Suasana makan jelas bukan suasana yang diharapkan oleh siapapun. Setidaknya oleh Eudora juga.Pasalnya saat ini, di mana di ruang makan yang megah dan luas ini, hanya ada keheningan dan juga kecanggungan antara semua orang. Baik itu sang Raja, Asteria, ataupun Eudora, mereka hanya terdiam di kursi masing-masing.Raja duduk di kursi utama dari meja makan yang panjang dan royal table itu. Lalu sang Ratu, Eudora Circe, duduk di sisi kanan meja makan Raja. Sedangkan Asteria, dia duduk di sisi kiri.'Astaga ... sebenarnya apa yang sudah terjadi saat ini? Kenapa suasana begitu menusuk seperti ini, huh?' batin Eudora dengan perasaan tertekan dan juga bingung.Ia melirik singkat lurus ke depan, ke arah Asteria duduk lebih tepatnya. Wajah Asteria begitu tenang, namun cukup dingin untuk dilihat. Ada siratan tanda ketidaksukaan di permukaan terluar wajahnya. Jelas Eudora tahu bahwa wanita itu sedang tidak puas karena Raja mengatur tempat duduk dengan begitu tiba-tiba.'Apakah dia berpikir kalau
"Yang Mulia?!"Eudora terkejut bukan main saat pemandangan indah dari langit biru penuh bintang, tiba-tiba terhalang oleh wajah tampan bak pahatan Dewa Yunani dalam cerita fantasi.Wajah Isidore yang begitu tajam dan sempurna atas semua lekukan di wajahnya. Terpahat tanpa cacat sedikitpun. Tajam dan maskulin. Penuh wibawa serta dominasi yang kuat. Sosok berkuasa hanya dari aura yang dipancarkan.Rambut tebal berwarna biru gelap, seperti langit malam yang bercahaya akibat sinar rembulan. Sepasang netra safir, berkilauan dengan segala segmen indah bak pancaran bintang-bintang. Representasi atas ketampanan yang sukar dijabarkan dengan mulut telanjang."Apa yang kau lakukan di taman kaca pribadiku, Ratu?" tanya Isidore. Raut wajah yang datar namun pandangan yang sangat mengunci.Dengan cepat, Eudora pun langsung berdiri. Tentu saja ia tak tahu bahwa kalau Raja kematiannya itu akan datang di taman kacanya ini. 'Bukankah tadi dia bersama dengan kekasihnya? Tetapi kenapa dia ada di sini?!'
"Hah! Dasar, brengsek!""Memangnya Eudora datang ke sini juga keinginannya sendiri? Dia datang ke sini sebagai tanda perdamaian antar dua Kerajaan! Bahkan dia datang seorang diri ke tempat asing yang tak pernah ia ketahui sedikitpun. Tak ada siapapun di sisinya selama menjadi Ratu di sini!""Tetapi apa tadi katanya?" decak Eudora dengan masam penuh amarah. "Hahaha ... dia bilang kalau aku akhirnya bisa menikahinya?""Sial! Memangnya apa yang bisa didapatkan menikahinya? Selama ini Eudora hanya bisa mendapatkan ketidakpedulian dan tatapan kebencian kepada siapapun! Bahkan dia menjadi penjahat juga kerana para manusia brengsek di Kerajaan sialanmu ini!"Eudora meneriakkan segala macam bentuk amarah dan ketidakpuasan saat ini. Berjalan dengan langkah cepat dengan raut wajah yang sudah ingin meledak-ledak.Tentu saja teriakannya tidak keras dan kencang. Dia masih menahan itu menjadi gumaman lirih dan teriakan amarah dalam batin. Dia tak cukup bodoh untuk mati konyol malam ini karena mengh
"?!"Jika bisa dikatakan, saat ini Eudora tampak bingung atas apa yang terjadi. Hanya ada keheningan dan tatapan heran dari Asteria, si herion dalam cerita ini."Emhh ... Yessa?" gumam Eudora,, mencoba menyadarkan lamunan Asteria yang terpaku padanya."Ah, maafkan saya, Ratu, hanya saja ... saat ini Ratu benar-benar tidak seperti biasanya," jawab Asteria sedikit canggung dan gugup."Hahaha ... benarkah?" tawa Eudora terdengar sumbang. "Banyak sekali yang mengatakan kalau aku berubah. Apakah terlihat begitu jelas, Yessa?"Tentu saja pasti ada perbedaan yang kontras. Karena keduanya adalah orang yang benar-benar berbeda.Asteria hanya bisa memegang dadanya dengan kedua tangan yang menyatu. Menatap sang Ratu dengan penuh kekhawatiran dan juga rasa heran. Saat ini saja Ratu sudah bertindak sangat jauh berbeda."Apakah terjadi sesuatu sebelumnya, Yang Mulia?" Tampaknya Asteria benar-benar khawatir."Tidak! Tidak terjadi sesuatu padaku, Yessa." Eudora juga langsung menyangkal itu dengan teg
"Astaga ... lihatlah! Bukankah mereka sangat serasi saat ini?""Ya, kau benar. Mereka sangat serasi. Yang Mulia Raja dengan Yessa, memang tak bisa dibandingkan lagi!""Siapapun yang melihat pemandangan itu, mereka pasti seperti melihat pasangan Orpheus dan Eurydice.""Hahaha ... Anda benar, Lady, mereka benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih yang kekal abadi. Seperti Orpheus dan Eurydice."Orpheus dan Eurydice adalah pasangan fenomenal yang dipercaya sebagai salah satu legenda atas cerita Dewa-Dewi Yunani. Dalam Greek, di percaya bahwa Orpheus jatuh cinta kepada seorang nimfa yang sangat cantik. Cintanya begitu murni dan abadi. Bahkan Orpheus bersumpah serta benar-benar tak memiliki cinta lain lagi setelah kematian kekasihnya itu, sang nimfa Eurydice.Eudora jelas mendengar semua itu dengan jelas. Ia langsung melihat ke arah pasangan yang kini sudah menjadi ajang pembicaraan seluruh ruangan yang megah ini.Raja dan Yessa, mereka berjalan bak seorang Raja dan Ratu. Begitu serasi
Dan memang seperti apa yang sudah Eudora kira, pesta itu juga berjalan dengan sangat baik. Entah itu dengan atau tanpa kehadiran sang Ratu, dirinya. Bahkan rasanya Eudora hanya duduk di singgasananya dengan sangat membosankan.Melihat semua orang dari atas, di mana semuanya saling bercakap dan berdansa. Tentu saja pesta adalah pesta, tak ada yang spesial baginya.Eudora hanya ditemani oleh para maid yang melayaninya. Meminum alkohol dan melihat pesta yang terus berjalan.Jangan tanyakan di mana Raja saat ini. Dia tentu bersama dengan kekasihnya. Tak hanya berdansa tetapi juga menyambut ataupun mengobrol dengan para tamu, para bangsawan yang ada. Seolah kekasihnya itu adalah sang Ratu.Ck! Jangan juga mengomentari kenapa Ratu tidak mengambil tindakan untuk berinisiatif. Sudah, Eudora sudah melakukan itu. Tetapi lagi-lagi sang Raja tak menghiraukan keberadaan sang Ratu. Dia tak melirik ataupun mengajak istrinya, Ratu, untuk menemaninya.'Yeahh ... yang terpenting adalah aku tidak menimb
Eudora masih terpikirkan oleh apa yang baru saja terjadi padanya beberapa menit yang lalu. Di berdansa!Dansa pertamanya. Dan itu bukan dengan sang Raja, melainkan dengan pemeran utama kedua cerita ini.Tetapi ada satu hal yang masih membuat Eudora tak bisa mengerti. Yaitu pria itu, Zagreus Alcazar, selama berdansa dengannya, Zagreus terus saja menatapnya. Mengunci inderanya dengan sangat kuat.Tak ada tanda-tanda hal yang bisa dibaca, tetapi Eudora merasa seperti sedang diperingatkan akan sesuatu. Sebuah peringatan keras."Haaahh ... benar-benar," gumam Eudora lirih. "Dia benar-benar sangat aneh!"Dengan cepat, Eudora langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia ingin mengenyahkan pikirannya tentang pria pemeran utama kedua itu."Apakah kau sesenang itu, Ratu?"Seketika Eudora yang sudah kembali ke tempat duduknya, serta menikmati rum yang terbaik, diganggu begitu saja oleh sosok yang tak ingin ia ajak bicara saat ini. Sang Raja.'Kenapa bajingan ini menghampiriku? Apa dia menin
Warning! Mature Area ...!!—————Perasaan Eudora saat ini benar-benar tak menentu. Bahkan rasanya ia sudah amat sangat murka dan kesal.Harga dirinya sudah sangat terlukai. Tentu saja, semua itu adalah pernyataan provokatif Isidore yang begitu menyebalkan."Ck! Bajingan itu!" decak masam Eudora yang sudah kembali ke kamarnya.Persetan dengan ketidaksopanan karena sudah kembali sebelum pesta berakhir. Bahkan meninggalkan sang Raja begitu saja tadi.Hatinya begitu perih. Setiap kata yang dikatakan oleh Raja tadi sungguh menyakitinya. Semua hinaan itu ... adalah hinaan yang juga ia dengar saat menjadi Mariane.Di tengah-tengah ruangan yang temaram, Eudora kini berjalan ke arah cermin miliknya. Menatap sebuah pantulan bayangan atas rupa raga yang kini ia tempati.Eudora Circe."Kau benar-benar memiliki kehidupan yang sama dengan ku," desis Eudora lirih. Emosi yang kosong seolah menyatakan bahwa ia sudah lelah."Kehidupan menjijikan dan membosankan," imbuhnya lagi.Pun kapalanya sudah mula