Share

Bab 249

Author: Camelia
Napas mereka saling bertautan. Dengan satu gerakan kuat dari tubuh Daffa, Ghea hampir saja menjerit.

Meskipun kompleks ini tidak banyak orang, tetap saja bukan bangunan terpisah. Jika sampai ada yang mendengar, Ghea tidak akan bisa tinggal di vila Keluarga Tanjung lagi.

Dengan susah payah, dia menahan suara yang hampir keluar, lalu menatap Daffa dengan jengkel. "Kak Daffa, pelan sedikit dong."

"Aku kira kamu suka begitu." Daffa tertawa, napasnya berat. "Teriak saja lebih keras." Lebih bagus kalau Aura mendengarnya.

Kalimat berikutnya tidak dia lanjutkan, tetapi gerakannya justru semakin intens. Pandangan Ghea mulai mengabur. Di luar, entah kenapa tiba-tiba turun hujan.

Sesudah selesai, Daffa bangkit dan menyalakan sebatang rokok. Dia tidak membuka jendela, jadi asap memenuhi mobil.

Ghea membereskan dirinya yang berantakan. Dengan napas yang terengah-engah, dia kembali bersandar manja di tubuh Daffa.

"Kak Daffa, menurutku kita harus kasih tahu keluarga deh. Kalau begini terus, aku yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Aura akan di jebqk dan akaan dilecehkan sm Ghea d an daffr. Hati2 aja Aura , kamu akan dioermalhkan. Karena ga da yg nemenun kamu dan bela kamu atau menjaga kamu. Kasian.......pacar yg baik2 aja ga da..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 465

    "Jangan sembarangan berkeliaran," kata Jose.Aura menoleh dan menatap Jose. Melihat ekspresi Jose yang serius, dia langsung tahu Jose tidak sedang menakut-nakutinya. Dia pun menganggukkan kepala, lalu berdiri di samping Jose dengan patuh.Jose tersenyum. "Jose, perjalanan ini cukup melelahkan, lebih baik kalian beristirahat di kamar dulu. Nanti kita lanjut diskusi lagi di ruang rapat."Jose mengernyitkan alisnya. "Ya."Setelah mengatakan itu, Jose merangkul bahu Aura dan masuk ke lift di samping.Lift berhenti di lantai paling atas. Begitu masuk ke kamar, Jose langsung menarik dasinya dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Sementara itu, Aura duduk di depan jendela besar dan menatap pemandangan di luar.Saat keluar dari kamar mandi, Jose melihat Aura masih meringkuk di dekat jendela seperti anak kucing. Dia pun menghampiri Aura dan bertanya, "Lagi lihat apa?"Aura tersadar kembali, lalu mengangkat kepala dan menatap Jose.Jose baru saja selesai mandi dan rambutnya belum sempat dikeringk

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 464

    Mendengar perkataan itu, Aura langsung melepaskan genggamannya. "Nggak."Saat menundukkan kepala dan menatap ekspresi Aura yang terlihat kasihan, Jose pun tertawa. "Aku hanya keluar untuk mengobrol sebentar, nanti aku balik lagi."Aura langsung meringkuk di atas tempat tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut. "Nggak perlu lapor padaku."Setelah mengatakan itu, Aura langsung menarik selimut dan menutupi seluruh kepalanya. Saat mendengar langkah kaki Jose yang meninggalkan kamar, dia baru menoleh ke arah pintu. Dia awalnya sudah sangat mengantuk karena sekarang sudah larut malam dan tadi juga baru berhubungan dengan Jose. Namun, entah mengapa, dia malah tidak bisa tidur.Aura juga pernah naik kapal bersama teman-temannya sebelumnya, tetapi sekarang dia malah tiba-tiba merasa panik padahal dia sedang berada di atas kapal pesiar. Kapalnya bergoyang cukup kuat.Tak lama kemudian, Aura pun benar-benar tertidur karena kelelahan. Entah sudah berapa lama, baru ada seseorang yang menepuk pipi

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 463

    Tadi Aura memang tidak tahan dan diam-diam berbalik, tetapi dia tetap bersembunyi dan menyaksikan pertunjukkan itu di dalam selimut. Begitu mendengar ucapan Jose, dia langsung menarik selimutnya dengan erat. "Aku nggak lihat apa pun."Jose mendengus, lalu berdiri dan melepaskan kemejanya yang kotor.Setelah itu, Jose berjalan ke tempat tidur Aura dan langsung menarik selimutnya. Terlihat Aura berbaring di tempat tidur dengan rambut yang tergerai di atas bantal putih, membuat wajah Aura yang mungil terlihat makin kecil. Dia membungkuk, lalu mencubit dagu Aura dan bertanya, "Sudah melihat pertunjukkan begitu lama, aku minta tiket masuknya nggak keterlaluan, 'kan?"Aura langsung terkejut dan menjawab dengan ekspresi keberatan, "Itu bukan urusanku. Bukan aku yang suruh dia goda kamu kok."Awalnya, Aura sempat mengira akan menyaksikan adegan dewasa itu secara langsung saat menyadari gadis itu memang cantik dan memiliki wajah mungil yang membuat siapa pun ingin melindunginya. Ditambah lagi,

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 462

    "Pak Jose," panggil wanita itu.Mendengar suara itu, hati Aura langsung berdebar dengan kencang. Itu adalah suara wanita yang manja dan sekaligus menggoda. Jangan pria, bahkan dia yang sebagai wanita pun merinding saat mendengarnya. Dia ingin menoleh untuk melihat wanita itu, tetapi hanya bisa menahan rasa penasarannya dan terus mendengarkan karena takut dimarahi Jose."Pak Jose, kamu mau minum anggur merah, brendi atau alkohol lain?" tanya wanita itu sambil menatap Jose dengan kedua matanya yang indah dan di keningnya seolah-olah tertulis dia ingin bersama Jose.Wanita itu berpikir pria di depannya adalah Jose. Jika dia bisa berada di sisi Jose, siapa yang masih mau menjadi pramugari lagi? Dia sangat percaya diri dengan penampilannya, bahkan pernah menjadi bunga di sekolahnya. Memikirkan itu, dia pun mengangkat kepalanya dan membusungkan dadanya seolah-olah menonjolkan keunggulannya.Mendengar pertanyaan itu, Jose yang sedang menatap layar laptop di depannya pun mengangkat kepala dan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 461

    Aura tertegun sejenak, lalu berbalik dan keluar dari kamar tidur. Anrez mungkin sudah kembali ke kamarnya, sehingga ruang tamu pun sudah tidak ada orang lagi. Namun, saat dia hendak keluar rumah, Kasih langsung menahannya."Nona, sekarang di luar sudah gelap, banyak orang jahat di luar sana. Kamu mau ke mana?" tanya Kasih.Di luar memang ada orang jahat, tetapi Aura tetap harus keluar. Dia pun tersenyum pada Kasih dan berkata, "Aku ada sedikit urusan."Setelah mengatakan itu, Aura melewati Kasih dan keluar rumah. Begitu keluar dari vila, dia melihat Jose yang berada tidak jauh dari sana sedang merokok sambil bersandar di pintu mobil. Cahaya lampu yang remang-remang membuat ekspresi Jose tidak kelihatan jelas. Dia pun bertanya, "Ada urusan apa kamu datang mencariku?"Saat mengatakan itu, Aura melirik sekilas ke arah vila Keluarga Tanjung dan menyadari tempat itu terlalu dekat. Jika mereka sampai kelihatan Anrez, mungkin akan timbul masalah baru lagi.Melihat gerak-gerik Aura, Jose mende

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 460

    Aura menatap Anrez dengan pandangan mengejek. Urusan dengan Donna sudah selesai, jadi dia kembali ke rumah untuk mengawasi Anrez.Masih ada satu urusan lain, yaitu barang peninggalan ibunya yang dulu dititipkan ke Anrez sebelum ibunya meninggal dunia. Rasanya, sudah waktunya barang itu dikembalikan kepadanya.Aura mengambil sayur, menaruhnya ke piring dengan tenang. "Ayah, sebentar lagi ulang tahunku."Anrez melirik ke arahnya. "Terus, kenapa?"Aura tersenyum tipis. "Jadi ... soal barang yang Ibu titipkan ke Ayah sebelum meninggal, bukankah sudah waktunya dipertimbangkan untuk diberikan kepadaku?"Begitu kalimat itu selesai, Anrez sontak membanting sendok ke meja dengan keras. Karena terlalu kuat, piringnya sampai jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.Aura menaikkan alis. Dia memang tahu pembicaraan ini akan membuat Anrez marah, tetapi tidak menyangka reaksinya akan sekeras ini."Apa maksudmu? Kamu pikir aku akan menahan warisan dari ibumu?"Aura terkekeh-kekeh. "Kalau memang ngg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status