Share

Dokumen rahasia

Author: Rafasya
last update Huling Na-update: 2025-09-18 07:12:36

“Bibi?” suara itu lirih namun tegas, keluar dari mulut Zavier yang belakangan ini dingin.

Ruby yang semula terpejam perlahan membuka matanya. Cahaya lampu jalan menyingkap wajahnya yang dulu gempal, kini jauh lebih kurus, pucat, dan penuh keriput.

Sekilas, dia seperti tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tatapannya kabur, namun begitu menancap pada sosok pria muda berpakaian formal dengan jas mewah di hadapannya.

“Za … Zavier … kau masih hidup?” Ruby terperanjat, suaranya bergetar, tubuhnya ikut gemetar.

Dia terduduk, matanya melebar tak percaya. “Ini benar-benar kau? Bibi pikir … kau sudah tiada, semua orang bilang kau mati di dalam ruang bawah tanah itu.”

Zavier menunduk sedikit, menatap lekat wajah lusuh bibinya. Ada gurat kesedihan dan kasih yang tak pernah hilang dari sorot mata itu.

“Iya, Bibi. Aku masih hidup. Tuhan … belum mengizinkanku mati.” Napasnya tercekat, lalu tatapannya beralih pada tubuh Ruby yang kotor, baju lusuh, tangan gemetar.

“Kenapa Bibi bisa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Harus selamat!

    Keesokan harinya.Tuan Ferdian duduk di kursi belakang dengan wajah serius, tangannya menggenggam map berisi laporan keuangan terbaru. Dalam pikirannya hanya ada satu tujuan: memastikan Anderson Corporation berjalan sebagaimana mestinya setelah beberapa hari ini dipercayakan pada Zavier.Meski ia bangga dengan kecerdasan putranya, Ferdian tahu dunia bisnis tidak pernah ramah. Penuh tipu muslihat, perang licik, dan permainan kotor yang bisa menjerat siapa saja yang lengah. Zavier harus terus diawasi. Jika tidak, satu langkah salah saja bisa membuat Anderson hancur, batinnya.Namun, di tengah perjalanan, rasa nyeri tiba-tiba menjalar dari pelipis ke seluruh kepalanya. Ferdian mengerutkan dahi, tangannya refleks memijat sisi kanan kepalanya. Rasa pusing itu semakin kuat, hingga membuat penglihatannya sedikit kabur.“Pak, apakah Anda baik-baik saja?” tanya sopir yang sesekali menoleh lewat kaca spion.Ferdian menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Tangannya hampir saja meraih po

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Lebih baik mati daripada berkhianat!

    Horis akhirnya sampai di sebuah gedung rahasia yang dari luar tampak biasa saja, namun di dalamnya menyimpan aset yang bisa membeli seluruh isi dunia.Ia turun dari mobil, menoleh ke kanan dan kiri dengan tatapan tajam. Ada hawa aneh yang sempat membuat bulu kuduknya meremang.“Hanya perasaanku saja,” gumamnya sambil menepuk dada.Setelah memastikan benar-benar aman, ia meraih sebuah tombol kecil tersembunyi di dinding. Begitu ditekan, pintu besi tebal bergeser perlahan dengan suara berat, lalu menutup otomatis di belakangnya. Tidak ada seorang pun bisa masuk tanpa mengetahui tombol rahasia itu.Di dalam, suasananya hening. Hanya suara langkah kakinya dan nyala api korek saat ia menyalakan sebatang rokok. Asap tipis mengepul di udara, menemaninya menelusuri rak-rak besi yang penuh dengan berkas dan kotak penyimpanan. Jemarinya menyusuri map satu per satu dengan sabar.“Aha!” serunya akhirnya, menemukan Dokumen Saham & Kepemilikan Perusahaan Offshore yang dicari. Ia menepuk map itu den

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Dokumen rahasia

    “Bibi?” suara itu lirih namun tegas, keluar dari mulut Zavier yang belakangan ini dingin.Ruby yang semula terpejam perlahan membuka matanya. Cahaya lampu jalan menyingkap wajahnya yang dulu gempal, kini jauh lebih kurus, pucat, dan penuh keriput. Sekilas, dia seperti tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tatapannya kabur, namun begitu menancap pada sosok pria muda berpakaian formal dengan jas mewah di hadapannya.“Za … Zavier … kau masih hidup?” Ruby terperanjat, suaranya bergetar, tubuhnya ikut gemetar. Dia terduduk, matanya melebar tak percaya. “Ini benar-benar kau? Bibi pikir … kau sudah tiada, semua orang bilang kau mati di dalam ruang bawah tanah itu.”Zavier menunduk sedikit, menatap lekat wajah lusuh bibinya. Ada gurat kesedihan dan kasih yang tak pernah hilang dari sorot mata itu. “Iya, Bibi. Aku masih hidup. Tuhan … belum mengizinkanku mati.” Napasnya tercekat, lalu tatapannya beralih pada tubuh Ruby yang kotor, baju lusuh, tangan gemetar. “Kenapa Bibi bisa

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Sebuah rencana

    “Apa kau menyukainya, hem?” Ferdian mencondongkan tubuh, matanya menyipit mengamati putranya. Zavier menelan ludah, menutup mata sejenak seolah menenggelamkan sesuatu yang sakit pada masa lalu. Saat dia berbicara, suaranya rata dan terkendali. “Itu hanya bagian dari masa lalu, sekarang tidak penting lagi.”Ferdian mengangguk pelan, lalu tersenyum tipis. “Oh iya.”Zavier mengangkat bahu, matanya kembali menyala oleh tekad. “Iya. Sekarang tujuanku hanya satu. Menghancurkan seluruh keluarga Willson tanpa terkecuali.”Di sudut ruangan, skema dan foto-foto yang menempel tampak seperti peta medan perang. Ferdian menghisap cerutunya, asapnya berputar lembut ke atas seakan menambah dramatis suasana.“Hmm, bagus. Wanita sepertinya banyak sekali di muka bumi. Ayah akan carikan satu yang terbaik untukmu,” ia berujar setengah bercanda.Suasana kembali serius. Ferdian menepuk meja, lalu menunjuk foto-foto. “Mari kita bicarakan urutan,” ucapnya. “Kau bilang ingin menghancurkan mereka semua. Kita

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Ancaman

    “Siapa yang kau panggil pelayan?” tanya Zavier datar, suaranya dalam dan tenang, tapi sorot matanya menusuk tajam seperti bilah pisau yang siap menebas kapan saja.Mark maju setengah langkah, wajahnya menegang. “Tentu saja dirimu. Kau tidak perlu berpura-pura lagi. Aku tau kau si pelayan.” Nada suaranya penuh ejekan, seolah ingin menginjak harga diri Zavier di hadapan Eliza.Zavier menahan napasnya sejenak, lalu perlahan mengangkat dagu, senyum dingin tersungging di bibirnya. “Maaf, Tuan Mark,” ucapnya tenang namun penuh tekanan, “tapi aku tidak mengenalmu. Oh ya … mungkin kenal, tapi aku benar-benar tidak ingat. Aku mengalami kecelakaan parah yang membuatku lupa sebagian ingatan.”Kata-kata itu membuat lorong hotel yang sepi seolah membeku. Eliza terbelalak, kedua tangannya menutup mulut. Pandangannya menelusuri wajah Zavier, berusaha menemukan kebenaran di balik ucapannya. Lupa ingatan? Jadi itu sebabnya dia terlihat begitu berbeda … pikirnya, hatinya bergetar antara lega dan sed

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Kau mengenalku, Nona?

    “Zavier … ini benar-benar kau?” suara Eliza bergetar di sela musik waltz yang mengalun lembut. Dia menatap lurus ke dalam manik mata biru Zavier, mencari kehangatan lama yang pernah dia kenal.Namun Zavier hanya menatapnya datar, seolah wajah di hadapannya adalah orang asing. “Kau mengenalku?” tanyanya pelan dan dingin.Senyum di bibir Eliza langsung pudar. Dia tertegun, jantungnya seakan diremas. “A-apa maksudmu? Ini aku, Eliza. Kau sungguh tidak mengenaliku?”Zavier mengangkat alis tipis, memiringkan kepala sedikit, seolah berpikir keras. “Eliza …? Aku rasa, aku tidak pernah mengenal seorang Eliza.” Suaranya lirih, namun tajam menusuk, seperti pisau yang dipelintir di dada Eliza.“Eliza Willson,” gumamnya, berusaha menahan air mata yang menggenang. “Zavier … jangan bercanda seperti ini. Aku minta maaf, aku menyesal atas semua yang terjadi dulu, sungguh.”“Tapi aku tidak mengenalmu, Nona.“Deg!“Tidak. Kau pasti sedang berpura-pura. Kau masih marah padaku, kan?“Langkah dansa merek

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status