Share

Bab 4. Syarat Untuk Mas Dirga

Setelah seharian berpikir ulang, mungkin aku harus lebih berjuang mengambil hati suamiku daripada hanya diam dan pasrah dengan apa yang terjadi. Orang bilang, jika seorang suami sudah terbiasa dengan masakan sang istri, secara tak langsung dia akan ketergantungan dengan kita. Aku percaya itu, jadi akan kucoba mengambil hati Mas Dirga dengan segala perhatian yang aku berikan.

Kulihat suamiku turun ke bawah dengan penampilan yang lebih segar setelah mandi. Dia masuk ke ruangan kerja ayah mertua, sesuai yang diperintahkan tadi. Kulirik masakan yang kubuat sudah matang, lalu menyiapkannya ke meja makan.

Setelah itu aku pergi ke kamar untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan menarik di mata Mas Dirga. Tak berapa lama suamiku itu datang dengan wajah yang tidak bersahabat. Aku yang khawatir menghampiri dia.

“Ada apa, Mas? Kenapa Mas terlihat marah?” tanyaku dengan raut wajah penasaran.

“Diam kamu! Gara-gara menikahimu aku mendapatkan kesialan bertubi-tubi. Dasar wanita tak berguna!” bentaknya.

Aku sungguh tak mengerti apa yang membuat Mas Dirga begitu marah sehingga dia menghunjamkan kata-kata yang menyakitkan padaku. Akan tetapi, untuk saat ini aku mencoba untuk sabar, tak ingin memikirkan hal lain dulu. Yang terpenting sekarang, aku harus tahu apa sebenarnya yang membuatnya terlihat kesal.

“Sebenarnya ada apa, Mas? Kenapa Mas Dirga begitu marah kepadaku? Ada masalah apa?” tanyaku kembali. Mas Dirga mengacak rambutnya, dia menghela napas dengan berat.

“Ayah menginginkan anak dari kita. Kamu puas 'kan sekarang. Dia ingin kamu hamil anakku!” teriak Mas Dirga.

Aku tak bisa berkomentar, sebenarnya dari kata-kata ibu tadi pagi membuatku tak terkejut dengan apa yang diinginkan Ayah Mertua. Tapi aku tak menyangka beliau akan memintanya langsung kepada Mas Dirga. Apa yang harus kulakukan sekarang? Bagaimana aku bisa hamil kalau Mas Dirga pun enggan menyentuh tubuhku?

“Lalu apa yang Mas akan lakukan sekarang?” tanyaku. Sungguh aku begitu penasaran dengan keputusan yang akan diambilnya. Dia tersenyum menyeringai hingga membuatku heran atas reaksi Mas Dirga. Kemudian, aku memandangnya dengan alis saling bertautan.

“Ada satu jalan ....” Mas Dirga menatapku dengan serius.

“Apa, Mas?” tanyaku. Setelah itu kami sama-sama duduk dengan saling berhadapan. Aku semakin penasaran apa yang ada dalam pikiran Mas Dirga.

“Kamu bicara ke Ayah kalau kamu tidak hamil juga dalam waktu setengah tahun, aku boleh menikahi wanita lain,” ujarnya tanpa berperasaan.

“Apa, Mas bilang? Mas Dirga berniat poligami?”pekikku tak percaya.

Langit ini serasa runtuh seketika mendengar penuturan suamiku. Dia sungguh tak memikirkan perasaan istrinya ini sedikit pun. Aku benar-benar merasa terbuang sekarang. Bagi pria yang ada di hadapanku sekarang, aku begitu tak berharga sama sekali di matanya.

Haruskah aku tetap bertahan dan mengikuti keinginan suamiku?

“Apa kamu tak dengar! Aku ingin menikahi Anita. Dia kekasihku. Dengan cara seperti ini aku bisa dengan leluasa meresmikan hubungan kami. Tanpa ditentang oleh ayah. Aku akan mempunyai anak darinya. Sedangkan dengan kamu ... tak ada sedikit pun keinginanku untuk menyentuhmu. Bagaimanapun kamu merawat diri, kau tetap anak pembantu. Aku tak kan tertarik sedikit pun padamu. Biar semua orang tahu kau yang bermasalah, mereka akan berpikir kamu mandul.”

Benar saja, apa yang dikatakan Mas Dirga tak ada sedikit pun yang membuatku senang. Dia terus saja membuatku merasakan sakit yang tak berkesudahan. Mungkin harapanku agar Mas Dirga berubah mencintaiku sangat mustahil.

Kuhela napas dalam-dalam sebelum aku mengambil keputusan yang besar dalam hidupku ini.

“Baik, Mas. Aku akan mengabulkan keinginanmu. Akan kucoba berbicara dengan ayah, semoga beliau mau menerima alasanku.” Mas Dirga terlihat semringah dia tampak senang sekali saat aku menyetujui segala keinginannya. Akan tetapi, tak akan semudah itu, Mas. Aku pun punya syarat sebelum melakukannya.

“Tapi, Mas. Maaf, ada syaratnya agar aku berbicara dengan ayah,” ucapku dengan suara setenang mungkin.

Mas Dirga membelalakkan matanya. Dia begitu tampak terkejut mendengar keberanianku sekarang, apalagi sampai meminta sebuah syarat.

“Apa? Jangan macam-macam kamu. Memangnya kamu siapa bisa mengajukan syarat atas semua perintahku!” berangnya murka.

Mas Dirga mencengkeram lenganku dengan kuat, rasanya sakit sekali mendapatkan perlakuannya kasar dari suamiku ini. Akan tetapi, aku tak boleh goyah. Sebagai istri yang telah sah dinikahi, aku harus lebih kuat lagi demi tujuanku mempertahankan rumah tangga kami.

“Aku hanya mengajukan syarat yang mudah, kok, Mas. Ini adalah permintaan satu-satunya dariku selama pernikahan kita. Setelah Mas menikah dengan Mbak Anita. Kehidupan kita akan berubah seperti biasa.” Aku memandang wajah Mas Dirga, sambil mencoba menegarkan diri. Aku tak boleh terlihat lemah lagi.

“Memangnya apa syaratnya? Katakan sekarang,” tanya Mas Dirga. Dia menatapku dengan dingin.

“Syaratnya yaitu Mas Dirga harus menjadikanku layaknya seperti istri pada umumnya yang mendapatkan hak juga kewajiban. Mas Dirga pun harus menyempatkan untuk makan di rumah setiap malam," paparku melontarkan syarat pertama.

Aku menghela napas menormalkan jantungku yang berdegup kencang.

“Aku ... juga ingin Mas Dirga jangan terlalu sering bertemu dengan Mbak Anita saat waktu kerja Mas berakhir. Mas harus sering menghabiskan waktu denganku. Satu lagi Mas tak boleh lagi melakukan hubungan terlarang dengannya sampai kalian menikah nanti, aku tak ingin Mas terus menerus melakukan dosa,” terangku mengungkapkan segala syarat yang harus Mas Dirga penuhi.

“Gil* kamu, hah! Kamu mau memanfaatkanku? Kau pikir aku akan menyetujui permintaanmu itu? Tak akan, tak ada yang bisa mengatur hidupku terutama kau. Dasar wanita tak tahu diri!” tuding Mas Dirga dengan mengacungkan telunjuknya ke wajahku. Aku tak boleh gentar meski sudut hatiku pun ketakutan melihat Mas Dirga murka seakan ingin melahap apa saja.

“Aku tak kan memaksa, Mas Dirga mengabulkannya. Semuanya terserah, jika Mas tak mau memenuhi syarat yang kuberikan, aku pun tak kan mengikuti kemauanmu, Mas,” ancamku.

Apa Mas Dirga akan menerima syarat dariku demi bersama dengan kekasihnya?

Bersambung

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
Alisa, knp km tetep bertahan sm laki-laki yg sudah berzin* sm perempuan lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status