Share

Bab 7 : Tetap Menemukanmu

Penulis: Sintadevi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-28 23:15:08

Pria tersebut menyambut Aluna dengan senyuman terbaiknya. 

Aluna masih mematung. Pandangannya tak teralihkan dari pria tersebut. Hingga suara bariton pria misterius itu akhirnya memecahkan suasana.

"Halo Nona,"

"Siapa Anda?" tanya Aluna.

"Saya adalah pelayan terbaik di keluarga Kusuma. Saya sudah 20 tahun mengabdi. Perkenalkan nama saya adalah James," ucap James yang merupakan pelayan yang ditugaskan mengawasi Aluna.

"Oh baiklah. Salam kenal James. Kalau begitu saya pergi dulu," jawab Aluna. 

Namun saat ingin keluar, James menghentikan langkahnya.

"Eh, Nona kau tidak boleh kemana-mana. Aku sudah diperintahkan oleh Tuan Angga untuk menjagamu disini. Tolong kerjasamanya," pinta James.

Aluna mengerutkan dahi. Wajahnya berubah menjadi kesal. Setiap ingin pergi ada saja halang dan rintangan yang harus dilalui.

"Dasar tidak tau diri majikan kalian itu! Sudah ingin memaksaku menikah dengannya. Dan sekarang dia mau memenjarakanku dirumahnya. Dasar keparat!" umpat Aluna.

"Maaf Nona. Saya hanya menjalankan tugas saja. Jadi tolong mengertilah posisi saya," ucap James. 

"Biarkan aku keluar sebentar untuk menghirup udara segar," pinta Aluna. Dirinya tetap bersikukuh untuk keluar.

"Tapi Anda sedang demam Nona. Anda harus banyak istirahat selama dua hari agar kembali sehat."

"Siapa yang bilang aku demam. Kau lihat aku baik-baik saja kan. Aku merasa saat ini sudah sehat. Jadi biarkan aku pergi," sangkal Aluna.

"Maaf Nona. Tetap tidak bisa. Saya akan memberitahumu waktunya keluar," tolak James kembali.

Aluna akhirnya pasrah dan mengangguk, "baiklah, sekarang biarkan aku istirahat."

"Jika kau butuh sesuatu, teriak saja panggil namaku. Aku akan datang. Kalau begitu selamat beristirahat Nona," tutur James.

Aluna hanya mengangguk pelan. Tanpa menunggu James pergi, dirinya langsung menutup pintu dengan kencang. Hingga menimbulkan suara benturan yang keras.

James yang masih berada di luar pintu hanya bisa mengelus dadanya yang berdebar akibat tindakan barbar dari calon istri majikannya. 

Aluna bersandar dibalik pintu kamarnya. Seraya mengacak rambut dengan kasar. Rasa frustasi mulai melanda pikirannya. Otaknya serasa buntu. 

Namun, saat pandangannya mengarah ke jendela, wajah yang kusut berubah menjadi cerah. Senyuman terbit dari bibirnya. 

"Ya, aku harus kabur lewat jendela," gumam Aluna pelan.

Aluna segera berjalan cepat menuju jendela. Dibukanya lebar jendela yang masih tertutup. Kepalanya menatap ke bawah. Ternyata saat ini Aluna berada di lantai atas. 

Aluna memejamkan matanya. Menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Sebelum melompat, Aluna melihat ke belakang. Setelah memastikan semua aman, Aluna segera melancarkan aksinya.

Dengan perlahan tapi pasti. Akhirnya Aluna sampai di bawah. Berjalan mengendap-endap seperti tahanan yang kabur dari penjara. 

Namun nasib baik sedang tidak berpihak kepada Aluna. Saat James sudah turun ke lantai dasar. Tanpa sengaja pandangan James terarah ke luar jendela. Dirinya terhenyak kaget saat melihat Aluna sudah berada diluar dan mencoba kabur kembali.

"Astaga! Nona Alana mau kabur lagi. Jangan sampai terjadi. Bisa dimarahi Tuan Angga aku ini. Duh, aku harus menghentikannya," ucap James. Wajahnya terlihat gusar. Tanpa menunggu lama, James segera keluar untuk menghentikan Aluna.

Aluna terus berlari mencari jalan keluar. Saat menuju balkon, tatapannya tertuju pada garasi mobil. Tanpa menunggu lama Aluna segera membuka pintu salah satu mobil yang berjejer di ruang garasi. 

Saat Aluna sedang menyalakan mesin mobil, tanpa sengaja pandangannya mengarah pada James yang berlari mengejarnya. Aluna dilanda kepanikan. Namun tidak berlangsung lama. Mobil berhasil menyala dan Aluna segera menancap gas.

"Nona! Tolong jangan pergi!" teriak James.

Aluna tak menggubrisnya. Senyum kelegaan terpancar diwajahnya yang cantik jelita. Ternyata keahliannya dalam berlari mampu menyelamatkan dirinya. 

Namun semua itu tak berlangsung lama. James yang kalut segera mengambil ponsel. Dengan cepat mencari daftar kontak. Setelah menemukan kontak Angga, James segera melakukan panggilan.

****

"Baiklah mari kita lanjutkan. Buka kontrak halaman 9 item 8," ucap Angga. 

Wajahnya tampak serius membuka lembaran kertas yang ada ditangannya. Saat ini Angga sedang melakukan rapat bersama para rekannya. 

Namun satu panggilan dari James membuyarkan konsentrasinya. Tidak seperti biasanya James menelpon dirinya saat sedang bekerja. 

"Kita tutup rapat sekarang," ucap Angga dengan singkat.

Angga berjalan keluar dari ruangan rapat. Rasa penasaran seketika muncul dibenaknya. Dengan cepat Angga menekan tombol hijau. 

"Ada apa James?" tanya Angga datar.

"Maaf Tuan Angga, bila saya lancang menelpon disaat Anda sedang bekerja. Tapi ini gawat Tuan. Calon istri Anda kabur dari jendela. Dan dia saat ini keluar membawa mobil yang ada di garasi," ucap James dengan hati-hati. 

"Baiklah terima kasih sudah memberitahu saya."

Angga segera menutup sambungan telepon. Dan membuka gps yang tersambung ke mobil yang dibawa oleh Aluna. Terlihat dahinya mengerut. Pertanda Angga dalam mode serius. 

Seketika senyuman terpancar diwajahnya. Saat sudah menemukan titik lokasi keberadaan Aluna.

"Sejauh manapun kau akan pergi dariku, aku akan tetap menemukanmu Alana." 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 56 : Tidak Pernah Memberitahuku

    Di malam yang tenang, langit tampak kelam dengan taburan bintang yang hanya sedikit menampakkan diri. Di lantai atas sebuah gedung pencakar langit yang menjadi markas besar perusahaan teknologi ternama, sebuah ruangan berlabel CEO menyala terang meski jarum jam telah menunjuk pukul sembilan malam.Angga duduk di balik meja kerjanya yang besar, bersandar lelah dengan memijat pelipis. Matanya sembab, tak hanya karena lelah, tapi juga karena pikiran yang tak kunjung usai. Tumpukan dokumen menanti untuk ditandatangani, laporan finansial perlu dianalisis, dan rapat dewan direksi masih menunggu.Di tengah heningnya ruangan, pintu terbuka perlahan. Leon, asisten pribadi sekaligus tangan kanan kepercayaannya, masuk dengan secangkir teh hangat yang mengepul lembut.“Bos,” ucap Leon sambil mendekat, nada suaranya penuh khawatir. “Jangan terlalu memaksakan diri kalau memang sedang tidak enak badan.”Angga mengangkat kepalanya, menatap Leon dengan pandangan k

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 55 : Mencuri Kamu

    Tak terasa, hari telah merangkak perlahan meninggalkan senja yang muram dan berubah menjadi malam yang dingin. Cahaya lampu kota mulai menyala satu per satu, menghiasi cakrawala dengan kelap-kelip bagaikan bintang yang turun ke bumi.Di lantai atas sebuah apartemen mewah, di salah satu kamar bernuansa hangat dan elegan, berdiri seorang wanita muda di tepi balkon. Angin malam yang lembut memainkan helaian rambut panjangnya yang tergerai, sesekali menyingkap sebagian wajahnya yang dipoles riasan tipis, menonjolkan kecantikannya yang tenang dan anggun.Tatapan matanya menerawang jauh menembus gelapnya langit malam. Ada kesedihan samar di sana. Ada rindu yang tidak terucapkan. Wajahnya begitu tenang, namun menyimpan kegelisahan yang tidak bisa disembunyikan. Siapa pun yang melihatnya akan berpikir bahwa dia adalah Aluna. Tapi tidak. Wanita itu adalah Alana—kembaran identik Aluna.Meski terlahir dari rahim yang sama, jalan hidup keduanya begitu berbeda. Aluna t

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 54 : Kamu Tidak Sendiri

    Daniel mengajak Aluna ke sebuah tempat makan sederhana yang terletak agak jauh dari pusat kota. Bukan restoran mewah yang biasa mereka datangi untuk urusan bisnis. Hari ini, Daniel ingin membicarakan sesuatu yang lebih pribadi, lebih dalam. Ia merasa ada hal-hal penting yang tak bisa dibahas di balik meja kerja atau suasana restoran yang terlalu formal. Kadang, tempat yang sederhana justru menghadirkan kenyamanan dan ketulusan yang sulit ditemukan di tempat bergengsi sekalipun.Café kecil itu berada di pinggiran kota London, tersembunyi di antara deretan toko-toko buku tua dan toko bunga klasik. Aromanya khas: campuran kopi hangat, kayu tua, dan kue kayu manis yang baru saja keluar dari oven. Aluna duduk di sudut ruangan, di balik jendela kaca yang menghadap ke jalan, menanti Daniel dengan secangkir cokelat hangat di tangan. Matanya sesekali melirik keluar, mengamati lalu lalang orang-orang yang berjalan cepat menantang angin musim gugur.Beberapa menit kemudian, Daniel muncul di depa

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 53 : Kenapa Dia Menolakku

    Setelah menyelesaikan urusannya di dalam ruangan Daniel, Aluna segera melangkah keluar dari restoran Tanpopo’s. Namun langkahnya terhenti secara mendadak.Tepat di depan pintu keluar, berdiri seseorang dengan tubuh tegap dan wajah penuh keyakinan. Angga. Pria yang sebelumnya mengaku bernama Wijaya itu kini berdiri dengan tangan terlipat di dada, menatap Aluna dengan sorot mata penuh perhitungan.Saking kagetnya, Aluna tanpa sengaja menabraknya. Tubuh mungilnya sedikit terpental ke belakang. Ia hampir jatuh, namun segera menegakkan tubuh dan menatap pria itu dengan mata membulat.“Ya Tuhan… kau?” ucap Aluna, setengah terkejut dan setengah kesal.Angga hanya menaikkan sebelah alisnya. “Kau hendak pergi ke mana? Biar aku antar,” katanya datar, seolah tidak ada kejadian berarti barusan.Namun bukannya terharu, Aluna justru memandangnya tajam. Napasnya terdengar berat, seperti menahan amarah.“Kenapa kamu ada di sini? Jangan bilang kamu menguntitku,” katanya penuh curiga.“Kalau aku bilan

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 52 : Selalu Terbuka

    Setelah selesai sarapan pagi, Aluna segera bersiap. Hari itu cuaca cukup cerah, langit tampak bersih dengan semburat jingga yang belum sepenuhnya menghilang.Ia menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan.“Ini yang terbaik, Aluna… Demi semua orang,” gumamnya pelan, seolah berusaha meyakinkan dirinya sendiri.Tak berapa lama, taksi yang ia pesan lewat aplikasi pun tiba. Dengan langkah ringan namun hati berat, Aluna masuk ke dalam mobil tersebut. Sepanjang perjalanan menuju restoran milik Daniel, pikirannya melayang-layang. Ia menatap keluar jendela, memandangi pepohonan dan orang-orang yang berlalu lalang di pinggir jalan. Semua tampak berjalan seperti biasa, seolah dunia tak peduli dengan konflik kecil yang tengah berkecamuk di hatinya.'Kalau aku tetap bekerja di sana, mungkin semuanya akan jadi rumit. Aku tidak ingin membuat masalah baru untuk orang lain,' batinnya.Sesampainya di depan restoran, taksi berhenti perlahan. Aluna

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 51 : Melupakan Sesuatu

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap malu-malu di balik tirai jendela kamar Aluna. Udara terasa segar, langit tampak biru cerah, seolah hari menjanjikan kebahagiaan. Namun, tidak bagi Aluna. Pagi yang biasanya ia sambut dengan semangat dan senyuman lebar, kali ini terasa hambar. Wajahnya kusut, matanya sembab, bibirnya mengerucut dalam diam.Ia duduk di tepi ranjang cukup lama, menatap nanar lantai kamar yang dingin. Tak ada suara, hanya detik jam dinding yang berdetak pelan seiring waktu yang terus berjalan.Biasanya, pagi adalah momen yang paling ia nantikan. Ia akan bersiap-siap pergi ke restoran Tanpopo’s, tempat ia bekerja sekaligus tempat hatinya berlabuh diam-diam. Daniel, pemilik restoran itu, bukan hanya sahabat masa kecilnya, tapi juga seseorang yang selama ini diam-diam mengisi ruang hati Aluna.Namun, malam tadi telah mengubah semuanya.Saat James mendadak masuk ke kamarnya hanya untuk mengantar black card dari Angga. Aluna masih ingat jelas bagaimana James, dengan ekspres

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status