Alhura Alea umur 22 tahun seorang mahasiswi tingkat akhir harus menjadi pengantin pengganti. Karena Maura sang kakak, kabur bersama pria lain tepat di hari pernikahannya. Bagaimana Alea menjalani hidupnya setelah menikah dengan pria yang harusnya menjadi kakak iparnya yang juga menjadi dosennya?
view moreAlea tersenyum lebar menatap cermin. Ia tampak cantik menggunakan kebaya berwarna biru dengan make-up yang lumayan tebal.
Hari ini adalah hari pernikahan kakak kandungnya, Maura bersama teman masa kecilnya yang bernama Radit. Yang Alea tahu, Maura dan Radit sudah berteman sejak 10 tahun lalu.
Alea pun mengenal Radit karena mereka juga sering bermain bersama. Radit bahkan sering membantu Alea untuk menyelesaikan skripsinya. Pastii rasanya menyenangkan menjadi adik ipar Radit.
“Le,” mamanya memanggil dari arah belakang. “Panggil kakakmu, ya. Acara sudah mau dimulai.”
Alea menangguk. “Siap, Ma!”
Alea pun melangkah ke kamar hotel kakaknya yang berada di sebelah kamarnya. Acara pernikahan ini memang dilaksanakan di ballroom hotel, dan beberapa kamar disewa untuk keperluan persiapan.
“Kak?” Alea mengetuk pintu kamarnya.
Namun, Alea merasa aneh ketika melihat pintu kamar hotel itu tidak terkunci. Ia pun segera masuk.
Kamar itu kosong. Alea tidak melihat Maura dan hanya melihat kebaya pengantin teronggok di atas kasur. Alea berpikir jika Maura sedang di kamar mandi.
Ketika ingin memeriksa kamar mandi, matanya melihat ada kertas yang tertempel di cermin rias. Alea mendekati dan mengambilnya.
“Papa, Mama. Maaf Maura tidak bisa menikahi Radit. Maura mencintai pria lain. Maaf sudah membuat Mama dan Papa berada dalam kesulitan. Maura pergi.”
Deg.
Jantung Alea seolah berhenti berdetak kala membaca pesan dari Maura.
Tangannya gemetar memegang kertas itu, dan tiba-tiba air matanya tumpah.
“MAMA!”
Alea segera mencari orang tuanya di kamar sebelah. Mereka pun terkejut melihat anak itu berderai air mata.
“Ada apa, Lea? Kenapa kamu menangis. Di mana Maura?” Tanya Danu, papanya, dengan wajah panik.
Begitupun dengan istrinya.
Tanpa mengatakan apapun, Alea memberikan secarik kertas pesan dari Maura.
“Maura! Kau benar-benar ingin mempermalukan orang tuamu!” Danu meremas kertas di tangannya dengan wajah memerah karena marah.
“Ada apa pah? Kenapa dengan Maura?” Linda, mamanya, merasa bingung dengan kondisi Alea yang menangis dan suaminya yang marah.
Danu menatap istrinya dengan mata membulat.
“Anakmu itu kabur dengan laki-laki lain.”
“Apa!!! Maura! Tidak mungkin, ini tidak mungkin. Mauraa!!” Tubuh Linda limbung dan merosot ke bawah, dengan sigap Danu menahannya dan membaringkan istrinya di atas ranjang.
“Bagaimana ini pah, mama pingsan!” Tanya Alea dengan air mata menganak sungai melihat dan mama pingsan?” Alea memijat dahi Linda dengan minyak angin.
Danu hanya diam terpaku menatap tubuh istrinya diatas ranjang. Istrinya memang memiliki riwayat darah tinggi. Ia takut akan berakibat fatal jika terus memikirkan kondisi pernikahan Maura dan Radit yang terancam batal.
Lagipula mereka pasti akan sangat malu pada tamu undangan dan keluarga Radit.
“Danu, mempelai pria sudah datang.”
Ujar salah satu keluarga mereka.
“Aku akan kesana.”
“Lea, temani mama mu di sini. Papa akan menemui Radit.”
“Baik pah.”
Alea mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Maura.
Namun nomornya sudah tidak aktif.
“Tega sekali kakak sama kami, hiks hiks.” Alea menangis menatap layar ponselnya.
Perasaannya sama seperti kedua orang tuanya. Sedih, marah dan malu. Bagaimana mereka akan menghadapi pertanyaan dari para tamu undangan dan saudara. Serta bagaimana tanggapan keluarga besar Radit pada mereka. Alea tidak ingin orang tuanya disalahkan atas kejadian ini.
Danu menghampiri Radit yang sudah duduk di meja akad bersama dengan para saksi dan penghulu. Hanya tinggal menunggu dirinya dan mempelai wanitanya saja.
Danu membisikkan kata-kata di telinga Radit.
Dan Radit mengikuti langkah Danu menuju kamar dimana Alea dan Linda berada.
“Ada apa ini Om? Kenapa Tante? Dan dimana Maura?”
Tanya Radit dengan wajah bingung.
Radit melihat Alea juga menangis di samping Linda.
Melihat Danu yang hanya diam saja membuat Radit kesal.
“Om, katakan ini ada apa. Kemana Maura!” seru Radit dengan nada kesal.
“Radit, om minta maaf sama kamu. Maura kabur dengan pria lain.”
“Apa! Bagaimana bisa dia kabur dengan pria lain padahal dia tau hari ini kita akan menikah. Kenapa dia tidak membatalkan pernikahan dari kemarin. Apakah dia sengaja ingin membuatmu malu!” Dada Radit nain turun karena emosi. Ia melemparkan kopiahnya ke sembarang arah.
Mendengar suara gaduh, Linda akhirnya terbangun.
“Radit, tolong nikahi Alea.” Ujar Linda sembari berusaha untuk duduk.
Alea yang mendengar itu langsung mendelikkan matanya.
“Mah.” Ujar Alea lemah dan menggelengkan kepalanya. Air matanya kembali tumpah mendengar perkataan sang mama.
“Tolong Lea, tolong nak. Mama lebih baik mati daripada harus menanggung malu seperti ini. Tolong sayang, kamu sayang sama mama kan?” Linda menangkup wajah Alea dengan kedua tangannya.
Alea hanya terisak tak bisa berkata apapun.
Susi terperangah mendengar Radit membentaknya terlebih di hadapan banyak orang. ia seperti di lempari kotoran di wajah nya. "Pak Radit memecat saya?" tanya Susi tak percaya. "Apa kurang jelas kata saya tadi, saya nggak bisa mentolerir perbuatan mu hari ini, pertama kamu mengintip saya dan istri saya yang sedang bercinta. kedua sekarang kamu melawan istri saya dan berbicara dengan tidak sopan. Sekarang kamu pergi dari hadapan saya dan jangan pernah kembali lagi ke kafe ini." mata radit menatap kearah citra yang berdiri di tangga. "Citra, berikan pesangon pada Susi sekarang." kata Radit lalu melambaikan tangannya memanggil pelayan lainnya. Radit tidak memperdulikan Susi yang berdiri dengan air mata berlinang. "Mau pesan apa pak Radit?" tanya pelayan pria bernama Fery. "Sayang mau pesan apa?" tanya Radit pada Alea. Alea menatap Radit datar. "Pesen yang bikin kenyang mas. apa aja, aku beneran laper." kata Alea. Radit tersenyum dan mengangguk. "Pesan nasi rawon, dan SOP kambing
Mereka berdua turun ke bawah karena sangat lapar, tenaga mereka terkuras habis karena mereka bermain sangat lama. saat sampai di lantai bawah, mereka langsung di berikan tatapan tak biasa oleh karyawan Radit di bagian office, mereka tersenyum penuh arti menatap Radit. "Mau makan ya pak." kata Adit dengan senyum menggoda. "Kalian ngapain disini? sana kerja lagi, ini kenapa meja di giniin, nanti kalo ada pelanggan mau makan gimana? bereskan sekalian, setelah itu kembali bekerja." "Siap pak Radit." jawab mereka semua serentak. para karyawan yang perempuan tersebut menggoda Alea yang wajahnya sudah memerah. "Jangan menggoda istriku seperti itu ya kalian, kalau tidak mau aku potong gaji kalian, karena santai saat jam kerja." kata Radit bercanda. "Yaaah pak Radit, kan pak Radit yang nyuruh kita semua turun ke bawah, makanya pak, ruangannya di pasangin peredam dong." kata citra dan mereka semua tertawa. Alea menyembunyikan wajahnya di belakang bahu Radit karena malu. "Oh iya, Adit to
Semakin lama desahan Alea semakin intens, semenjak Radit memberikan kenikmatan yang orang bilang surga dunia ini, Alea menjadi ketagihan. meskipun lelah ia ingin terus mengulanginya lagi dan lagi. Radit menggertakkan rahangnya karena menahan rudalnya yang sejak tadi sudah ingin memuntahkan cairannya. ia tidak ingin egois dan ingin membuat Alea puas terlebih dahulu. saat merasakan milik Alea semakin menjepit miliknya Radit memompa tubuhnya semakin cepat karena ia tau jika Alea akan segera mendapatkan pelepasan yang pertama. "ssshhh aaaahh masss Radit." Alea mencengkeram kuat bahu Radit hingga kukunya menancap dan membuat bahu Radit terluka.saat mendengar desahan panjang Alea dan merasakan milik Alea menjepit kuat dengan tubuh Alea yang menegang barulah Radit menyemburkan benihnya."Aaah aaah." Radit menghentakkan miliknya lebih dalam dan memuntahkan semua cairan miliknya. ia memeluk erat tubuh Alea yang sudah lemas dan berkeringat. "I love you." bisik Radit tepat di telinga Alea.
Sesampainya di kafe, mereka langsung naik menuju ruangan Radit berada. "kamu mau pesen makan dulu nggak?" tanya Radit saat akan menaiki tangga. "nggak mas, masih kenyang." jawab Alea, saat akan menaiki tangga, Alea dan Radit bertemu dengan Susi yang baru mengantar pesanan pelanggan. "Siang pak Radit." sapa Susi dengan senyuman manisnya, tapi Radit hanya mengangguk dan tersenyum. Alea merasa tak suka dengan keramahan Susi langsung menggandeng tangan Radit. melihat hal itu Susi mencebikkan bibirnya seperti mengejek Alea. dan membuat Alea semakin geram. "sudah sayang, ayo naik." Radit merangkul bahu Alea dan mengajaknya naik keatas karena tau jika Alea sedang cemburu pada Susi. Alea mengikuti Radit menuju lantai atas. suasana hati Alea menjadi tidak baik setelah bertemu dengan Susi. Radit yang melihat bibir Alea manyun, tersenyum dan menarik kedua pipi Alea. "Kenapa manyun kaya gitu hemm, cemburu sama Susi ya." tanya Radit lalu menarik Alea masuk ke dalam ruangannya d
Hari ini Alea sangat bosan, ia hanya bolak-balik naik turun ke lantai satu dan kembali lagi ke kamarnya di lantai 2. Alea merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan menatap jam dinding yang bertengger di atas tv menunjukan pukul 11 siang. Alea menghela nafas pelan karena tak tau harus melakukan apa untuk mengusir kebosanannya. Saat sedang menscroll sosial media nya, tiba-tiba ponselnya berdering dan tertera nama Radit di layar. Alea tersenyum senang dan langsung menekan tombol hijau. "Halo." sapa Alea. "Halo, lagi ngapain?" tanya Radit dari seberang telepon. Alea menghela nafas dan mengubah posisinya yang semula tiduran menjadi duduk. "Lea bosan dirumah mas." ucap Alea pelan. terdengar suara kekehan dari Radit. Alea menebak jika saat ini Radit sedang tertawa. "Mau aku jemput?" kata Radit. "Jemput kemana?" tanya Alea penasaran. "Ke kafe, aku baru selesai di urusan di kampus dan mau langsung ke kafe, kalo kamu mau aku jemput sekarang." "Emm, mau!" kata Alea sambil mengangguk. ia
Pagi ini Alea terbangun dengan kondisi yang mengenaskan, tubuhnya begitu pegal-pegal karena semalam Radit meminta berkali-kali. Ia menatap Radit yang tertidur pulas dengan memeluknya. Alea tersenyum dan mengusap rahang tegas Radit. ia benar-benar tak menyangka jika bisa menjadi istri dari pria yang selama ini ia anggap kakak. Alea memutuskan untuk turun dari ranjang karena sudah risih dengan tubuhnya. ia menyingkirkan lengan kekar Radit yang memeluk perutnya secara perlahan lalu turun dari ranjang dan menuju kamar mandi dengan keadaan polos. Setelah mandi Alea memutuskan untuk turun ke bawah untuk membuat sarapan. Alea di pandu oleh art memasak nasi goreng. Ia ingin belajar bagaimana mengenyangkan perut suami melalui masakan yang ia buat dengan tangannya sendiri. Bibik tersenyum ketika melihat Radit memandang Alea dari pintu yang menghubungkan dapur dan ruang tengah. "Nona muda memasak nasi goreng spesial untuk anda Tuan." Bisik bibik pelan lalu meninggalkan pasangan pengantin bar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments