Share

Bab 7 : Tetap Menemukanmu

Penulis: Sintadevi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-28 23:15:08

Pria tersebut menyambut Aluna dengan senyuman terbaiknya. 

Aluna masih mematung. Pandangannya tak teralihkan dari pria tersebut. Hingga suara bariton pria misterius itu akhirnya memecahkan suasana.

"Halo Nona,"

"Siapa Anda?" tanya Aluna.

"Saya adalah pelayan terbaik di keluarga Kusuma. Saya sudah 20 tahun mengabdi. Perkenalkan nama saya adalah James," ucap James yang merupakan pelayan yang ditugaskan mengawasi Aluna.

"Oh baiklah. Salam kenal James. Kalau begitu saya pergi dulu," jawab Aluna. 

Namun saat ingin keluar, James menghentikan langkahnya.

"Eh, Nona kau tidak boleh kemana-mana. Aku sudah diperintahkan oleh Tuan Angga untuk menjagamu disini. Tolong kerjasamanya," pinta James.

Aluna mengerutkan dahi. Wajahnya berubah menjadi kesal. Setiap ingin pergi ada saja halang dan rintangan yang harus dilalui.

"Dasar tidak tau diri majikan kalian itu! Sudah ingin memaksaku menikah dengannya. Dan sekarang dia mau memenjarakanku dirumahnya. Dasar keparat!" umpat Aluna.

"Maaf Nona. Saya hanya menjalankan tugas saja. Jadi tolong mengertilah posisi saya," ucap James. 

"Biarkan aku keluar sebentar untuk menghirup udara segar," pinta Aluna. Dirinya tetap bersikukuh untuk keluar.

"Tapi Anda sedang demam Nona. Anda harus banyak istirahat selama dua hari agar kembali sehat."

"Siapa yang bilang aku demam. Kau lihat aku baik-baik saja kan. Aku merasa saat ini sudah sehat. Jadi biarkan aku pergi," sangkal Aluna.

"Maaf Nona. Tetap tidak bisa. Saya akan memberitahumu waktunya keluar," tolak James kembali.

Aluna akhirnya pasrah dan mengangguk, "baiklah, sekarang biarkan aku istirahat."

"Jika kau butuh sesuatu, teriak saja panggil namaku. Aku akan datang. Kalau begitu selamat beristirahat Nona," tutur James.

Aluna hanya mengangguk pelan. Tanpa menunggu James pergi, dirinya langsung menutup pintu dengan kencang. Hingga menimbulkan suara benturan yang keras.

James yang masih berada di luar pintu hanya bisa mengelus dadanya yang berdebar akibat tindakan barbar dari calon istri majikannya. 

Aluna bersandar dibalik pintu kamarnya. Seraya mengacak rambut dengan kasar. Rasa frustasi mulai melanda pikirannya. Otaknya serasa buntu. 

Namun, saat pandangannya mengarah ke jendela, wajah yang kusut berubah menjadi cerah. Senyuman terbit dari bibirnya. 

"Ya, aku harus kabur lewat jendela," gumam Aluna pelan.

Aluna segera berjalan cepat menuju jendela. Dibukanya lebar jendela yang masih tertutup. Kepalanya menatap ke bawah. Ternyata saat ini Aluna berada di lantai atas. 

Aluna memejamkan matanya. Menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Sebelum melompat, Aluna melihat ke belakang. Setelah memastikan semua aman, Aluna segera melancarkan aksinya.

Dengan perlahan tapi pasti. Akhirnya Aluna sampai di bawah. Berjalan mengendap-endap seperti tahanan yang kabur dari penjara. 

Namun nasib baik sedang tidak berpihak kepada Aluna. Saat James sudah turun ke lantai dasar. Tanpa sengaja pandangan James terarah ke luar jendela. Dirinya terhenyak kaget saat melihat Aluna sudah berada diluar dan mencoba kabur kembali.

"Astaga! Nona Alana mau kabur lagi. Jangan sampai terjadi. Bisa dimarahi Tuan Angga aku ini. Duh, aku harus menghentikannya," ucap James. Wajahnya terlihat gusar. Tanpa menunggu lama, James segera keluar untuk menghentikan Aluna.

Aluna terus berlari mencari jalan keluar. Saat menuju balkon, tatapannya tertuju pada garasi mobil. Tanpa menunggu lama Aluna segera membuka pintu salah satu mobil yang berjejer di ruang garasi. 

Saat Aluna sedang menyalakan mesin mobil, tanpa sengaja pandangannya mengarah pada James yang berlari mengejarnya. Aluna dilanda kepanikan. Namun tidak berlangsung lama. Mobil berhasil menyala dan Aluna segera menancap gas.

"Nona! Tolong jangan pergi!" teriak James.

Aluna tak menggubrisnya. Senyum kelegaan terpancar diwajahnya yang cantik jelita. Ternyata keahliannya dalam berlari mampu menyelamatkan dirinya. 

Namun semua itu tak berlangsung lama. James yang kalut segera mengambil ponsel. Dengan cepat mencari daftar kontak. Setelah menemukan kontak Angga, James segera melakukan panggilan.

****

"Baiklah mari kita lanjutkan. Buka kontrak halaman 9 item 8," ucap Angga. 

Wajahnya tampak serius membuka lembaran kertas yang ada ditangannya. Saat ini Angga sedang melakukan rapat bersama para rekannya. 

Namun satu panggilan dari James membuyarkan konsentrasinya. Tidak seperti biasanya James menelpon dirinya saat sedang bekerja. 

"Kita tutup rapat sekarang," ucap Angga dengan singkat.

Angga berjalan keluar dari ruangan rapat. Rasa penasaran seketika muncul dibenaknya. Dengan cepat Angga menekan tombol hijau. 

"Ada apa James?" tanya Angga datar.

"Maaf Tuan Angga, bila saya lancang menelpon disaat Anda sedang bekerja. Tapi ini gawat Tuan. Calon istri Anda kabur dari jendela. Dan dia saat ini keluar membawa mobil yang ada di garasi," ucap James dengan hati-hati. 

"Baiklah terima kasih sudah memberitahu saya."

Angga segera menutup sambungan telepon. Dan membuka gps yang tersambung ke mobil yang dibawa oleh Aluna. Terlihat dahinya mengerut. Pertanda Angga dalam mode serius. 

Seketika senyuman terpancar diwajahnya. Saat sudah menemukan titik lokasi keberadaan Aluna.

"Sejauh manapun kau akan pergi dariku, aku akan tetap menemukanmu Alana." 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 8 : Begitu Menyedihkan

    Angga menyambar jas yang tergantung di kursi. Memakainya dengan cepat. Sembari berjalan menuju parkiran. Langkahnya tergesa. Dengan cepat diraihnya kunci mobil yang ada di saku celana. Setelah masuk, segera saja Angga menyalakan mobil. Dan melaju meninggalkan area perusahaannya. Menekan pedal gas dengan kuat. Tatapannya tajam dan serius. Seolah siap menerkam siapa saja yang menganggunya. Tak terasa matahari telah berganti dengan rembulan malam. Bintang bertebaran di angkasa. Suasana malam yang semakin sunyi. Tak menyurutkan ambisi Aluna. Untuk terbebas dari belenggu yang diciptakan oleh sang ayah. "Akhirnya aku bisa terbebas juga dari rumah terkutuk itu. Aku harus segera pergi sejauh mungkin dari sini," monolog Aluna pada dirinya sendiri. Akan tetapi, kesenangannya tak berlangsung lama. Semakin jauh mobil yang dikendarai. Semakin dalam juga Aluna terjebak di daerah yang sepi. Didominasi oleh pepohonan rindang yang ada di samping kanan dan kiri. Tanpa satupun rumah lagi yang didap

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 9 : Lihat Saja Nanti

    "Aku Wijaya. Begitu cepat kau melupakan aku." Ya, pria tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Angga Wijaya Kusuma. Dengan hanya bermodalkan GPS, gampang sekali baginya menemukan titik lokasi Aluna. Dan disinilah dia berada. Dihadapan calon istrinya yang sedang ketakutan. "Benarkah?" tanya Aluna memastikan. Aluna mendekati Angga. Meraba setiap inci wajah Angga. Rabun ayam membuat Aluna kesulitan melihat dalam suasana gelap. "Baiklah. Bagian mana lagi yang ingin kau sentuh Nona?" tawar Angga. Aluna segera menarik tangannya dengan cepat. Wajahnya merah padam menahan malu. Untung suasana sedang gelap. Sehingga Angga tidak menyadari perubahan wajah Aluna. "Maaf Tuan Wijaya. Saya hanya ingin memastikan saja. Soalnya saya punya riwayat rabun ayam. Sehingga tidak bisa melihat dengan jelas saat gelap," ucap Aluna. Sambil mengatupkan kedua tangan. Sebagai permohonan maaf. "Baiklah. Ayo segera masuk ke dalam mobil," perintah Angga. Sebelum pergi, Angga menelpon anggotanya untuk menj

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 10 : Perasaan Bisa Ditumbuhkan

    Aluna berjalan gontai menapaki anak tangga. Menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Suasana rumah tersebut sudah sepi. Hanya ditemani oleh lampu ruang tengah yang temaram. Setelah tiba di kamar, Aluna segera membersihkan diri. Dibukanya lemari pakaian yang cukup besar. Membuat matanya yang mengantuk menjadi segar. Woah! Menakjubkan. Isi didalamnya sudah tertata rapi berbagai jenis pakaian wanita yang terlihat mahal. 'Ternyata Tuan Angga cukup baik' gumamnya dalam hati. Diraihnya satu gaun tidur satin berbahan tipis. Selesai mandi, Aluna merebahkan tubuhnya yang lelah di kasur empuk tersebut. Beberapa potongan kejadian yang baru saja dialaminya seakan menari-nari dikepala. Hingga membuat matanya sulit terpejam. 'Jika aku mengatakan yang sebenarnya, bagaimana dengan ayah dan Alana? Jika aku tidak mengatakannya, bagaimana jika ketahuan,' gumam Aluna dalam hati. Kebingungan tengah melanda pikirannya. Aluna merasa sedang dalam posisi yang serba salah. Maju kena, mundur pun kena

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-02
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 11 : Pria Liar

    Aluna menelan ludah dengan susah payah. Entah mengapa perasaan takut mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. "A-aku masih memiliki impian. Aku tidak ingin menikah muda. Dan asal kau tahu, aku memacari pria liar. Aku lari dari pernikahan karenanya," ucap Aluna dengan terbata-bata. Aluna benar-benar gugup saat ini. Dia sengaja memberikan bumbu kebohongan agar Angga segera melepaskannya. Angga terhenyak kaget. Perkataan Aluna benar-benar diluar dugaan. "Apa? Pria liar?" "Iya Tuan. Ahh!" Pekik Aluna saat Angga mendorongnya tanpa aba-aba hingga tubuhnya jatuh terpental di kasur. Dengan posisi terlentang. "Apa yang kamu lakukan Tuan?" "Apakah dia liar sepertiku?" tanya Angga. Angga menindih tubuh Aluna. Hatinya mendadak panas saat Aluna mengatakan pria liar kepadanya. Mata Angga mulai diselimuti kabut. Angga tidak peduli kondisi tubuh Aluna yang sudah be

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-02
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 12 : Kurang Cocok

    Disebuah bar yang paling terkenal di Kota London, terlihat seorang pria yang tampak kacau. Rambutnya berantakan. Kantung matanya menghitam, tanda kekurangan tidur. Serta sorot mata yang kosong menatap lurus ke depan. Diiringi musik kencang yang cukup mendebarkan dada. Pria itu adalah Angga. Ditemani segelas wine beralkohol yang aromanya menyengat. Angga meneguk secara kasar. Setiap kali minuman yang ada ditangannya habis, Angga meminta Leon untuk mengisi kembali dari botol wine yang tinggal sisa seperempat ke dalam gelasnya. Terlihat dua insan sepasang kekasih baru datang. Duduk di bangku sofa yang jaraknya tidak terlalu jauh dari hadapan Angga. Seketika pandangan Angga menatap nanar ke arah sepasang kekasih itu. Mereka tidak segan untuk saling bercumbu di depan umum. Membuat Angga yang sedang dalam pengaruh alkohol, membayangkan bahwa wanita itu adalah Aluna—calon istrinya, bersama dengan pria liar.

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-02
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 13 : Sedang Mabuk

    Angga termangu beberapa saat. Memandangi layar ponselnya yang terus menimbulkan getaran. Pertanda bahwa Aluna tidak menyerah begitu saja. Ketika panggilannya diabaikan oleh Angga. Terlihat wajah Angga tidak seperti biasanya. Matanya memancarkan setitik api kemarahan. Namun Leon tidak ingin ikut campur terlalu dalam, dengan apa yang saat ini tengah menimpa bosnya itu. Akan tetapi, segudang rasa penasaran terus datang menghampiri Leon. Saat dia tau bahwa yang menghubungi sang bos adalah calon istrinya. Mengambil sikap tegak dan penuh keberanian, Leon berusaha mencairkan situasi yang mulai memanas seperti berada dalam kobaran api. Dengan keringat bercucuran, padahal malam hari ini sangat dingin. Leon akhirnya berani memecahkan suasana. . "Kalian sebentar lagi akan segera menikah dan hidup bersama. Akan ada kesalahpahaman yang tak terhindarkan. Jelaskan saja pada Nona Alana apa yang kau inginkan, semuanya pasti

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 14 : Kenapa Harus Aku

    Aluna berdiri dengan tangan bersedekap. Tepat di depan Angga. Tatapannya sangat mengintimidasi. Terlintas suatu ide cemerlang dikepala Aluna. Membuat satu tarikan senyuman pada bibirnya. "Sekarang kau akan berguna," ucap Aluna seraya tersenyum licik, ke arah ponsel yang berada dalam genggamannya. Aluna berniat menjebak Angga yang dikira Wijaya itu. Dengan berbekal ponsel pemberiannya, Aluna akan membuat suatu fitnah keji seolah Angga yang dikira Wijaya, adalah pria liarnya. Aluna membuka ponselnya, mencari fitur kamera. Setelah itu ditariknya tubuh Angga perlahan, agar dalam posisi duduk. Dengan bersusah payah, hingga berulang kali Angga terjatuh dan kepalanya terbentur pinggiran sofa. Akhirnya Aluna berhasil juga. Angga yang sedang dalam keadaan mabuk, tidak sadar tengah diperlakukan tidak baik oleh Aluna. Aluna menarik paksa Angga hingga jatuh kedalam pelukannya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 15 : Bantulah Aku

    Ya, Angga saat ini berada di apartemen milik Leon. Sejak peristiwa tadi malam. Leon memutuskan membawa bosnya untuk pulang ke apartemennya. Leon hanya menghela napas berat. Saat Aluna pergi begitu saja, meninggalkan Angga tanpa beban, setelah puas mengambil potret dirinya dengan Angga. "Leon, bangunlah. Hei!" Angga berusaha membangunkan Leon yang tertidur pulas. Hingga suara dengkuran halus terdengar ditelinga Angga. Namun, sudah berkali-kali Angga memanggilnya untuk bangun, tetapi Leon seperti menulikan telinganya. Disebabkan kantuk yang mendera. Angga yang kesal segera melemparkan bantal tepat ke kepala Leon. Membuat Leon seketika terkejut dan langsung bangun dengan posisi terduduk. Leon memegangi kepalanya yang pusing. Rasanya baru sebentar dia tertidur. Tetapi, sudah mendapatkan gangguan dari bosnya. Kesadaran Leon perlahan mulai pulih. Seketika mendongakkan kepala melihat bosnya sudah terbangun. "Bos

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03

Bab terbaru

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 21 : Jangan Bermain-main

    "Dia saat ini ada di Brick Lane, pergilah jemput dia!" suruh Arya."Baiklah kak, terima kasih. Karena kamu sudah kembali lagi ke London, pergi dan temuilah ayah. Dia pasti sangat merindukanmu," saran Angga.Sontak saja perkataan yang baru saja terlontar dari mulut Angga, membuat Arya mendengus geli."Apakah kamu pikir pak tua itu masih ingin melihatku? Baiklah, jangan memikirkan tentang masalahku. Ayo kita minum nanti setelah kamu menjemput gadis itu. Aku yakin saat ini kamu sedang terburu-buru. Cepatlah pergi!" suruh Arya. Tanpa menjawab perkataan kakaknya, Angga menganggukan kepala dengan cepat, seraya bergegas menuju mobilnya untuk pergi menjemput Aluna di Brick Lane. Arya hanya menatap kepergian sang adik hingga mobilnya hilang saat di persimpangan jalan. Seraya tersenyum penuh arti.****Saat Angga tiba dikawasan Brick Lane, matanya memicing saat tak sengaja melihat Aluna sedang berjalan terseok-seok. An

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 20 : Benar-benar Serius

    Aluna mendengus kesal. Lantaran Arya menghentikan mobilnya secara mendadak. "Apakah kamu tau jika berhenti mendadak seperti ini sangat berbahaya!" ucap Aluna, wajahnya terlihat tertekuk. Arya menghela napas berat. Dia mulai sadar bahwa gadis yang ada dihadapannya bukanlah Alana. Namun Arya tetap berpura-pura menganggap bahwa Aluna itu adalah Alana."Alana, dengar baik-baik. Aku peringatkan kepadamu, aku tidak peduli siapa pria liarmu. Tapi caramu saat ini bertindak hanya akan mempermalukan keluarga Kusuma. Jika kamu terus bertingkah aneh dengan pria liarmu itu, aku akan memastikan, bahwa kalian berdua akan mati dengan sangat buruk, mengerti!" ucap Arya dengan sorot mata yang tajam. Suaranya terdengar berat dan penuh penekanan. Tenggorokan Aluna tercekat. Hingga membuatnya kesusahan untuk menelan salivanya. Lidahnya terasa kelu. Saat Arya yang dipikirnya adalah Angga, memberikan ancaman kepadanya. "A-aku...""Turunlah sekarang

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 19 : Mungkinkah Dia...

    Aluna terpaku, saat seseorang yang bertabrakan dengannya barusan menyebut nama kembarannya—Alana. Rasa penasaran yang tinggi, membuat Aluna membalikkan tubuhnya ke arah belakang. Aluna termangu, saat melihat seorang pria tampan mengenakan jubah tengah menatapnya dengan intens. Kerutan samar tercipta dikening Aluna. 'Apakah dia Tuan Angga? Dia sedikit tua, tapi tampan,' batin Aluna menerka-nerka. Netranya sibuk meneliti sosok pria didepannya, dari atas ke bawah, begitu sebaliknya. "Alana, kenapa kamu keluar dengan pakaian seperti ini?" Sontak saja perkataan pria yang diduga sebagai Angga oleh Aluna, membuatnya tercengang. "Apa ada yang salah dengan pakaianku?" tanya Aluna balik. Sambil melihat pakaiannya yang terlihat biasa saja, menurutnya. Saat ini Aluna memakai kaos oblong, dipadukan dengan celana jeans. Serta membalut tubuhnya dengan jaket berbulu. "Ikutlah denganku," ajak pria asing itu, sambil meraih lengan Aluna. Tanpa sengaja netranya melihat Angga, tengah

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 18 : Sedang Berakting

    "Dimana kau bertemu dengannya?" tanya Angga.Angga tidak sabar ingin mendengar jawaban yang keluar dari mulut Aluna. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Angga, membuat Aluna menghembuskan napas berat."Tadi malam dia menemuiku sewaktu dikamar. Tiba-tiba lampu padam begitu saja tanpa tahu penyebabnya. Tanpa mengetuk pintu, dia masuk begitu saja ke kamar ku. Dan kami terlibat percakapan kecil. Aku tak bisa melihat wajahnya dalam keadaan gelap. Tapi yasudahlah. Sebentar lagi juga aku akan bertemu dengan dia lagi. Kali ini aku akan tau wajahnya seperti apa," terang Aluna. Menjelaskan secara rinci perihal pertemuannya dengan calon suaminya.'Seandainya kau tahu saja. Bahwa yang disampingmu ini adalah calon suamimu yang sedang kau tunggu-tunggu,' batin Angga. Sambil menyunggingkan senyuman samar."Saat kamu bertemu dengannya nanti, tolong katakan padanya, bahwa kamu adalah pacarku. Agar dia segera memutuskan rencana pernikahan ini. Aku yakin Tuan Angg

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 17 : Pernah Bertemu

    Satu pesan masuk ternyata dari Angga yang mengaku sebagai Wijaya. Setelah membalas pesan tersebut, Aluna segera bersiap-siap. Sebelum keluar, Aluna mematut dirinya dikaca rias yang ada dikamarnya tersebut. Seulas senyuman terbit dari bibirnya yang tipis dan berwarna pink. Aluna hanya memakai bedak padat, dipadukan dengan lipbalm. Semakin menambah kecantikan alami yang tercipta diwajahnya. Aluna berjalan keluar dari kamar. Bergerak perlahan menuruni anak tangga. Sesekali matanya menatap awas. Takut bila James—pelayan rumah Angga, memergokinya keluar dengan seorang pria. Karena Angga sudah memberikan perintah kepada James, agar jangan memberikan Aluna kebebasan untuk keluar dari rumah tanpa seijinnya. Saat Aluna sudah menuruni anak tangga yang terakhir, tiba-tiba suara seseorang disampingnya membuat Aluna terlonjak kaget. "Mau kemana Nona?" "Astaga! James! Kau benar-benar ingin membuatku mati ya!" pekik Aluna sembari mengelus dadanya yang berdebar cukup kencang, lantaran terkejut.

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 16 : Memecahkan Masalah

    Terlihat beberapa potret dirinya bersama dengan Aluna yang membuat Angga terkejut. Akhirnya Angga tau, apa yang dilakukan oleh calon istrinya sehingga membuat tubuhnya terasa remuk redam."Akhirnya aku tau bagaimana kamu menjagaku tadi malam," ungkap Angga."Hehe maafkan aku. Aku tau, jika kamu berada di pihak yang sama dengan calon suamiku yang tua dan jelek itu. Bayangkan saja bagaimana ekspresinya saat melihat foto-foto itu," ucap Aluna. "Pastinya dia akan sangat marah," sela Angga.Angga tersenyum simpul. Dia akan mengikuti alur dari permainan Aluna. Sehingga Aluna akan terjebak dalam permainannya yang dibuat sendiri. Angga pastikan, bila Aluna akan menerima pernikahannya dengan senang hati."Tepat sekali. Aku tau kamu adalah orang yang sangat pengertian dan baik. Aku akan berterus terang kali ini. Aku berbohong kepada Tuan Angga dengan mengatakan bahwa aku sudah memiliki seorang pria liar. Aku ingin menjadikan itu sebagai sebuah ala

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 15 : Bantulah Aku

    Ya, Angga saat ini berada di apartemen milik Leon. Sejak peristiwa tadi malam. Leon memutuskan membawa bosnya untuk pulang ke apartemennya. Leon hanya menghela napas berat. Saat Aluna pergi begitu saja, meninggalkan Angga tanpa beban, setelah puas mengambil potret dirinya dengan Angga. "Leon, bangunlah. Hei!" Angga berusaha membangunkan Leon yang tertidur pulas. Hingga suara dengkuran halus terdengar ditelinga Angga. Namun, sudah berkali-kali Angga memanggilnya untuk bangun, tetapi Leon seperti menulikan telinganya. Disebabkan kantuk yang mendera. Angga yang kesal segera melemparkan bantal tepat ke kepala Leon. Membuat Leon seketika terkejut dan langsung bangun dengan posisi terduduk. Leon memegangi kepalanya yang pusing. Rasanya baru sebentar dia tertidur. Tetapi, sudah mendapatkan gangguan dari bosnya. Kesadaran Leon perlahan mulai pulih. Seketika mendongakkan kepala melihat bosnya sudah terbangun. "Bos

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 14 : Kenapa Harus Aku

    Aluna berdiri dengan tangan bersedekap. Tepat di depan Angga. Tatapannya sangat mengintimidasi. Terlintas suatu ide cemerlang dikepala Aluna. Membuat satu tarikan senyuman pada bibirnya. "Sekarang kau akan berguna," ucap Aluna seraya tersenyum licik, ke arah ponsel yang berada dalam genggamannya. Aluna berniat menjebak Angga yang dikira Wijaya itu. Dengan berbekal ponsel pemberiannya, Aluna akan membuat suatu fitnah keji seolah Angga yang dikira Wijaya, adalah pria liarnya. Aluna membuka ponselnya, mencari fitur kamera. Setelah itu ditariknya tubuh Angga perlahan, agar dalam posisi duduk. Dengan bersusah payah, hingga berulang kali Angga terjatuh dan kepalanya terbentur pinggiran sofa. Akhirnya Aluna berhasil juga. Angga yang sedang dalam keadaan mabuk, tidak sadar tengah diperlakukan tidak baik oleh Aluna. Aluna menarik paksa Angga hingga jatuh kedalam pelukannya.

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 13 : Sedang Mabuk

    Angga termangu beberapa saat. Memandangi layar ponselnya yang terus menimbulkan getaran. Pertanda bahwa Aluna tidak menyerah begitu saja. Ketika panggilannya diabaikan oleh Angga. Terlihat wajah Angga tidak seperti biasanya. Matanya memancarkan setitik api kemarahan. Namun Leon tidak ingin ikut campur terlalu dalam, dengan apa yang saat ini tengah menimpa bosnya itu. Akan tetapi, segudang rasa penasaran terus datang menghampiri Leon. Saat dia tau bahwa yang menghubungi sang bos adalah calon istrinya. Mengambil sikap tegak dan penuh keberanian, Leon berusaha mencairkan situasi yang mulai memanas seperti berada dalam kobaran api. Dengan keringat bercucuran, padahal malam hari ini sangat dingin. Leon akhirnya berani memecahkan suasana. . "Kalian sebentar lagi akan segera menikah dan hidup bersama. Akan ada kesalahpahaman yang tak terhindarkan. Jelaskan saja pada Nona Alana apa yang kau inginkan, semuanya pasti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status