Share

Bab 6

Author: Bening Cinta
last update Last Updated: 2024-05-19 16:10:33

Keluarga mereka semua sudah pulang sejak semalam. Jadi hanya Alea dan Radit yang menginap di hotel ini.

"Mas, kita berapa hari di hotel ini?"

Tanya Alea saat mereka masih di dalam lift.

"Kamu maunya berapa lama?"Jawab Radit tanpa menatapnya, ia sibuk menatap layar ponselnya.

"Ck," Alea berdecak kesal karena Radit tak menganggapnya ada.

Radit menyimpan ponselnya ke dalam saku celana karena melihat wajah Alea yang mulai kesal.

"Kalo kamu mau kita secepatnya pulang ya kita pulang. Jika masih ingin di sini ya kita disini sampai kamu puas."

"Habis ini pulang saja. Besok Lea harus bertemu dosen pembimbing."

"Belum selesai sama skripsinya?"

"Belum, pak Nino kayaknya nggak pengen ngelulusin aku deh."

"Dia itu suka sama kamu." Mendengar perkataan Radit Alea mendengus.

"Haisss, aku udah punya Diego."

"Lalu aku apa?" Tanya Radit, hingga membuat Alea tersentak dan sadar. Saat ini ia sudah menjadi istri Radit.

Radit menatap Alea tajam, nyali Alea langsung menciut.

Dalam hatinya ia benar-benar mengumpat Maura yang tega membuatnya dalam keadaan seperti ini.

Ting.

Pintu lift terbuka, dan Radit langsung meninggalkan Alea sendiri.

Alea langsung berlari mengejar Radit.

Ia tak berani mengatakan apapun. Hanya mengikuti Radit yang sedang mengambil makanan di buffet.

Mereka makan dalam diam.

Alea dan Radit sangat akrab sebelumnya. Tapi saat ini malah Alea merasa mereka seperti orang asing.

"Mas Radit makan kaya gitu doang bisa kenyang?" Tanya Alea untuk mencairkan suasana. Alea melihat Radit hanya makan salad sayur telur rebus dan pisang saja.

"Memangnya kamu." Jawab Radit singkat sambil tersenyum mengejek melihat makanan yang Alea ambil.

"Memangnya Lea kenapa? ini makanan manusia loh normal kan makan, makanan seperti ini?"

"Makananya Memang normal, yang makan aja nggak normal. Kamu yakin bisa menghabiskannya?"

Alea menatap makanan yang ia ambil.

Ada soto daging, nasi goreng, kebab, pempek, siomay dan berbagai makanan lainnya juga kue-kue.

"Habis, memangnya kenapa?"

"Dasar rakus."

Alea mendelikkan matanya mendengar Radit mengatainya rakus.

"Rakus-rakus begini aku istrimu. Tolong jaga perasaanku."

"Istri pengganti! Lagipula untuk apa aku menjaga perasaan mu. Kau saja masih berhubungan dengan kekasihmu."

Alea hanya diam tak membalas perkataan Radit.

Ia berpikir untuk mengakhiri hubungannya dengan Diego.

Nafsu makannya seketika hilang mengingat dirinya hanya pengantin yang menggantikan kakaknya.

"Aku memang hanya pengantin pengganti." Lirih Alea pelan. Namun masih bisa di dengar oleh Radit.

"Ya." Radit mengangkat telepon dari seseorang.

"Aku di restoran hotel."

"Baiklah, aku tunggu." Radit memutuskan sambungan teleponnya dan memakan buah pisang.

Alea tak menghiraukan Radit, ia fokus menghabiskan makanannya.

"Ini pesanan Anda Tuan." Seorang pria berpakaian rapih dengan setelan jas berwarna hitam memberikan Radit paperbag berukuran kecil.

"Terimakasih, kau boleh pergi." Titahnya. Orang itu pun meninggalkan Radit.

"Radit mengeluarkan kotak berwarna biru menyala dari dalam paperbag itu dan memberikannya pada Alea.

"Apa ini?" Tanya Alea heran.

"Hadiah pernikahan untuk mu, di pakai ya." Radit membuka kotak itu dan memperlihatkan satu set perhiasan bertahtakan berlian.

Mata Alea membelalak melihat berlian didepan matanya.

"Di pakai ya." Radit mengambil cincin dan menyematkan ke jari manis Alea, ia juga mengambil gelang kalung dan anting dan Radit sendiri yang memasang kannya pada Alea.

"Mas, terimakasih."

"Sama-sama, Kamu suka?" Tanya Radit dengan senyuman manis. Alea menganggukkan kepalanya. Ia lagi-lagi menatap perhiasan yang ia pakai melalui layar ponselnya Radit.

Radit mengambil ponselnya dan membuka kamera. Ia memotret Alea yang sedang tersenyum.

"Mas. Ini pasti mahal kan?" Tanya Alea sambil terus mematut dirinya di kamera ponselnya Radit.

"Bagaimana hubungan mu dan kekasihmu setelah ini? Kau masih mau menjalani bersamanya?"

Senyum di bibir Alea jadi memudar ketika mendengar perkataan Radit.

"Lea belum tau mas." Jawab Alea singkat dengan mimik wajah badmood.

"Kamu putusin dia."

"Aku perlu waktu mas."

"Biar aku yang menjelaskan."

"Nggak usah ikut campur mas. Biar aku yang mengurus Diego."

"Mas Radit sendiri mau mengatakan pada teman-teman dosen mas Radit jika menikah dengan ku atau tidak?.

"Ya, aku akan melakukannya."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 24

    Susi terperangah mendengar Radit membentaknya terlebih di hadapan banyak orang. ia seperti di lempari kotoran di wajah nya. "Pak Radit memecat saya?" tanya Susi tak percaya. "Apa kurang jelas kata saya tadi, saya nggak bisa mentolerir perbuatan mu hari ini, pertama kamu mengintip saya dan istri saya yang sedang bercinta. kedua sekarang kamu melawan istri saya dan berbicara dengan tidak sopan. Sekarang kamu pergi dari hadapan saya dan jangan pernah kembali lagi ke kafe ini." mata radit menatap kearah citra yang berdiri di tangga. "Citra, berikan pesangon pada Susi sekarang." kata Radit lalu melambaikan tangannya memanggil pelayan lainnya. Radit tidak memperdulikan Susi yang berdiri dengan air mata berlinang. "Mau pesan apa pak Radit?" tanya pelayan pria bernama Fery. "Sayang mau pesan apa?" tanya Radit pada Alea. Alea menatap Radit datar. "Pesen yang bikin kenyang mas. apa aja, aku beneran laper." kata Alea. Radit tersenyum dan mengangguk. "Pesan nasi rawon, dan SOP kambing

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 23

    Mereka berdua turun ke bawah karena sangat lapar, tenaga mereka terkuras habis karena mereka bermain sangat lama. saat sampai di lantai bawah, mereka langsung di berikan tatapan tak biasa oleh karyawan Radit di bagian office, mereka tersenyum penuh arti menatap Radit. "Mau makan ya pak." kata Adit dengan senyum menggoda. "Kalian ngapain disini? sana kerja lagi, ini kenapa meja di giniin, nanti kalo ada pelanggan mau makan gimana? bereskan sekalian, setelah itu kembali bekerja." "Siap pak Radit." jawab mereka semua serentak. para karyawan yang perempuan tersebut menggoda Alea yang wajahnya sudah memerah. "Jangan menggoda istriku seperti itu ya kalian, kalau tidak mau aku potong gaji kalian, karena santai saat jam kerja." kata Radit bercanda. "Yaaah pak Radit, kan pak Radit yang nyuruh kita semua turun ke bawah, makanya pak, ruangannya di pasangin peredam dong." kata citra dan mereka semua tertawa. Alea menyembunyikan wajahnya di belakang bahu Radit karena malu. "Oh iya, Adit to

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 22

    Semakin lama desahan Alea semakin intens, semenjak Radit memberikan kenikmatan yang orang bilang surga dunia ini, Alea menjadi ketagihan. meskipun lelah ia ingin terus mengulanginya lagi dan lagi. Radit menggertakkan rahangnya karena menahan rudalnya yang sejak tadi sudah ingin memuntahkan cairannya. ia tidak ingin egois dan ingin membuat Alea puas terlebih dahulu. saat merasakan milik Alea semakin menjepit miliknya Radit memompa tubuhnya semakin cepat karena ia tau jika Alea akan segera mendapatkan pelepasan yang pertama. "ssshhh aaaahh masss Radit." Alea mencengkeram kuat bahu Radit hingga kukunya menancap dan membuat bahu Radit terluka.saat mendengar desahan panjang Alea dan merasakan milik Alea menjepit kuat dengan tubuh Alea yang menegang barulah Radit menyemburkan benihnya."Aaah aaah." Radit menghentakkan miliknya lebih dalam dan memuntahkan semua cairan miliknya. ia memeluk erat tubuh Alea yang sudah lemas dan berkeringat. "I love you." bisik Radit tepat di telinga Alea.

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 21

    Sesampainya di kafe, mereka langsung naik menuju ruangan Radit berada. "kamu mau pesen makan dulu nggak?" tanya Radit saat akan menaiki tangga. "nggak mas, masih kenyang." jawab Alea, saat akan menaiki tangga, Alea dan Radit bertemu dengan Susi yang baru mengantar pesanan pelanggan. "Siang pak Radit." sapa Susi dengan senyuman manisnya, tapi Radit hanya mengangguk dan tersenyum. Alea merasa tak suka dengan keramahan Susi langsung menggandeng tangan Radit. melihat hal itu Susi mencebikkan bibirnya seperti mengejek Alea. dan membuat Alea semakin geram. "sudah sayang, ayo naik." Radit merangkul bahu Alea dan mengajaknya naik keatas karena tau jika Alea sedang cemburu pada Susi. Alea mengikuti Radit menuju lantai atas. suasana hati Alea menjadi tidak baik setelah bertemu dengan Susi. Radit yang melihat bibir Alea manyun, tersenyum dan menarik kedua pipi Alea. "Kenapa manyun kaya gitu hemm, cemburu sama Susi ya." tanya Radit lalu menarik Alea masuk ke dalam ruangannya d

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 20

    Hari ini Alea sangat bosan, ia hanya bolak-balik naik turun ke lantai satu dan kembali lagi ke kamarnya di lantai 2. Alea merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan menatap jam dinding yang bertengger di atas tv menunjukan pukul 11 siang. Alea menghela nafas pelan karena tak tau harus melakukan apa untuk mengusir kebosanannya. Saat sedang menscroll sosial media nya, tiba-tiba ponselnya berdering dan tertera nama Radit di layar. Alea tersenyum senang dan langsung menekan tombol hijau. "Halo." sapa Alea. "Halo, lagi ngapain?" tanya Radit dari seberang telepon. Alea menghela nafas dan mengubah posisinya yang semula tiduran menjadi duduk. "Lea bosan dirumah mas." ucap Alea pelan. terdengar suara kekehan dari Radit. Alea menebak jika saat ini Radit sedang tertawa. "Mau aku jemput?" kata Radit. "Jemput kemana?" tanya Alea penasaran. "Ke kafe, aku baru selesai di urusan di kampus dan mau langsung ke kafe, kalo kamu mau aku jemput sekarang." "Emm, mau!" kata Alea sambil mengangguk. ia

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 19

    Pagi ini Alea terbangun dengan kondisi yang mengenaskan, tubuhnya begitu pegal-pegal karena semalam Radit meminta berkali-kali. Ia menatap Radit yang tertidur pulas dengan memeluknya. Alea tersenyum dan mengusap rahang tegas Radit. ia benar-benar tak menyangka jika bisa menjadi istri dari pria yang selama ini ia anggap kakak. Alea memutuskan untuk turun dari ranjang karena sudah risih dengan tubuhnya. ia menyingkirkan lengan kekar Radit yang memeluk perutnya secara perlahan lalu turun dari ranjang dan menuju kamar mandi dengan keadaan polos. Setelah mandi Alea memutuskan untuk turun ke bawah untuk membuat sarapan. Alea di pandu oleh art memasak nasi goreng. Ia ingin belajar bagaimana mengenyangkan perut suami melalui masakan yang ia buat dengan tangannya sendiri. Bibik tersenyum ketika melihat Radit memandang Alea dari pintu yang menghubungkan dapur dan ruang tengah. "Nona muda memasak nasi goreng spesial untuk anda Tuan." Bisik bibik pelan lalu meninggalkan pasangan pengantin bar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status