Share

Bab 333

Penulis: Camelia
Begitu masuk dan sebelum Anrez sempat bersuara, Aura sudah duduk di sofa. Tubuh mungilnya terlihat sedikit terkulai, tampak benar-benar kelelahan.

Anrez melirik ke arahnya dengan alis berkerut. "Nggak tahu aturan."

Aura terkekeh-kekeh. "Ayah manggil aku ke sini bukan cuma buat ajarin soal tata krama, 'kan? Sayangnya, waktu kecil nggak ada ayah yang ngurus, ya jadinya begini."

"Tapi, aku penasaran. Waktu Ghea pulang dengan penampilan seperti itu, kenapa Ayah nggak marahin dia soal aturan?"

Beberapa kalimat dari Aura langsung membuat Anrez kehabisan kata-kata. Beberapa tahun ini, Aura memang semakin sering berbicara dengan nada ketus. Apalagi akhir-akhir ini, nyaris semua orang menjadi targetnya.

Namun, bagi Anrez, itu sudah menjadi hal biasa sekarang. Dia hanya diam sesaat, lalu mendengus sambil menatap Aura. "Bagaimanapun, Ghea itu adikmu. Kamu malah senang lihat dia kesusahan? Jangan-jangan semua ini memang kamu yang rencanain?"

Aura mengangkat tangannya dengan malas. "Berhenti .... P
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 335

    Meskipun nada bicaranya masih terdengar normal, tubuhnya terlihat cukup tegang dan kedua tangannya terus mengusap satu sama lain.Aura terkekeh-kekeh. "Kamu 'kan sudah lama kerja di perusahaan ini dan sekarang aku adalah atasanmu. Masa aneh ajak kamu ngobrol sebentar?"Dibandingkan dengan kegugupan Juwita, Aura tampak jauh lebih santai. Dia mengangkat cangkir kopi, menyeruput sedikit, tetapi tatapannya tetap tertuju ke wajah Juwita.Juwita mengangkat pandangan sambil memaksakan senyuman kaku ke arah Aura. "Ibu benar. Jadi, apa yang ingin Ibu ketahui?""Sudah berapa lama kamu kerja di perusahaan ini?" tanya Aura dengan pelan."Kira-kira tiga atau empat tahun.""Oh ...." Aura tertawa kecil sambil mengangguk. "Jadi, kamu merasa posisi wakil presdir yang tiba-tiba kujabat ini mengancam kariermu?""Ya .... Hah?" Juwita tak menyangka akan ditanya seperti itu. Dia terdiam sesaat, lalu memandang Aura dengan bingung. "Kenapa bicara begitu? Aku justru senang Ibu masuk perusahaan ini. Sama sekali

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 334

    "Tujuanku ya ... supaya kerja keras ibuku nggak hancur di tanganmu."Aura mengangkat bahu, lalu tertawa kecil. "Soal aku dan Jose ada hubungan apa ...."Dia sengaja menarik suaranya, memasang ekspresi misterius. Melihat Anrez menatapnya dengan penasaran, dia kembali tersenyum. "Kenapa Ayah nggak langsung ke Alatas Heir buat tanya?"Sambil berbicara, Aura menguap, lalu meregangkan tubuh. Lengan bajunya yang berbahan sutra melorot, memperlihatkan lengannya yang putih mulus. "Aku benar-benar ngantuk. Mau tidur.""Nggak boleh!" bentak Anrez dengan tajam. Kali ini, dia tak lagi bertele-tele. "Kamu nggak boleh lanjut periksa laporan keuangan perusahaan!""Kamu baru saja masuk kantor, belum paham apa-apa. Ini perusahaan keluarga sendiri. Jangan-jangan setelah tahu semuanya, kamu mau laporkan ke orang luar?"Aura menatapnya dengan ekspresi penasaran. "Oh, jadi Ayah juga masih sadar ya kalau kita satu keluarga? Tapi dulu, kenapa Ayah lebih rela kasih perusahaan ke orang luar daripada kasih ke a

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 333

    Begitu masuk dan sebelum Anrez sempat bersuara, Aura sudah duduk di sofa. Tubuh mungilnya terlihat sedikit terkulai, tampak benar-benar kelelahan.Anrez melirik ke arahnya dengan alis berkerut. "Nggak tahu aturan."Aura terkekeh-kekeh. "Ayah manggil aku ke sini bukan cuma buat ajarin soal tata krama, 'kan? Sayangnya, waktu kecil nggak ada ayah yang ngurus, ya jadinya begini.""Tapi, aku penasaran. Waktu Ghea pulang dengan penampilan seperti itu, kenapa Ayah nggak marahin dia soal aturan?"Beberapa kalimat dari Aura langsung membuat Anrez kehabisan kata-kata. Beberapa tahun ini, Aura memang semakin sering berbicara dengan nada ketus. Apalagi akhir-akhir ini, nyaris semua orang menjadi targetnya.Namun, bagi Anrez, itu sudah menjadi hal biasa sekarang. Dia hanya diam sesaat, lalu mendengus sambil menatap Aura. "Bagaimanapun, Ghea itu adikmu. Kamu malah senang lihat dia kesusahan? Jangan-jangan semua ini memang kamu yang rencanain?"Aura mengangkat tangannya dengan malas. "Berhenti .... P

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 332

    Begitu naik ke lantai atas, Aura tidak keluar dari kamar sampai jam makan malam tiba. Dengan kembalinya Serra, meja makan Keluarga Tanjung kembali ramai dan ribut."Aura, ini semua makanan enak yang aku minta Bi Kasih masak buat kamu. Makan yang banyak ya." Entah kenapa, Serra tiba-tiba menjadi sangat ramah dan perhatian.Aura melirik sekilas ke arah daging kecap yang Serra masukkan ke mangkuknya. Kemudian, dia mengambil potongan daging itu dan melemparkannya ke atas meja. Alisnya berkerut, ekspresinya penuh rasa jijik.Serra sempat termangu, lalu menggigit bibir dengan ekspresi seolah-olah tersakiti. Anrez pun membanting sendoknya ke meja."Bibi Serra bermaksud baik ambilin kamu lauk. Kalau nggak mau, ya sudah. Wajahmu nggak perlu begitu. Dari kecil sudah diajarin sopan santun. Begini caramu memperlakukan ketulusan orang lain?"Aura menaikkan alisnya sedikit. Bukannya marah, malah ada senyuman kecil di wajahnya. "Benar juga, makanannya jadi sayang banget. Maaf ya, Ayah."Dia mengambil

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 331

    Aura mengepalkan bibirnya. Dengan suara pelan, dia berkata, "Kirim videonya ke aku. Kamu sudah boleh pulang."Mendengar itu, kepala satpam langsung bernapas lega. "Baik, baik!"Dia sempat khawatir hanya dengan bukti seperti itu, Aura akan menganggap kerjanya kurang becus dan langsung memecatnya. Namun, ternyata semuanya berlalu begitu saja. Dengan wajah lega, dia buru-buru pulang.Aura termenung sejenak, lalu turun seperti tidak ada yang terjadi. Hari ini kebetulan dia bisa pulang lebih awal.Begitu sampai di vila Keluarga Tanjung, dia malah disambut kejutan yang cukup besar. Serra tiba-tiba sudah di rumah.Saat Aura masuk, Serra sedang duduk santai di taman sambil menyeruput kopi. Begitu melihat Aura datang, seberkas kilatan dingin dan licik melintas di mata Serra. Namun, kemudian dia tersenyum. "Oh, Aura sudah pulang."Aura tersenyum, lalu mendekat. "Bibi Serra juga sudah pulang. Selamat ya." Dia terkekeh-kekeh dan bertanya, "Selama beberapa hari ini di luar, nyaman nggak?"Nada suar

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 330

    "Sok kuat begini buat dipertontonkan ke siapa sih? Nggak lihat-lihat dulu siapa bos terbesar di perusahaan ini." Ghea mencibir, bibirnya melengkung menampilkan senyuman sinis.Tak lama kemudian, kepala satpam datang dan langsung melapor ke Aura, "Bu Aura, CCTV lantai ini tiba-tiba rusak semua sejak semalam. Sepertinya ada yang menyabotase. Kami nggak bisa lihat siapa yang masuk ke ruang kantor Ibu."Keringat dingin mengucur di dahi kepala satpam. "Coba Ibu periksa dulu, apa ada barang-barang berharga yang hilang."Aura duduk di belakang meja kerjanya. Ujung jari yang ramping dan putih mengetuk permukaan meja berulang kali. Semakin Aura terlihat santai, semakin kepala satpam itu merasa gugup.Dengar-dengar, meskipun Aura terlihat seperti pajangan tak berguna saat baru masuk, nyatanya dia langsung memecat dua pegawai bermasalah dalam minggu pertama. Kepala satpam itu khawatir dirinya dipecat karena kejadian ini.Aura mengangkat alis sedikit. Belakangan ini, dia memang sedang menyelidiki

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status