Share

Bab 8 : Begitu Menyedihkan

Auteur: Sintadevi
last update Dernière mise à jour: 2025-04-29 11:11:52

Angga menyambar  jas yang tergantung di kursi. Memakainya dengan cepat. Sembari berjalan menuju parkiran. Langkahnya tergesa. Dengan cepat diraihnya kunci mobil yang ada di saku celana. 

Setelah masuk, segera saja Angga menyalakan mobil. Dan melaju meninggalkan area perusahaannya. Menekan pedal gas dengan kuat. Tatapannya tajam dan serius. Seolah siap menerkam siapa saja yang menganggunya. 

Tak terasa matahari telah berganti dengan rembulan malam. Bintang bertebaran di angkasa. Suasana malam yang semakin sunyi. Tak menyurutkan ambisi Aluna. Untuk terbebas dari belenggu yang diciptakan oleh sang ayah. 

"Akhirnya aku bisa terbebas juga dari rumah terkutuk itu. Aku harus segera pergi sejauh mungkin dari sini," monolog Aluna pada dirinya sendiri. 

Akan tetapi, kesenangannya tak berlangsung lama. Semakin jauh mobil yang dikendarai. Semakin dalam juga Aluna terjebak di daerah yang sepi. Didominasi oleh pepohonan rindang yang ada di samping kanan dan kiri. Tanpa satupun rumah lagi yang didapati. 

Aluna terhenyak kaget saat mendengar suara guntur di langit. Pertanda hujan akan segera turun. Membasahi bumi yang gelap. Tanpa sedikitpun cahaya rembulan menelusup masuk. Sebab tertutup oleh awan hitam dilangit malam.

Aluna segera tersadar. Bahwa saat ini dirinya telah tersesat. Saking terlenanya oleh kebebasan yang baru diraih. Sampai melupakan jalan mana yang harus diambil. 

Kaki putihnya segera menginjak rem. Seketika mobil berhenti tepat di jalan sunyi. Tanpa satupun aktifitas mobil yang lewat. Kini, Aluna benar-benar sendirian. Di tempat antah-berantah.

"Ini dimana ya. Duh kenapa aku bodoh banget sih. Malah lupa jalan," gerutu Aluna pada dirinya sendiri.

Aluna yang tengah dilanda kepanikan. Mencoba memencet layar dashboard mobil. Dia sangat bingung. Karena mobil tersebut bukan mobil biasa. Melainkan mobil yang sudah didesain dengan canggih.

"Ini gimana sih cara pake GPS-nya. Kok ribet banget," ucap Aluna yang kesal.

Aluna putus asa. Namun tetap kembali melajukan mobil. Guntur semakin kuat beradu dilangit. Kanan kiri hanyalah terdapat kegelapan. Tanpa ada satupun tanda-tanda kehidupan. Aluna baru menyadari. Telah masuk ke kawasan hutan. 

Aluna sekarang benar-benar merasa sendirian. Dilanda rasa takut yang mulai datang menyerang. Namun dengan tekad yang kuat, Aluna berusaha menemukan jalan keluar. 

Saat Aluna membelok ke arah kiri, tanpa diduga ada mobil berlawanan arah yang melaju dengan kencang. Rasa panik membuat Aluna membanting setir. Hingga mobil hilang kendali dan berakhir menabrak tumpukan kardus di pinggir jalan. Dengan cepat Aluna segera menginjak rem. Hingga decitan ban terdengar nyaring. 

Sementara Angga terus melajukan mobilnya. Mengikuti arah GPS dari mobil yang dibawa oleh Aluna. Namun dahinya mengerut saat mobil tersebut tiba-tiba berhenti di zona tidak aman. 

Angga segera menancapkan pedal gas lebih dalam lagi. Rasa khawatir mulai menyelimuti. 

Aluna memegang sisi kepalanya yang terhantuk setir mobil. Denyutan di kepala mulai terasa. Rasa pusing mulai menyerang Aluna. Membuat pandangannya menjadi buram. 

Perlahan rasa sakit mulai mereda. Aluna mencerna hal yang baru saja terjadi. 

Aluna memandangi sekitarnya. Bergegas meraih gagang pintu mobil dan membukanya. Setelah itu menutup dengan kencang. 

Aluna berdiri di kegelapan malam. Tanpa satupun cahaya. Bahkan cahaya mobil telah redup. Karena guncangan hebat yang membuat sistem mobil canggih tersebut menjadi error.

"Aku berada dimana ini. Kenapa gelap sekali. Sepertinya aku sudah tersesat terlalu jauh. Aku harus segera mencari jalan keluar," gumam Aluna. 

Namun saat ingin membuka pintu mobil. Aluna membolakan mata. Kepanikan terlihat jelas diwajahnya. Ya, mobil tersebut telah terkunci otomatis. Sebab terdeteksi adanya benturan. 

"Ahh dasar mobil sial! Penderitaanku benar-benar lengkap sekarang," murka Aluna. Sembari menendang ban mobil berkali-kali. Sekadar melampiaskan emosinya.

Ditengah kebingungan yang melanda. Akhirnya hujan turun sangat lebat. Membuat Aluna kelabakan untuk mencari tempat berlindung. 

Akhirnya Aluna menemukan kotak kardus yang cukup besar. Dia segera menutupi tubuhnya dengan kardus itu. 

"Ya Tuhan. Begitu menyedihkan nasibku. Sedari kecil aku tak pernah seberuntung Alana. Bahkan saat ini juga aku harus menanggung derita karena ulahnya," ucap Aluna sendu.

Sungguh malang nian nasibnya. Sedari kecil menjadi korban perceraian kedua orangtuanya. Namun sekarang Aluna harus menanggung beban karena saudara kembarnya. Bahkan sang ayah tidak mempunyai sedikitpun belas kasih untuknya.

Air mata Aluna menggenang di pelupuk mata. Bulir-bulir bening itu akhirnya jatuh bercampur dengan air hujan yang mulai mengguyur begitu lebat. Bahkan kardus yang menjadi tempat Aluna berlindung. Tak mampu menahan bobot air hujan yang jatuh dengan sangat deras.

Saat Aluna sudah berada di titik terendah. Tiba-tiba secercah harapan datang menghampiri. Sebuah mobil jeep berhenti tepat di sampingnya. 

Seorang pria tampan keluar. Dengan wajah penuh kekhawatiran. Tak lupa membawa sebuah payung. Untuk menghalau air hujan yang turun. Perlahan tapi pasti. Pria itu berjalan menghampiri Aluna.

Dia mengetuk kardus yang menjadi pelindung Aluna. Hingga Aluna terlonjak. 

Saat Aluna membuka kardusnya, dirinya terkejut mendapati seorang pria sedang berdiri tegak dihadapannya dengan sebuah payung. 

"Siapa kau. Tolong jangan sakiti saya!"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 9 : Lihat Saja Nanti

    "Aku Wijaya. Begitu cepat kau melupakan aku." Ya, pria tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Angga Wijaya Kusuma. Dengan hanya bermodalkan GPS, gampang sekali baginya menemukan titik lokasi Aluna. Dan disinilah dia berada. Dihadapan calon istrinya yang sedang ketakutan. "Benarkah?" tanya Aluna memastikan. Aluna mendekati Angga. Meraba setiap inci wajah Angga. Rabun ayam membuat Aluna kesulitan melihat dalam suasana gelap. "Baiklah. Bagian mana lagi yang ingin kau sentuh Nona?" tawar Angga. Aluna segera menarik tangannya dengan cepat. Wajahnya merah padam menahan malu. Untung suasana sedang gelap. Sehingga Angga tidak menyadari perubahan wajah Aluna. "Maaf Tuan Wijaya. Saya hanya ingin memastikan saja. Soalnya saya punya riwayat rabun ayam. Sehingga tidak bisa melihat dengan jelas saat gelap," ucap Aluna. Sambil mengatupkan kedua tangan. Sebagai permohonan maaf. "Baiklah. Ayo segera masuk ke dalam mobil," perintah Angga. Sebelum pergi, Angga menelpon anggotanya untuk menj

    Dernière mise à jour : 2025-04-29
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 10 : Perasaan Bisa Ditumbuhkan

    Aluna berjalan gontai menapaki anak tangga. Menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Suasana rumah tersebut sudah sepi. Hanya ditemani oleh lampu ruang tengah yang temaram. Setelah tiba di kamar, Aluna segera membersihkan diri. Dibukanya lemari pakaian yang cukup besar. Membuat matanya yang mengantuk menjadi segar. Woah! Menakjubkan. Isi didalamnya sudah tertata rapi berbagai jenis pakaian wanita yang terlihat mahal. 'Ternyata Tuan Angga cukup baik' gumamnya dalam hati. Diraihnya satu gaun tidur satin berbahan tipis. Selesai mandi, Aluna merebahkan tubuhnya yang lelah di kasur empuk tersebut. Beberapa potongan kejadian yang baru saja dialaminya seakan menari-nari dikepala. Hingga membuat matanya sulit terpejam. 'Jika aku mengatakan yang sebenarnya, bagaimana dengan ayah dan Alana? Jika aku tidak mengatakannya, bagaimana jika ketahuan,' gumam Aluna dalam hati. Kebingungan tengah melanda pikirannya. Aluna merasa sedang dalam posisi yang serba salah. Maju kena, mundur pun kena

    Dernière mise à jour : 2025-05-02
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 11 : Pria Liar

    Aluna menelan ludah dengan susah payah. Entah mengapa perasaan takut mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. "A-aku masih memiliki impian. Aku tidak ingin menikah muda. Dan asal kau tahu, aku memacari pria liar. Aku lari dari pernikahan karenanya," ucap Aluna dengan terbata-bata. Aluna benar-benar gugup saat ini. Dia sengaja memberikan bumbu kebohongan agar Angga segera melepaskannya. Angga terhenyak kaget. Perkataan Aluna benar-benar diluar dugaan. "Apa? Pria liar?" "Iya Tuan. Ahh!" Pekik Aluna saat Angga mendorongnya tanpa aba-aba hingga tubuhnya jatuh terpental di kasur. Dengan posisi terlentang. "Apa yang kamu lakukan Tuan?" "Apakah dia liar sepertiku?" tanya Angga. Angga menindih tubuh Aluna. Hatinya mendadak panas saat Aluna mengatakan pria liar kepadanya. Mata Angga mulai diselimuti kabut. Angga tidak peduli kondisi tubuh Aluna yang sudah be

    Dernière mise à jour : 2025-05-02
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 12 : Kurang Cocok

    Disebuah bar yang paling terkenal di Kota London, terlihat seorang pria yang tampak kacau. Rambutnya berantakan. Kantung matanya menghitam, tanda kekurangan tidur. Serta sorot mata yang kosong menatap lurus ke depan. Diiringi musik kencang yang cukup mendebarkan dada. Pria itu adalah Angga. Ditemani segelas wine beralkohol yang aromanya menyengat. Angga meneguk secara kasar. Setiap kali minuman yang ada ditangannya habis, Angga meminta Leon untuk mengisi kembali dari botol wine yang tinggal sisa seperempat ke dalam gelasnya. Terlihat dua insan sepasang kekasih baru datang. Duduk di bangku sofa yang jaraknya tidak terlalu jauh dari hadapan Angga. Seketika pandangan Angga menatap nanar ke arah sepasang kekasih itu. Mereka tidak segan untuk saling bercumbu di depan umum. Membuat Angga yang sedang dalam pengaruh alkohol, membayangkan bahwa wanita itu adalah Aluna—calon istrinya, bersama dengan pria liar.

    Dernière mise à jour : 2025-05-02
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 13 : Sedang Mabuk

    Angga termangu beberapa saat. Memandangi layar ponselnya yang terus menimbulkan getaran. Pertanda bahwa Aluna tidak menyerah begitu saja. Ketika panggilannya diabaikan oleh Angga. Terlihat wajah Angga tidak seperti biasanya. Matanya memancarkan setitik api kemarahan. Namun Leon tidak ingin ikut campur terlalu dalam, dengan apa yang saat ini tengah menimpa bosnya itu. Akan tetapi, segudang rasa penasaran terus datang menghampiri Leon. Saat dia tau bahwa yang menghubungi sang bos adalah calon istrinya. Mengambil sikap tegak dan penuh keberanian, Leon berusaha mencairkan situasi yang mulai memanas seperti berada dalam kobaran api. Dengan keringat bercucuran, padahal malam hari ini sangat dingin. Leon akhirnya berani memecahkan suasana. . "Kalian sebentar lagi akan segera menikah dan hidup bersama. Akan ada kesalahpahaman yang tak terhindarkan. Jelaskan saja pada Nona Alana apa yang kau inginkan, semuanya pasti

    Dernière mise à jour : 2025-05-03
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 14 : Kenapa Harus Aku

    Aluna berdiri dengan tangan bersedekap. Tepat di depan Angga. Tatapannya sangat mengintimidasi. Terlintas suatu ide cemerlang dikepala Aluna. Membuat satu tarikan senyuman pada bibirnya. "Sekarang kau akan berguna," ucap Aluna seraya tersenyum licik, ke arah ponsel yang berada dalam genggamannya. Aluna berniat menjebak Angga yang dikira Wijaya itu. Dengan berbekal ponsel pemberiannya, Aluna akan membuat suatu fitnah keji seolah Angga yang dikira Wijaya, adalah pria liarnya. Aluna membuka ponselnya, mencari fitur kamera. Setelah itu ditariknya tubuh Angga perlahan, agar dalam posisi duduk. Dengan bersusah payah, hingga berulang kali Angga terjatuh dan kepalanya terbentur pinggiran sofa. Akhirnya Aluna berhasil juga. Angga yang sedang dalam keadaan mabuk, tidak sadar tengah diperlakukan tidak baik oleh Aluna. Aluna menarik paksa Angga hingga jatuh kedalam pelukannya.

    Dernière mise à jour : 2025-05-03
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 15 : Bantulah Aku

    Ya, Angga saat ini berada di apartemen milik Leon. Sejak peristiwa tadi malam. Leon memutuskan membawa bosnya untuk pulang ke apartemennya. Leon hanya menghela napas berat. Saat Aluna pergi begitu saja, meninggalkan Angga tanpa beban, setelah puas mengambil potret dirinya dengan Angga. "Leon, bangunlah. Hei!" Angga berusaha membangunkan Leon yang tertidur pulas. Hingga suara dengkuran halus terdengar ditelinga Angga. Namun, sudah berkali-kali Angga memanggilnya untuk bangun, tetapi Leon seperti menulikan telinganya. Disebabkan kantuk yang mendera. Angga yang kesal segera melemparkan bantal tepat ke kepala Leon. Membuat Leon seketika terkejut dan langsung bangun dengan posisi terduduk. Leon memegangi kepalanya yang pusing. Rasanya baru sebentar dia tertidur. Tetapi, sudah mendapatkan gangguan dari bosnya. Kesadaran Leon perlahan mulai pulih. Seketika mendongakkan kepala melihat bosnya sudah terbangun. "Bos

    Dernière mise à jour : 2025-05-03
  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 16 : Memecahkan Masalah

    Terlihat beberapa potret dirinya bersama dengan Aluna yang membuat Angga terkejut. Akhirnya Angga tau, apa yang dilakukan oleh calon istrinya sehingga membuat tubuhnya terasa remuk redam."Akhirnya aku tau bagaimana kamu menjagaku tadi malam," ungkap Angga."Hehe maafkan aku. Aku tau, jika kamu berada di pihak yang sama dengan calon suamiku yang tua dan jelek itu. Bayangkan saja bagaimana ekspresinya saat melihat foto-foto itu," ucap Aluna. "Pastinya dia akan sangat marah," sela Angga.Angga tersenyum simpul. Dia akan mengikuti alur dari permainan Aluna. Sehingga Aluna akan terjebak dalam permainannya yang dibuat sendiri. Angga pastikan, bila Aluna akan menerima pernikahannya dengan senang hati."Tepat sekali. Aku tau kamu adalah orang yang sangat pengertian dan baik. Aku akan berterus terang kali ini. Aku berbohong kepada Tuan Angga dengan mengatakan bahwa aku sudah memiliki seorang pria liar. Aku ingin menjadikan itu sebagai sebuah ala

    Dernière mise à jour : 2025-05-04

Latest chapter

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 21 : Jangan Bermain-main

    "Dia saat ini ada di Brick Lane, pergilah jemput dia!" suruh Arya."Baiklah kak, terima kasih. Karena kamu sudah kembali lagi ke London, pergi dan temuilah ayah. Dia pasti sangat merindukanmu," saran Angga.Sontak saja perkataan yang baru saja terlontar dari mulut Angga, membuat Arya mendengus geli."Apakah kamu pikir pak tua itu masih ingin melihatku? Baiklah, jangan memikirkan tentang masalahku. Ayo kita minum nanti setelah kamu menjemput gadis itu. Aku yakin saat ini kamu sedang terburu-buru. Cepatlah pergi!" suruh Arya. Tanpa menjawab perkataan kakaknya, Angga menganggukan kepala dengan cepat, seraya bergegas menuju mobilnya untuk pergi menjemput Aluna di Brick Lane. Arya hanya menatap kepergian sang adik hingga mobilnya hilang saat di persimpangan jalan. Seraya tersenyum penuh arti.****Saat Angga tiba dikawasan Brick Lane, matanya memicing saat tak sengaja melihat Aluna sedang berjalan terseok-seok. An

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 20 : Benar-benar Serius

    Aluna mendengus kesal. Lantaran Arya menghentikan mobilnya secara mendadak. "Apakah kamu tau jika berhenti mendadak seperti ini sangat berbahaya!" ucap Aluna, wajahnya terlihat tertekuk. Arya menghela napas berat. Dia mulai sadar bahwa gadis yang ada dihadapannya bukanlah Alana. Namun Arya tetap berpura-pura menganggap bahwa Aluna itu adalah Alana."Alana, dengar baik-baik. Aku peringatkan kepadamu, aku tidak peduli siapa pria liarmu. Tapi caramu saat ini bertindak hanya akan mempermalukan keluarga Kusuma. Jika kamu terus bertingkah aneh dengan pria liarmu itu, aku akan memastikan, bahwa kalian berdua akan mati dengan sangat buruk, mengerti!" ucap Arya dengan sorot mata yang tajam. Suaranya terdengar berat dan penuh penekanan. Tenggorokan Aluna tercekat. Hingga membuatnya kesusahan untuk menelan salivanya. Lidahnya terasa kelu. Saat Arya yang dipikirnya adalah Angga, memberikan ancaman kepadanya. "A-aku...""Turunlah sekarang

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 19 : Mungkinkah Dia...

    Aluna terpaku, saat seseorang yang bertabrakan dengannya barusan menyebut nama kembarannya—Alana. Rasa penasaran yang tinggi, membuat Aluna membalikkan tubuhnya ke arah belakang. Aluna termangu, saat melihat seorang pria tampan mengenakan jubah tengah menatapnya dengan intens. Kerutan samar tercipta dikening Aluna. 'Apakah dia Tuan Angga? Dia sedikit tua, tapi tampan,' batin Aluna menerka-nerka. Netranya sibuk meneliti sosok pria didepannya, dari atas ke bawah, begitu sebaliknya. "Alana, kenapa kamu keluar dengan pakaian seperti ini?" Sontak saja perkataan pria yang diduga sebagai Angga oleh Aluna, membuatnya tercengang. "Apa ada yang salah dengan pakaianku?" tanya Aluna balik. Sambil melihat pakaiannya yang terlihat biasa saja, menurutnya. Saat ini Aluna memakai kaos oblong, dipadukan dengan celana jeans. Serta membalut tubuhnya dengan jaket berbulu. "Ikutlah denganku," ajak pria asing itu, sambil meraih lengan Aluna. Tanpa sengaja netranya melihat Angga, tengah

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 18 : Sedang Berakting

    "Dimana kau bertemu dengannya?" tanya Angga.Angga tidak sabar ingin mendengar jawaban yang keluar dari mulut Aluna. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Angga, membuat Aluna menghembuskan napas berat."Tadi malam dia menemuiku sewaktu dikamar. Tiba-tiba lampu padam begitu saja tanpa tahu penyebabnya. Tanpa mengetuk pintu, dia masuk begitu saja ke kamar ku. Dan kami terlibat percakapan kecil. Aku tak bisa melihat wajahnya dalam keadaan gelap. Tapi yasudahlah. Sebentar lagi juga aku akan bertemu dengan dia lagi. Kali ini aku akan tau wajahnya seperti apa," terang Aluna. Menjelaskan secara rinci perihal pertemuannya dengan calon suaminya.'Seandainya kau tahu saja. Bahwa yang disampingmu ini adalah calon suamimu yang sedang kau tunggu-tunggu,' batin Angga. Sambil menyunggingkan senyuman samar."Saat kamu bertemu dengannya nanti, tolong katakan padanya, bahwa kamu adalah pacarku. Agar dia segera memutuskan rencana pernikahan ini. Aku yakin Tuan Angg

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 17 : Pernah Bertemu

    Satu pesan masuk ternyata dari Angga yang mengaku sebagai Wijaya. Setelah membalas pesan tersebut, Aluna segera bersiap-siap. Sebelum keluar, Aluna mematut dirinya dikaca rias yang ada dikamarnya tersebut. Seulas senyuman terbit dari bibirnya yang tipis dan berwarna pink. Aluna hanya memakai bedak padat, dipadukan dengan lipbalm. Semakin menambah kecantikan alami yang tercipta diwajahnya. Aluna berjalan keluar dari kamar. Bergerak perlahan menuruni anak tangga. Sesekali matanya menatap awas. Takut bila James—pelayan rumah Angga, memergokinya keluar dengan seorang pria. Karena Angga sudah memberikan perintah kepada James, agar jangan memberikan Aluna kebebasan untuk keluar dari rumah tanpa seijinnya. Saat Aluna sudah menuruni anak tangga yang terakhir, tiba-tiba suara seseorang disampingnya membuat Aluna terlonjak kaget. "Mau kemana Nona?" "Astaga! James! Kau benar-benar ingin membuatku mati ya!" pekik Aluna sembari mengelus dadanya yang berdebar cukup kencang, lantaran terkejut.

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 16 : Memecahkan Masalah

    Terlihat beberapa potret dirinya bersama dengan Aluna yang membuat Angga terkejut. Akhirnya Angga tau, apa yang dilakukan oleh calon istrinya sehingga membuat tubuhnya terasa remuk redam."Akhirnya aku tau bagaimana kamu menjagaku tadi malam," ungkap Angga."Hehe maafkan aku. Aku tau, jika kamu berada di pihak yang sama dengan calon suamiku yang tua dan jelek itu. Bayangkan saja bagaimana ekspresinya saat melihat foto-foto itu," ucap Aluna. "Pastinya dia akan sangat marah," sela Angga.Angga tersenyum simpul. Dia akan mengikuti alur dari permainan Aluna. Sehingga Aluna akan terjebak dalam permainannya yang dibuat sendiri. Angga pastikan, bila Aluna akan menerima pernikahannya dengan senang hati."Tepat sekali. Aku tau kamu adalah orang yang sangat pengertian dan baik. Aku akan berterus terang kali ini. Aku berbohong kepada Tuan Angga dengan mengatakan bahwa aku sudah memiliki seorang pria liar. Aku ingin menjadikan itu sebagai sebuah ala

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 15 : Bantulah Aku

    Ya, Angga saat ini berada di apartemen milik Leon. Sejak peristiwa tadi malam. Leon memutuskan membawa bosnya untuk pulang ke apartemennya. Leon hanya menghela napas berat. Saat Aluna pergi begitu saja, meninggalkan Angga tanpa beban, setelah puas mengambil potret dirinya dengan Angga. "Leon, bangunlah. Hei!" Angga berusaha membangunkan Leon yang tertidur pulas. Hingga suara dengkuran halus terdengar ditelinga Angga. Namun, sudah berkali-kali Angga memanggilnya untuk bangun, tetapi Leon seperti menulikan telinganya. Disebabkan kantuk yang mendera. Angga yang kesal segera melemparkan bantal tepat ke kepala Leon. Membuat Leon seketika terkejut dan langsung bangun dengan posisi terduduk. Leon memegangi kepalanya yang pusing. Rasanya baru sebentar dia tertidur. Tetapi, sudah mendapatkan gangguan dari bosnya. Kesadaran Leon perlahan mulai pulih. Seketika mendongakkan kepala melihat bosnya sudah terbangun. "Bos

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 14 : Kenapa Harus Aku

    Aluna berdiri dengan tangan bersedekap. Tepat di depan Angga. Tatapannya sangat mengintimidasi. Terlintas suatu ide cemerlang dikepala Aluna. Membuat satu tarikan senyuman pada bibirnya. "Sekarang kau akan berguna," ucap Aluna seraya tersenyum licik, ke arah ponsel yang berada dalam genggamannya. Aluna berniat menjebak Angga yang dikira Wijaya itu. Dengan berbekal ponsel pemberiannya, Aluna akan membuat suatu fitnah keji seolah Angga yang dikira Wijaya, adalah pria liarnya. Aluna membuka ponselnya, mencari fitur kamera. Setelah itu ditariknya tubuh Angga perlahan, agar dalam posisi duduk. Dengan bersusah payah, hingga berulang kali Angga terjatuh dan kepalanya terbentur pinggiran sofa. Akhirnya Aluna berhasil juga. Angga yang sedang dalam keadaan mabuk, tidak sadar tengah diperlakukan tidak baik oleh Aluna. Aluna menarik paksa Angga hingga jatuh kedalam pelukannya.

  • Menjadi Pengantin Pengganti Untuk Tuan CEO   Bab 13 : Sedang Mabuk

    Angga termangu beberapa saat. Memandangi layar ponselnya yang terus menimbulkan getaran. Pertanda bahwa Aluna tidak menyerah begitu saja. Ketika panggilannya diabaikan oleh Angga. Terlihat wajah Angga tidak seperti biasanya. Matanya memancarkan setitik api kemarahan. Namun Leon tidak ingin ikut campur terlalu dalam, dengan apa yang saat ini tengah menimpa bosnya itu. Akan tetapi, segudang rasa penasaran terus datang menghampiri Leon. Saat dia tau bahwa yang menghubungi sang bos adalah calon istrinya. Mengambil sikap tegak dan penuh keberanian, Leon berusaha mencairkan situasi yang mulai memanas seperti berada dalam kobaran api. Dengan keringat bercucuran, padahal malam hari ini sangat dingin. Leon akhirnya berani memecahkan suasana. . "Kalian sebentar lagi akan segera menikah dan hidup bersama. Akan ada kesalahpahaman yang tak terhindarkan. Jelaskan saja pada Nona Alana apa yang kau inginkan, semuanya pasti

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status