Share

Uhuk-uhuk

Penulis: Rafasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-27 16:15:54

Setelah cukup lama Zavier mengkompres kening Eliza, akhirnya demam wanita itu menurun. Dia membenarkan selimut wanita itu, hendak beranjak keluar, tapi tiba-tiba pergelangan tangannya ditarik lembut.

Tubuhnya kehilangan keseimbangan, hingga ia nyaris terjatuh menimpa Eliza.

“Akhh!”

“Z-zavier ...” bisik Eliza, suara yang lirih tapi menggetarkan. “Aku kesepian ... temani aku Zavier.”

Zavier menahan napas. Pandangan mereka bertemu. Ada guratan emosi di mata hazel Eliza yang membuatnya membeku.

“Nyonya ...” suara Zavier pelan, seperti bisikan angin. “Anda masih belum pulih. Istirahatlah ...”

Namun Eliza hanya menatapnya, tatapan yang seolah berkata jangan pergi. Ujung jarinya menyentuh pipi Zavier, membuat lelaki itu hampir gemetar.

Zavier menarik napas dalam, lalu dengan hati-hati menarik selimut lebih tinggi, menutupi tubuh Eliza. “Saya di luar ... kalau Anda butuh sesuatu, panggil saja,” ucapnya lembut, tapi tegas.

***

Pukul 23:30.

Malam semakin larut. Lampu gantung di ruang tengah me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Perhatian Eliza

    “WOAH, bagus sekali. Seorang istri majikan memeluk pelayan?”Suara sarkas itu menghentak udara. Eliza dan Zavier serempak menoleh, tubuh mereka terlonjak kaget. Eliza segera melepaskan pelukannya, wajahnya pucat pasi.“M-Mommy?!” ucapnya tergagap.Darisa berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya menyipit tajam menatap mereka berdua.“Aku hanya butuh udara segar dan ... sedikit pelukan,” gumam Eliza mencoba tenang.“Tentu saja, udara segar dan pelukan pelayan pria. Sangat menyegarkan, bukan?” ejek Darisa dengan senyum mengejek yang menusuk.Zavier menunduk, nyaris tak bisa bernapas. Dia berdiri kaku beberapa detik setelah melihat Darisa.“Kau, pelayan! Beraninya memeluk menantuku!”“Aku ... aku hanya ingin menghibur Nyonya Eliza.”Wajahnya berubah tegang, dia perlahan mundur selangkah, membungkuk sopan meski gugup.“Maafkan saya, Nyonya … saya permisi dulu.”Tanpa menunggu jawaban, Zavier berbalik dan melangkah cepat menjauh dari taman, menyisakan Eliza yang masih terpaku di temp

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Mark selingkuh?

    “Apa yang ingin Mommy bicarakan denganku?”Eliza duduk di sofa ruang tamu dengan secangkir teh yang tak kunjung ia sentuh. Di hadapannya, Darisa—menatap tanpa senyum, jemarinya yang berhiaskan berlian mengetuk-ngetuk lengan kursi dengan pelan.“Sudah hampir dua tahun kalian menikah,” ucap Darisa, datar. “Kapan aku bisa menimang cucu, Eliza?”Pertanyaan itu meluncur seperti pisau. Eliza menunduk, menyembunyikan kegugupan dan luka yang berkecamuk di dadanya.“Aku sudah berusaha, Mom ...” bisiknya pelan.“Usaha tanpa hasil tetap kegagalan,” sahut Darisa cepat. “Mark anak tunggal. Dia harus bisa memiliki seorang Pewaris. Jika kau tak bisa memberinya keturunan, aku akan bicara padanya. Banyak wanita muda di luar sana yang siap menggantikan posisimu, Eliza.”Deg!Ucapan itu menghantam seperti gelombang besar menghantam karang. Eliza menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata. Namun sebelum ia sempat membalas, suara mobil terdengar dari luar. Mobil hita

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Nyonya Darisa

    3 jam kemudian mereka sampai di mansion keluarga Willson. Begitu kaki Eliza melangkah ke dalam mansion, hawa dingin dan suasana tegang langsung menyergapnya. Aroma mawar dari vas kristal di sudut ruangan tak mampu menenangkan degup jantungnya. Ia baru saja ingin melepas sepatu hak tingginya, tapi tiba-tiba suara yang begitu dikenalnya menggema dari arah ruang tamu. “Eliza,” Langkah Eliza terhenti. Kepalanya menoleh perlahan. Di sana, Ibu mertuanya—Darisa, duduk dengan anggun. Wanita paruh baya itu menatapnya dengan tajam. “Mom?” Eliza mencoba tersenyum, meski bibirnya terasa kaku. “Apa, kau terkejut?” ucap Darisa, suaranya tenang namun menusuk, khas wanita berdarah bangsawan yang terbiasa memimpin banyak orang. “Ah, tidak. Aku hanya tidak menyangka Mom sudah pulang. Bagaimana kondisi Daddy?” Eliza mencoba bersikap wajar, menahan gugup. Darisa bangkit dari duduknya, kemudian dia mendekat. “Sudah jauh lebih baik. Tapi aku bosan di sana. Jadi, aku memutuskan untuk kembali ke rumah

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Ada apa dengan Mark?

    “Ka–kalian?” Eliza tercekat saat melihat dua pria berbadan tegap berseragam hitam berdiri tegap di depan vila. Wajah mereka datar.Dua pengawal kepercayaan Mark.Eliza nyaris mundur satu langkah tanpa sadar.“Mau apa kalian ke sini?” tanyanya, suaranya bergetar halus, berusaha tetap tenang meski jantungnya berdebar tak karuan.Salah satu dari mereka menjawab dengan suara berat, “Tuan Mark memerintahkan kami untuk menjemput Anda, Nyonya. Kami diminta memastikan Anda kembali ke mansion hari ini.”Darah Eliza serasa surut dari wajahnya.Mark ... tahu? Tidak mungkin. Atau mungkin?Ia cepat menggeleng dalam hati, menepis segala kemungkinan terburuk. Namun, napasnya mulai memburu. Ia menoleh sekilas ke dalam vila. Di dalam sana, kamar Zavier masih berantakan. Seprai tak rapi. Pakaian tercecer. Dan yang paling gawat: Zavier masih tertidur pulas dalam kondisi telanjang.“Baiklah ... kalian tunggu saja. Aku ... aku mau mandi dulu sebelum pergi,” ucap Eliza dengan senyum dipaksakan, berharap me

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Uhuk-uhuk

    Setelah cukup lama Zavier mengkompres kening Eliza, akhirnya demam wanita itu menurun. Dia membenarkan selimut wanita itu, hendak beranjak keluar, tapi tiba-tiba pergelangan tangannya ditarik lembut.Tubuhnya kehilangan keseimbangan, hingga ia nyaris terjatuh menimpa Eliza.“Akhh!”“Z-zavier ...” bisik Eliza, suara yang lirih tapi menggetarkan. “Aku kesepian ... temani aku Zavier.”Zavier menahan napas. Pandangan mereka bertemu. Ada guratan emosi di mata hazel Eliza yang membuatnya membeku. “Nyonya ...” suara Zavier pelan, seperti bisikan angin. “Anda masih belum pulih. Istirahatlah ...”Namun Eliza hanya menatapnya, tatapan yang seolah berkata jangan pergi. Ujung jarinya menyentuh pipi Zavier, membuat lelaki itu hampir gemetar.Zavier menarik napas dalam, lalu dengan hati-hati menarik selimut lebih tinggi, menutupi tubuh Eliza. “Saya di luar ... kalau Anda butuh sesuatu, panggil saja,” ucapnya lembut, tapi tegas.***Pukul 23:30.Malam semakin larut. Lampu gantung di ruang tengah me

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Semakin dekat

    Siang hari.Eliza berjalan pelan menyusuri bibir pantai dengan kaki telanjang. Ombak kecil datang silih berganti, menyapu kakinya.Zavier berjalan tak jauh di belakangnya, mengenakan kemeja putih lengan panjang yang dilipat hingga siku, serta celana khaki santai. Keringat mulai membasahi pelipisnya, tapi sorot matanya tetap tajam mengawasi Eliza, bukan karena tugasnya semata, tapi karena hatinya sendiri yang tak bisa berpaling.Setelah kejadian tadi pagi, lihat tanti-hentinya menatap Eliza. Sepertinya dia memang menyukai wanita itu. Tak berselang lama ...Eliza menunduk, membungkuk, dan mengambil cangkang kosong lalu memeriksanya. Dia melemparnya kembali saat tak menemukan kelomang. Sesekali dia tertawa kecil sendiri, tertarik dengan suara alam, lalu kembali mencari binatang mungil itu seperti anak kecil yang melupakan segala beban.Namun, lama-lama dia merasa tatapan itu membakar punggungnya. Dia berhenti, menoleh cepat ke belakang, dan menangkap basah Zavier yang sedang menatapnya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status