangkah keluar dari kamar. Keadaan rumah yang gelap membuat Mawar melangkah cepat menuju ruang kerja suaminya. Ceklek"Mas"Mawar termangu karena ternyata suaminya tidak berada di ruang kerjanya."shh" Mawar meringis karena tiba-tiba tubuhnya merinding kemudian bergegas menutup pintu ruang kerja suaminya.Mawar melangkah kembali menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Mawar langsung mencari ponselnya. Jika tidak ada di kamar atau di ruang kerjanya, maka kemungkinan besar suaminya belu

  • Menjadi Istri Tuan Revan    🌹Bab 45

    Happy Reading!Tasya tersenyum lalu melangkah memasuki dapur."Sedang apa?"Revan berbalik kaget. Ia pikir Tasya dan keluarganya sudah pulang tapi kenapa wanita itu masih di sini.Seolah mengerti kebingungan Revan, Tasya segera menjelaskan. "Nenek memintaku untuk menginap di sini."Revan diam lalu lanjut mengaduk susu yang ia buat. "Nenek bahkan memintaku untuk tinggal.""Hm." Revan segera beranjak pergi dari dapur dengan segelas susu meninggalkan Tasya yang mendengus kesal karena perkataannya tidak ditanggapi.CeklekMawar segera menutup telponnya saat suaminya datang."Siapa?" tanya Revan setelah menutup dan mengunci pintu."Arga." jawab Mawar lalu menerima segelas susu yang suaminya berikan.Setelah menghabiskan susunya, Mawar langsung meletakkan gelas di atas meja lalu menatap suaminya."Mas_""hm?""Siapa perempuan tadi?"tanya Mawar membuat Revan mendongak menatap istrinya."Kau bertanya karena penasaran atau cemburu?" tanya Revan membuat Mawar diam sesaat lalu menjawab."Aku ha

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status