Share

Menjadi Tawanan CEO Dingin
Menjadi Tawanan CEO Dingin
Author: Camelia

Bab 1

Author: Camelia
Di dalam lingkaran sosial mereka, semua orang tahu bahwa Aura Tanjung adalah anjing penjilat Daffa Santosa. Wanita ini selalu bersikap rendah diri di hadapan Daffa.

Jadi, ketika Aura mengenakan gaun seksi dan mengetuk pintu kamar hotel Jose Alatas, pria itu pun mengangkat alisnya dengan heran.

"Kamu nggak takut Daffa tahu?" tanya Jose.

Aura terkekeh-kekeh sinis, lalu menarik Jose dan menciumnya dengan penuh inisiatif, bahkan terlalu berani. Tercium aroma samar tembakau yang cukup wangi.

Semua orang tahu Jose adalah seorang ahli dalam urusan ini. Aura memilihnya bukan tanpa alasan. Pertama karena latar belakang dan kemampuan Jose yang jauh lebih hebat daripada Daffa, jadi ini cukup untuk membuat Daffa marah.

Kedua karena Jose adalah tipe pria yang tidak pernah mempertahankan seorang wanita lebih dari sebulan. Habis manis sepah dibuang!

Aura yakin dengan tubuh dan parasnya. Jadi, ketika dia tahu Daffa berselingkuh dengan adik tirinya, dia segera mencari Jose.

Bukankah Daffa selalu menyombongkan kesetiaan Aura kepada orang-orang? Kini, dia akan membuktikan kepada semua orang bahwa dia tidak bergantung pada Daffa!

Jose hanya terkejut sesaat, lalu segera mengambil kendali. Tangannya yang besar memeluk pinggang ramping Aura dan menariknya masuk ke kamar.

Pintu tertutup. Jose menahan Aura di pintu, menyeringai nakal. "Jangan sampai menyesal."

"Tsk, kenapa kamu malah bertele-tele seperti ... mmm ...." Sebelum Aura sempat menyelesaikan kalimatnya, Jose membungkam mulutnya dengan ciuman dan melemparkannya ke tempat tidur.

Saat pria itu menindihnya, Aura sempat merasa sedikit gugup. Namun, Jose memang terlalu ahli dalam hal ini. Saat awal masuk memang sedikit menyakitkan, tetapi sisanya terasa cukup nyaman. Secara keseluruhan, pengalaman ini tidak buruk.

Anehnya, meskipun Jose sering digosipkan dengan banyak wanita, kali ini dia justru seperti serigala kelaparan. Setelah dua jam, dia akhirnya berhenti.

Aura kelelahan sampai malas bergerak. Namun, dia masih sempat melihat Jose menatap sesuatu di atas ranjang dengan ekspresi sedikit terkejut.

"Ini pertama kali bagimu?" Nada suaranya terdengar tidak percaya.

Aura tertawa sinis. "Kenapa? Takut harus bertanggung jawab?"

Jose mengangkat alisnya, lalu mengambil sebungkus rokok dari nakas dan menyalakan sebatang. Kemudian, dia mengembuskan asapnya sambil menatap Aura melalui kabut tipis.

Wanita ini memang cantik. Kalaupun dia masuk dunia hiburan, penampilannya masih bisa bersaing dengan para artis papan atas.

Aura tidak suka ditatap seperti itu. Dia pun bangkit, lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi. Ketika keluar, penampilannya sudah rapi kembali.

"Dah, aku pergi dulu," kata Aura sambil melambaikan tangan, seolah-olah dia hanya mampir untuk makan.

Jose mengerutkan kening. "Habis manis sepah dibuang?"

"Oh, hampir lupa sesuatu." Aura mengambil ponselnya, lalu berjalan mendekat dan menggenggam tangan Jose untuk dipotret.

Klik! Di dalam foto itu, terlihat tangan mereka saling menggenggam dengan latar belakang ranjang yang berantakan. Siapa pun yang melihatnya pasti tahu apa yang baru saja terjadi.

Tangan Jose sangat khas. Jarinya panjang, tulang sendinya tegas, dan ada tahi lalat kecil di jari manisnya. Siapa pun yang mengenalnya bisa langsung mengenali tangan itu.

Aura sungguh puas dengan foto itu. Dia langsung mengunggahnya ke media sosialnya. Begitu diunggah, dia sudah mendapat banyak like.

Sebelum sempat melihat siapa saja yang menyukai unggahannya, tiba-tiba pria di belakangnya menariknya kembali ke ranjang.

"Ada harga tambahan untuk foto itu!" bisik Jose di telinganya. Napas panasnya bercampur dengan aroma khas tubuhnya, menggelitik hidung Aura.

Sekali atau dua kali itu tidak ada bedanya. Jadi, saat Jose kembali menindihnya, Aura tidak menolak.

Di luar, Jose terlihat dingin dan angkuh. Namun, dalam urusan ranjang, dia seperti binatang buas yang tak kenal lelah.

Pada akhirnya, Aura terlalu lelah hingga tak tahu bagaimana dirinya tertidur.

Keesokan pagi saat Aura bangun, Jose sudah pergi. Dia meraba tempat di sampingnya. Sudah dingin. Artinya, pria itu sudah pergi sejak lama.

Aura pun bangkit untuk ke kamar mandi. Sambil mandi, dia menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Namun, saat melihat bekas-bekas merah di tubuhnya, dia mengerutkan kening. Jose memang gila.

Setelah berpakaian rapi, Aura mengambil ponselnya dan baru menyadari bahwa baterainya habis. Begitu dicas, ponselnya langsung bergetar tanpa henti karena ada banyak pesan dan panggilan tak terjawab.

Seperti yang sudah diduganya, media sosialnya meledak dan orang yang paling banyak mengirim pesan adalah Daffa.

[ Kamu di mana? ]

[ Di mana? ]

[ Siapa pria itu? ]

[ Beri tahu aku lokasimu! ]

[ Aura, kamu sudah gila ya? ]

Daffa juga menelepon berkali-kali, tetapi tidak ada yang terangkat.

Aura menyeringai tipis. Sepertinya, kemarin Daffa dan Ghea juga menghabiskan malam dengan aktivitas yang melelahkan.

Aura mengangkat alis, lalu langsung memblokir dan menghapus kontak Daffa. Daffa selalu menganggapnya sebagai anjing penjilat yang setia, tetapi dia lupa zodiak Aura adalah skorpio. Mereka sangat pendendam.

Jadi, masalah ini belum selesai!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jolie
lanjut tor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 465

    "Jangan sembarangan berkeliaran," kata Jose.Aura menoleh dan menatap Jose. Melihat ekspresi Jose yang serius, dia langsung tahu Jose tidak sedang menakut-nakutinya. Dia pun menganggukkan kepala, lalu berdiri di samping Jose dengan patuh.Jose tersenyum. "Jose, perjalanan ini cukup melelahkan, lebih baik kalian beristirahat di kamar dulu. Nanti kita lanjut diskusi lagi di ruang rapat."Jose mengernyitkan alisnya. "Ya."Setelah mengatakan itu, Jose merangkul bahu Aura dan masuk ke lift di samping.Lift berhenti di lantai paling atas. Begitu masuk ke kamar, Jose langsung menarik dasinya dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Sementara itu, Aura duduk di depan jendela besar dan menatap pemandangan di luar.Saat keluar dari kamar mandi, Jose melihat Aura masih meringkuk di dekat jendela seperti anak kucing. Dia pun menghampiri Aura dan bertanya, "Lagi lihat apa?"Aura tersadar kembali, lalu mengangkat kepala dan menatap Jose.Jose baru saja selesai mandi dan rambutnya belum sempat dikeringk

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 464

    Mendengar perkataan itu, Aura langsung melepaskan genggamannya. "Nggak."Saat menundukkan kepala dan menatap ekspresi Aura yang terlihat kasihan, Jose pun tertawa. "Aku hanya keluar untuk mengobrol sebentar, nanti aku balik lagi."Aura langsung meringkuk di atas tempat tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut. "Nggak perlu lapor padaku."Setelah mengatakan itu, Aura langsung menarik selimut dan menutupi seluruh kepalanya. Saat mendengar langkah kaki Jose yang meninggalkan kamar, dia baru menoleh ke arah pintu. Dia awalnya sudah sangat mengantuk karena sekarang sudah larut malam dan tadi juga baru berhubungan dengan Jose. Namun, entah mengapa, dia malah tidak bisa tidur.Aura juga pernah naik kapal bersama teman-temannya sebelumnya, tetapi sekarang dia malah tiba-tiba merasa panik padahal dia sedang berada di atas kapal pesiar. Kapalnya bergoyang cukup kuat.Tak lama kemudian, Aura pun benar-benar tertidur karena kelelahan. Entah sudah berapa lama, baru ada seseorang yang menepuk pipi

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 463

    Tadi Aura memang tidak tahan dan diam-diam berbalik, tetapi dia tetap bersembunyi dan menyaksikan pertunjukkan itu di dalam selimut. Begitu mendengar ucapan Jose, dia langsung menarik selimutnya dengan erat. "Aku nggak lihat apa pun."Jose mendengus, lalu berdiri dan melepaskan kemejanya yang kotor.Setelah itu, Jose berjalan ke tempat tidur Aura dan langsung menarik selimutnya. Terlihat Aura berbaring di tempat tidur dengan rambut yang tergerai di atas bantal putih, membuat wajah Aura yang mungil terlihat makin kecil. Dia membungkuk, lalu mencubit dagu Aura dan bertanya, "Sudah melihat pertunjukkan begitu lama, aku minta tiket masuknya nggak keterlaluan, 'kan?"Aura langsung terkejut dan menjawab dengan ekspresi keberatan, "Itu bukan urusanku. Bukan aku yang suruh dia goda kamu kok."Awalnya, Aura sempat mengira akan menyaksikan adegan dewasa itu secara langsung saat menyadari gadis itu memang cantik dan memiliki wajah mungil yang membuat siapa pun ingin melindunginya. Ditambah lagi,

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 462

    "Pak Jose," panggil wanita itu.Mendengar suara itu, hati Aura langsung berdebar dengan kencang. Itu adalah suara wanita yang manja dan sekaligus menggoda. Jangan pria, bahkan dia yang sebagai wanita pun merinding saat mendengarnya. Dia ingin menoleh untuk melihat wanita itu, tetapi hanya bisa menahan rasa penasarannya dan terus mendengarkan karena takut dimarahi Jose."Pak Jose, kamu mau minum anggur merah, brendi atau alkohol lain?" tanya wanita itu sambil menatap Jose dengan kedua matanya yang indah dan di keningnya seolah-olah tertulis dia ingin bersama Jose.Wanita itu berpikir pria di depannya adalah Jose. Jika dia bisa berada di sisi Jose, siapa yang masih mau menjadi pramugari lagi? Dia sangat percaya diri dengan penampilannya, bahkan pernah menjadi bunga di sekolahnya. Memikirkan itu, dia pun mengangkat kepalanya dan membusungkan dadanya seolah-olah menonjolkan keunggulannya.Mendengar pertanyaan itu, Jose yang sedang menatap layar laptop di depannya pun mengangkat kepala dan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 461

    Aura tertegun sejenak, lalu berbalik dan keluar dari kamar tidur. Anrez mungkin sudah kembali ke kamarnya, sehingga ruang tamu pun sudah tidak ada orang lagi. Namun, saat dia hendak keluar rumah, Kasih langsung menahannya."Nona, sekarang di luar sudah gelap, banyak orang jahat di luar sana. Kamu mau ke mana?" tanya Kasih.Di luar memang ada orang jahat, tetapi Aura tetap harus keluar. Dia pun tersenyum pada Kasih dan berkata, "Aku ada sedikit urusan."Setelah mengatakan itu, Aura melewati Kasih dan keluar rumah. Begitu keluar dari vila, dia melihat Jose yang berada tidak jauh dari sana sedang merokok sambil bersandar di pintu mobil. Cahaya lampu yang remang-remang membuat ekspresi Jose tidak kelihatan jelas. Dia pun bertanya, "Ada urusan apa kamu datang mencariku?"Saat mengatakan itu, Aura melirik sekilas ke arah vila Keluarga Tanjung dan menyadari tempat itu terlalu dekat. Jika mereka sampai kelihatan Anrez, mungkin akan timbul masalah baru lagi.Melihat gerak-gerik Aura, Jose mende

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 460

    Aura menatap Anrez dengan pandangan mengejek. Urusan dengan Donna sudah selesai, jadi dia kembali ke rumah untuk mengawasi Anrez.Masih ada satu urusan lain, yaitu barang peninggalan ibunya yang dulu dititipkan ke Anrez sebelum ibunya meninggal dunia. Rasanya, sudah waktunya barang itu dikembalikan kepadanya.Aura mengambil sayur, menaruhnya ke piring dengan tenang. "Ayah, sebentar lagi ulang tahunku."Anrez melirik ke arahnya. "Terus, kenapa?"Aura tersenyum tipis. "Jadi ... soal barang yang Ibu titipkan ke Ayah sebelum meninggal, bukankah sudah waktunya dipertimbangkan untuk diberikan kepadaku?"Begitu kalimat itu selesai, Anrez sontak membanting sendok ke meja dengan keras. Karena terlalu kuat, piringnya sampai jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.Aura menaikkan alis. Dia memang tahu pembicaraan ini akan membuat Anrez marah, tetapi tidak menyangka reaksinya akan sekeras ini."Apa maksudmu? Kamu pikir aku akan menahan warisan dari ibumu?"Aura terkekeh-kekeh. "Kalau memang ngg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status