Share

Bab 9

Author: Bening Cinta
last update Last Updated: 2024-05-26 18:23:15

Mereka berdua makan dengan di selingi sedikit obrolan.

"Gimana skripsi mu?" Tanya Radit tanpa menatap Alea.

"Ya gitu deh, belum di ACC sama pak Nino."

"Biar besok saya yang bilang sama Nino. Setelah di ACC apa kamu mau kita pergi bulan madu?"

Uhuuk.

Uhuuk.

Mendengar perkataan Radit Alea langsung tersedak.

Radit memberikan air minum pada Alea.

"Pelan-pelan kenapa!" Ujarnya.

"Bulan madu?" Alea bergidik membayangkan dirinya pergi bulan madu dengan Radit.

"Kalo nggak mau juga nggak papa." Radit menyudahi makannya dan meninggalkan Alea sendiri di meja makan.

Ia naik kelantai atas dan masuk ke dalam kamarnya.

"Apa aku terlalu terburu-buru?" Radit bermonolog sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin.

***

Keesokan paginya Alea dan Radit berangkat ke kampus bersama-sama.

Hari ini Radit masih cuti. Namun Ia sengaja ingin datang ke kampus untuk menemui rekannya. Sedangkan Alea masih harus menemui dosen pembimbingnya.

"Mas, Lea turun duluan ya." Alea merapihkan penampilannya dan turun dari mobil Radit.

"Tunggu Le." Radit mencekal pergelangan tangan Alea.

"Ada apa mas?"

"Kamu putuskan hubungan mu dengan pacarmu itu hari ini juga."

Alea mendelikkan matanya mendengar titah Radit.

"Aku harus cari alasan apa mas?"

"Kamu bilang saja kalau kamu sudah menikah, jujur lebih baik."

"Baik mas, Lea akan mengatakannya pada Diego."

Jawab Alea lemah, ia lalu turun dari mobil dan berjalan lesu.

Radit menatap kepergian Alea sambil tersenyum.

Lalu Radit juga ikut turun dan berjalan menuju ruangan dosen.

"Loh pak Radit kok ada disini, bukannya masih cuti ya." Tanya Nino yang melihat Radit berada di ruangan dosen. Nino adalah salah satu dosen muda yang menjadi dosen pembimbing Alea.

"Saya sengaja datang kesini karena ingin minta tolong sama pak Nino supaya ACC skripsi Alea."

Nino mengernyitkan dahi nya tak paham.

"Memangnya kenapa pak?"

"Saya tau pak Nino suka sama Alea, tapi rasanya nggak etis jika pak Nino melakukan itu hanya untuk tetap bisa bersama Alea."

"Bukan begitu maksud saya pak. Baiklah saya akan ACC skripsi Alea. Kalau boleh tau memangnya kenapa pak Radit menemui saya hanya untuk mengatakan itu?"

"Karena Alea sudah men, , , ,"

"Pagi pak Radit, pagi pak Nino. Wah pengantin baru kenapa sudah berada di kampus. Bukannya pak Radit ambil cuti ya."

Sela salah satu dosen senior yang baru datang menyapa mereka.

"Saya ingin bertemu dengan pak Nino. Ya sudah, terimakasih pak Nino. Kalau begitu saya pamit dulu."

Radit meninggalkan ruangan dosen dan menuju ke parkiran. Sopir pribadi Radit membukakan pintu mobil untuk Radit.

"Kita kemana Den?" Tanya sopir pribadinya Radit.

"Ke kantor saja pak."

Radit mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Alea.

"Halo mas."

"Saya tunggu jam 1 siang di kafe Panorama. Kamu ajak pacarmu kesana dan putuskan dia disana."

"Iya mas." Alea merasa tertekan dengan perintah Radit. Bagaimana bisa tiba-tiba dirinya harus memutuskan Diego.

Padahal mereka tidak sedang ada masalah.

Tapi dirinya lebih takut jika melanggar kodratnya sebagai seorang istri.

"Ya Tuhan, kenapa hidupku jadi begini?" Alea bermonolog dan menatap langit.

"Ada apa sih Le?" Tanya Tika, teman karib Alea di kampus.

Alea hanya menyunggingkan senyumnya dan menggelengkan kepala.

"Le, kita udah berteman lama. Aku tau kalo kamu lagi punya masalah, ayolah cerita sama aku."

Tika menatap lekat mata Alea yang sepertinya tersimpan beban berat.

Lagi-lagi Alea tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku nggak papa kok. Nanti suatu saat aku pasti akan cerita sama kamu."

"Le, pliss cerita sama aku, mana tau aku bisa ngasih solusi."

"Tika, aku benar-benar belum siap. Tolong mengerti aku."

Alea merasa belum siap memberi tahukan permasalahan nya pada Tika.

"Ya udah kalo memang kamu belum siap. Tapi aku selalu siap kapanpun kamu butuh aku."

Tika merangkul pundak Alea yang duduk di sebelahnya.

"Makasih ya Tik."

Mereka memesan makanan di kantin sambil menunggu jam untuk bertemu dosen pembimbing.

"Gimana skripsi mu Tika?"

"Udah siap, mudah-mudahan langsung di ACC. Kalo sampe di coret lagi aku nggak ngerti lagi deh, aku benar-benar udah nggak punya uang lagi untuk bikin skripsi."

"Astaga, kenapa nggak bilang. Kalo butuh apa-apa bilang, nanti aku bantu."

"Aku nggak mau ngerepotin kamu, kita kan sama-sama bukan dari keluarga sultan."

"Tapi kalo cuma untuk skripsi aku bisa bantu."

"Aku nggak enak ngerepotin kamu terus."

"Kaya apa aja sih Tika."

Alea menghubungi Diego untuk mengajaknya ke kafe.

Hari ini juga Alea ingin memutuskan hubungannya dengan Diego.

Lea tidak ingin terus-terusan merasa bersalah pada Diego.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 24

    Susi terperangah mendengar Radit membentaknya terlebih di hadapan banyak orang. ia seperti di lempari kotoran di wajah nya. "Pak Radit memecat saya?" tanya Susi tak percaya. "Apa kurang jelas kata saya tadi, saya nggak bisa mentolerir perbuatan mu hari ini, pertama kamu mengintip saya dan istri saya yang sedang bercinta. kedua sekarang kamu melawan istri saya dan berbicara dengan tidak sopan. Sekarang kamu pergi dari hadapan saya dan jangan pernah kembali lagi ke kafe ini." mata radit menatap kearah citra yang berdiri di tangga. "Citra, berikan pesangon pada Susi sekarang." kata Radit lalu melambaikan tangannya memanggil pelayan lainnya. Radit tidak memperdulikan Susi yang berdiri dengan air mata berlinang. "Mau pesan apa pak Radit?" tanya pelayan pria bernama Fery. "Sayang mau pesan apa?" tanya Radit pada Alea. Alea menatap Radit datar. "Pesen yang bikin kenyang mas. apa aja, aku beneran laper." kata Alea. Radit tersenyum dan mengangguk. "Pesan nasi rawon, dan SOP kambing

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 23

    Mereka berdua turun ke bawah karena sangat lapar, tenaga mereka terkuras habis karena mereka bermain sangat lama. saat sampai di lantai bawah, mereka langsung di berikan tatapan tak biasa oleh karyawan Radit di bagian office, mereka tersenyum penuh arti menatap Radit. "Mau makan ya pak." kata Adit dengan senyum menggoda. "Kalian ngapain disini? sana kerja lagi, ini kenapa meja di giniin, nanti kalo ada pelanggan mau makan gimana? bereskan sekalian, setelah itu kembali bekerja." "Siap pak Radit." jawab mereka semua serentak. para karyawan yang perempuan tersebut menggoda Alea yang wajahnya sudah memerah. "Jangan menggoda istriku seperti itu ya kalian, kalau tidak mau aku potong gaji kalian, karena santai saat jam kerja." kata Radit bercanda. "Yaaah pak Radit, kan pak Radit yang nyuruh kita semua turun ke bawah, makanya pak, ruangannya di pasangin peredam dong." kata citra dan mereka semua tertawa. Alea menyembunyikan wajahnya di belakang bahu Radit karena malu. "Oh iya, Adit to

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 22

    Semakin lama desahan Alea semakin intens, semenjak Radit memberikan kenikmatan yang orang bilang surga dunia ini, Alea menjadi ketagihan. meskipun lelah ia ingin terus mengulanginya lagi dan lagi. Radit menggertakkan rahangnya karena menahan rudalnya yang sejak tadi sudah ingin memuntahkan cairannya. ia tidak ingin egois dan ingin membuat Alea puas terlebih dahulu. saat merasakan milik Alea semakin menjepit miliknya Radit memompa tubuhnya semakin cepat karena ia tau jika Alea akan segera mendapatkan pelepasan yang pertama. "ssshhh aaaahh masss Radit." Alea mencengkeram kuat bahu Radit hingga kukunya menancap dan membuat bahu Radit terluka.saat mendengar desahan panjang Alea dan merasakan milik Alea menjepit kuat dengan tubuh Alea yang menegang barulah Radit menyemburkan benihnya."Aaah aaah." Radit menghentakkan miliknya lebih dalam dan memuntahkan semua cairan miliknya. ia memeluk erat tubuh Alea yang sudah lemas dan berkeringat. "I love you." bisik Radit tepat di telinga Alea.

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 21

    Sesampainya di kafe, mereka langsung naik menuju ruangan Radit berada. "kamu mau pesen makan dulu nggak?" tanya Radit saat akan menaiki tangga. "nggak mas, masih kenyang." jawab Alea, saat akan menaiki tangga, Alea dan Radit bertemu dengan Susi yang baru mengantar pesanan pelanggan. "Siang pak Radit." sapa Susi dengan senyuman manisnya, tapi Radit hanya mengangguk dan tersenyum. Alea merasa tak suka dengan keramahan Susi langsung menggandeng tangan Radit. melihat hal itu Susi mencebikkan bibirnya seperti mengejek Alea. dan membuat Alea semakin geram. "sudah sayang, ayo naik." Radit merangkul bahu Alea dan mengajaknya naik keatas karena tau jika Alea sedang cemburu pada Susi. Alea mengikuti Radit menuju lantai atas. suasana hati Alea menjadi tidak baik setelah bertemu dengan Susi. Radit yang melihat bibir Alea manyun, tersenyum dan menarik kedua pipi Alea. "Kenapa manyun kaya gitu hemm, cemburu sama Susi ya." tanya Radit lalu menarik Alea masuk ke dalam ruangannya d

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 20

    Hari ini Alea sangat bosan, ia hanya bolak-balik naik turun ke lantai satu dan kembali lagi ke kamarnya di lantai 2. Alea merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan menatap jam dinding yang bertengger di atas tv menunjukan pukul 11 siang. Alea menghela nafas pelan karena tak tau harus melakukan apa untuk mengusir kebosanannya. Saat sedang menscroll sosial media nya, tiba-tiba ponselnya berdering dan tertera nama Radit di layar. Alea tersenyum senang dan langsung menekan tombol hijau. "Halo." sapa Alea. "Halo, lagi ngapain?" tanya Radit dari seberang telepon. Alea menghela nafas dan mengubah posisinya yang semula tiduran menjadi duduk. "Lea bosan dirumah mas." ucap Alea pelan. terdengar suara kekehan dari Radit. Alea menebak jika saat ini Radit sedang tertawa. "Mau aku jemput?" kata Radit. "Jemput kemana?" tanya Alea penasaran. "Ke kafe, aku baru selesai di urusan di kampus dan mau langsung ke kafe, kalo kamu mau aku jemput sekarang." "Emm, mau!" kata Alea sambil mengangguk. ia

  • Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu   Bab 19

    Pagi ini Alea terbangun dengan kondisi yang mengenaskan, tubuhnya begitu pegal-pegal karena semalam Radit meminta berkali-kali. Ia menatap Radit yang tertidur pulas dengan memeluknya. Alea tersenyum dan mengusap rahang tegas Radit. ia benar-benar tak menyangka jika bisa menjadi istri dari pria yang selama ini ia anggap kakak. Alea memutuskan untuk turun dari ranjang karena sudah risih dengan tubuhnya. ia menyingkirkan lengan kekar Radit yang memeluk perutnya secara perlahan lalu turun dari ranjang dan menuju kamar mandi dengan keadaan polos. Setelah mandi Alea memutuskan untuk turun ke bawah untuk membuat sarapan. Alea di pandu oleh art memasak nasi goreng. Ia ingin belajar bagaimana mengenyangkan perut suami melalui masakan yang ia buat dengan tangannya sendiri. Bibik tersenyum ketika melihat Radit memandang Alea dari pintu yang menghubungkan dapur dan ruang tengah. "Nona muda memasak nasi goreng spesial untuk anda Tuan." Bisik bibik pelan lalu meninggalkan pasangan pengantin bar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status