Share

Bab 2

Author: Camelia
Kemudian, Aura membuka pesan dari Lulu.

[ Tsk, kamu belah duren sama Daffa? Bukannya kamu bilang mau tunggu sampai nikah? ]

Aura tertawa ringan dan membalas.

[ Siapa bilang itu Daffa? Jangan bicara seolah-olah aku ini nggak laku. ]

Begitu pesan itu terkirim, Lulu langsung menelepon. Segera, terdengar jeritan yang nyaring. "Serius, Aura? Akhirnya kamu sadar? Kamu beneran ninggalin Daffa si anjing itu?"

Lihatlah, semua orang bisa melihat bahwa Daffa adalah pria berengsek. Dulu, Aura memang telah dibutakan oleh cinta karena selalu merasa Daffa berbeda dari pria lain.

Setelah terbangun dari mimpinya, Aura pun menyadari betapa bodohnya dirinya. Namun, semua itu tidak penting lagi.

Dia mengangguk ringan. "Ya, biarkan saja. Yang jelas, aku yang ninggalin Daffa."

Daffa paling peduli soal harga dirinya. Aura ingin memastikan pria itu kehilangan muka di lingkaran sosial mereka.

"Terus, siapa pria itu?" tanya Lulu.

Aura mengusap bahunya yang terasa pegal. "Aku balik dulu, mau ganti baju. Nanti kita ketemu di kantor."

Lulu mengiakan. "Oh ya, hari ini kita ada rapat sama klien besar. Jangan telat."

Setelah menutup telepon, Aura keluar dari kamar. Begitu turun ke lobi, dia baru sadar dirinya naik taksi kemarin malam.

Dia melirik jam tangannya. Kalau pesan taksi sekarang, mungkin akan terlambat. Saat dia masih berpikir harus bagaimana, tiba-tiba sebuah mobil yang familier berhenti di sebelahnya. Jendela perlahan diturunkan. Itu adalah Jose.

Aura mengangkat alisnya, sementara Jose bertanya, "Nggak bawa mobil?"

Aura mengangguk. Dia pikir Jose akan menawarkan tumpangan, tetapi pria itu malah menyeringai dan berujar, "Oh, pesan taksi saja. Aku duluan ya, dah."

Aura hanya bisa menatap mobil hitam itu menjauh dan menghilang. Karena kesal, dia menendang kerikil di tanah dan menggerutu, "Dasar laki-laki! Kalau sudah puas, selalu pergi seolah-olah nggak kenal!"

Sesampainya di vila Keluarga Tanjung, Aura tidak menyangka akan melihat Daffa di sana. Begitu melihat pria itu, dia langsung memalingkan wajah dan hendak naik ke lantai atas.

Daffa dan Ghea sedang duduk di sofa bersama Anrez, ayah Aura dan Ghea. Mereka tampak asyik mengobrol sampai akhirnya melihat Aura.

Anrez langsung menyergah, "Berhenti! Semalam kamu ke mana? Kenapa nggak pulang semalaman? Kamu ini perempuan lho! Kamu tahu nggak, Daffa sudah lama menunggumu di sini!"

Aura tahu bahwa Anrez jarang membuka media sosial. Kalau tidak, dia mungkin sudah ditampar sejak tadi.

Aura berbalik dan menatap Daffa, lalu melirik Ghea yang duduk di sampingnya dengan ekspresi lemah lembut. Seketika, dia tertawa sinis. "Nungguin aku? Bukannya sudah ada yang temani dia? Kalian baru selesai bercinta, 'kan?"

Ketika Aura masih tertawa, Anrez tiba-tiba maju dan menampar wajahnya. "Anak durhaka! Kamu sadar nggak apa yang kamu katakan? Gimana bisa kamu menuduh Daffa dan adikmu seperti ini?"

Tamparan itu membuat wajah Aura menoleh ke samping. Dia menempelkan lidahnya ke area pipi yang sakit. Sebelum dia sempat bicara, Ghea sudah mendahului.

"Kak Aura, jangan salahkan Kak Daffa. Kemarin suasana hatiku buruk, jadi Kak Daffa menemaniku. Aku minta maaf kalau kamu salah paham. Tapi, kamu juga nggak seharusnya marah, apalagi ... dengan pria lain ...."

Sebelum selesai bicara, air matanya sudah jatuh, seolah-olah Aura yang berselingkuh dengan pacarnya.

Aura hanya bisa kagum dengan akting Ghea. Padahal kemarin sore, dia melihat mereka berdua berpelukan dan berciuman, seolah-olah dunia hanya milik berdua.

Aura mengangkat bahu dan tersenyum. "Oh, jadi pelukan dan ciuman itu bagian dari menemani ya? Kalau begitu, aku harusnya maafin Daffa?"

Aura terkekeh-kekeh dan menoleh menatap Ghea. "Gimana kalau pertunanganku dengan Daffa dilanjutkan?"

Ghea terdiam. Itu jelas bukan yang dia maksud.

Aura melanjutkan, "Sudahlah, aku nggak butuh lagi. Sekarang sudah kubuang, jadi kamu ambil saja. Semoga kalian bahagia."

Sejak Ghea datang ke rumah ini 5 tahun lalu, dia selalu berusaha merebut segalanya dari Aura. Awalnya kamar, lalu perhatian ayahnya dan sekarang pacarnya.

Aura mencemooh, "Lagian, kamu memang suka bekas orang lain. Sebagai kakak, aku tentu harus mengalah."

Setelah berkata begitu, beban di hatinya terasa lebih ringan. Namun, melihat ketiga orang yang menjijikkan itu, dia tidak lagi berminat mengganti pakaian. Dia berbalik untuk pergi, tetapi tangannya tiba-tiba ditarik oleh Daffa.

"Aura, jangan pergi. Kita harus bicara."

Aura menoleh dengan kesal, tatapannya tajam. Ini pertama kalinya Daffa ditatap Aura dengan tatapan seperti itu.

"Aku nggak ngerti bahasa anjing, mau bicara apa?"

Daffa tertegun. Ini pertama kalinya Aura memakinya begitu.

Aura menangkap ekspresi terkejut pria itu dan hanya tertawa sinis. Semua orang tahu bahwa dia adalah anjing penjilat Daffa selama bertahun-tahun.

Pria itu selalu dikelilingi wanita cantik, tetapi 3 tahun lalu tiba-tiba menerima Aura. Kedua keluarga pun mulai membahas pertunangan mereka.

Namun, Aura tidak pernah menyangka bahwa Daffa akan berselingkuh dengan Ghea. Hal ini yang paling membuatnya jijik dan muak.

Daffa tahu betul bahwa kematian ibunya berkaitan dengan ibu Ghea. Pria ini juga tahu betapa bencinya Aura terhadap Ghea.

Jadi, ketika dia melihat mereka berdua bersama, Aura memutuskan bahwa pria ini harus dibuang. Aura selalu bisa melepaskan dengan mudah, tetapi tetap harus memberi mereka pelajaran. Intinya, masalah ini belum selesai.

Daffa mengernyit dan menggenggam tangannya lebih erat. Tiba-tiba, Ghea yang berada di samping mencengkeram dadanya dan mulai terengah-engah. "Ayah ... Kak Daffa ... ini salahku .... Aku ... aku yang salah ...."

Sebelum selesai bicara, dia sudah pingsan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Oria Liris
semangat aura balas dendam nya!
goodnovel comment avatar
Oria Liris
ghea najis bgt
goodnovel comment avatar
Wawa Larawiki
ngak sabar baca dong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 686

    "Aku sebenarnya ingin kamu menemui kakekku kali ini. Dia sedang sakit dan sudah dirawat di rumah sakit. Kondisinya makin lemah dan sering linglung. Dalam hidup ini, yang paling dikhawatirkan kakekku hanyalah bibi kecilku."Aura menatapnya dengan bingung. "Pak Roy, apa hubungannya denganku?"Roy yang sedang menyetir menoleh sekilas padanya. "Karena kamu sangat mirip dengan bibi kecilku. Sejak pertama kali melihatmu, aku merasa wajahmu hampir sama dengannya.""Kalau begitu, bibi kecilmu itu ...." Aura berhenti sejenak, hatinya tiba-tiba muncul firasat buruk.Roy mendesah pelan. "Ceritanya panjang. Waktu aku 5 tahun, bibi kecilku pergi dari rumah karena suatu masalah, lalu memutus semua hubungan dengan keluarga.""Selama ini keluargaku juga bukannya nggak mencarinya, tapi nggak pernah berhasil. Saat aku ke Jakoro dan melihatmu, aku benar-benar terkejut. Kalau usiamu nggak semuda ini, mungkin saat itu aku langsung memanggilmu 'Bibi'."Aura teringat saat pertama kali dia bertemu Roy, sikapn

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 685

    Aura berkata dengan pelan, "Terima kasih."Setelah tinggal beberapa hari di vila itu, Aura merasa bosan. Sambil memulihkan diri, dia mulai mencari-cari informasi tentang Kota Morimas di internet. Dia memang tidak begitu mengenal kota itu, tetapi keuntungannya adalah kota ini cukup jauh dari Jakoro.Selain itu, sepertinya Alatas Heir tidak memiliki bisnis ataupun aset di Kota Morimas. Jika begitu, Aura merasa menetap di sini sepertinya merupakan ide yang bagus. Oleh karena itu, saat membaca budaya dan kehidupan di kota ini, dia juga mulai berpikir apa yang bisa dilakukannya selanjutnya untuk menafkahi kehidupannya di sini.Saat itu, tiba-tiba muncul sebuah notifikasi berita di bagian teratas ponsel Aura.[ Grup Tanjung bangkrut. Direktur Anrez dalam kondisi kritis, pewaris Keluarga Tanjung menghilang saat kecelakaan mobil. ]Aura tertegun sejenak, lalu secara refleks mengetuk layar dan membuka halaman berita itu. Di berita itu terpampang foto Anrez.Sejak mendengar kabar Anrez sakit par

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 684

    Roy tertegun sejenak, lalu berkata, "Aku hanya butuh kamu menemaniku bertemu seseorang.""Bertemu seseorang?" tanya Aura dengan tatapan yang makin waspada.Melihat reaksi Aura, Roy tertawa terbahak-bahak. "Tenang saja, hanya bertemu sebentar saja. Nggak akan terjadi apa-apa. Aku akan menjamin keselamatanmu, aku nggak akan membiarkanmu terluka sedikit pun.”Setelah mendengar perkataan Roy itu, entah mengapa Aura perlahan-lahan merasa tenang. "Boleh tahu aku berada di Kota Morimas sudah berapa lama?""Tiga hari. Tenang saja, ini vila pribadiku. Saat membawamu ke sini, aku juga pakai pesawat pribadiku. Jadi, nggak ada seorang pun yang tahu di mana keberadaanmu sekarang," jawab Roy dengan makna tersembunyi.Aura menggigit bibirnya, lalu berkata, "Terima kasih."Namun, ini adalah hasil sebenarnya yang diinginkan Aura karena sekarang dia sudah tidak memiliki keterikatan apa pun terhadap Jakoro. Soal hubungannya dengan Jose, biarlah semuanya dianggap sudah berakhir. Mulai sekarang, semuanya s

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 683

    Mendengar perintah itu, Tiano secara refleks menoleh ke arah Jose. Namun. pada akhirnya, dia hanya bisa menundukkan kepala dan menjawab dengan singkat, "Baik."Selesai merespons, Tiano pun keluar dari ruangan.Di dalam ruang kerja yang remang-remang, kembali hanya tersisa Jose seorang diri. Dia menyipitkan mata, lalu menatap foto-foto yang diberikan Tiano dengan tatapan yang makin muram.....Saat terbangun, Aura menyadari dia berada di tempat yang asing dan tata ruang kamar itu tidak seperti rumah sakit. Meskipun sederhana, terlihat jelas harga setiap perabotnya mahal. Dia perlahan-lahan membuka matanya dan meneliti sekeliling, lalu mencoba menopang tubuh untuk bangun.Tepat saat itu, ada seseorang yang membuka pintu kamar dan seorang wanita muda dengan seragam putih perawat masuk. Melihat Aura sudah membuka mata, kedua matanya langsung membelalak. "Wah, kamu sudah sadar ya?"Aura baru saja bangun, sehingga pikirannya masih agak kabur. Dia bertanya dengan bingung, "Aku ini ada di mana

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 682

    Begitu pintu kamar tertutup, ekspresi Tiano langsung berubah muram. Orang yang bekerja di bidang mereka ini, hal terpenting adalah pendengaran yang tajam. Sebelum membuka pintu dan masuk tadi, dia sangat yakin mendengar suara seorang pria di kamar Sherly. Dia sudah menjadi pengawal selama bertahun-tahun, sehingga dia sangat yakin dengan ketajaman telinganya.Selain itu, Tiano juga sepertinya mendengar keduanya menyebut nama Aura.Melihat Tiano yang berdiri di tempat sambil melamun, seorang pengawal yang berjaga bersamanya pun mendekat dan bertanya, "Bos, ada apa?"Tiano tersadar kembali, lalu menoleh pada anak buahnya. "Nggak apa-apa. Kamu harus lebih memperhatikan Nona Sherly. Aku akan kembali dulu, nanti aku akan kirim beberapa orang tambahan ke sini."Anak buah itu langsung menganggukkan kepala. "Siap!"Setelah mengatakan itu, Tiano melangkah pergi. Namun, saat baru saja sampai di lantai bawah, dia merasa ada sesuatu yang janggal. Saat hendak masuk ke mobil, dia malah menutup kembal

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 681

    "Seiji ya?" kata Jose.Ekspresi Riana langsung menjadi tegang. Seiji memang orang kepercayaannya dan selama ini Seiji yang membantunya menangani urusan kotor.Melihat Riana terdiam, Jose pun tersenyum menyeringai. "Sebelum menemukan Aura, dua orang ini akan ditahan di tempatku dulu."Riana segera menggelengkan kepalanya. "Jose, dengarkan aku. Soal kecelakaan mobil itu, aku benar-benar nggak tahu dan itu juga bukan aku yang atur. Itu murni kecelakaan."Jose yang tidak ingin mendengar omong kosong Riana lagi pun berbalik dan pergi. Tak lama kemudian, Esti yang sudah hampir kehabisan napas pun dibawa pergi oleh orang-orangnya.Meskipun Riana mencoba melawan, dia tetap tidak berdaya. Dia terduduk ke lantai dengan tatapan yang kosong. Bagaimana bisa semua ini berkembang menjadi seperti ini?Berbeda dengan Riana yang merasa putus asa.Di sisi lain, Sherly yang berada di dalam kamar pasien malah terlihat jauh lebih gembira. Saat melihat Black pulang tanpa terluka sedikit pun, dia awalnya sang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status