Share

Bab 358

Author: Camelia
Aura menggigit bibir, lalu berkata dengan suara rendah, "Bibi, Lulu benar-benar nggak melakukan hal tercela seperti itu. Dia bukan orang ketiga dalam hubungan siapa pun."

Dia mengulurkan tangan, berniat membantu Sasa duduk agar bisa bicara baik-baik. Namun, Sasa seperti kehilangan kendali, langsung mendorong Aura dengan kasar.

Dia menunjuk setumpuk foto yang tergeletak di meja. "Kamu masih bisa bilang begitu? Lihat sendiri foto-foto itu!"

Mendengar itu, Aura mengerutkan kening dan menoleh. Di atas meja memang ada setumpuk foto tebal. Di foto itu, tampak Lulu bersama Deddy.

Keduanya terlihat berdiri sangat dekat. Dari sudut pengambilan fotonya, hubungan mereka tampak intim. Aura menatap foto-foto itu, lalu mengangkat pandangan ke arah Lulu.

Lulu menggeleng. "Bukan begitu, sungguh bukan. Aku cuma memapahnya waktu itu, cuma itu."

Aura tentu percaya ucapan Lulu. Lulu memang gadis polos, tetapi bukan tipe yang mencintai sampai kehilangan akal. Dia bukan orang yang akan mengganggu hubungan D
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 445

    Aura keluar dari klub. Dia berdiri di pinggir jalan cukup lama hingga akhirnya berhasil menghentikan sebuah mobil. Ada banyak orang yang berlalu-lalang di lokasi itu, tetapi minim kendaraan. Jadi, tidak mudah baginya untuk mendapatkan taksi.Selama menunggu, Aura terus-menerus menoleh ke arah pintu masuk klub, khawatir jika Jose tiba-tiba muncul dan mengejarnya.Untungnya, sebuah mobil akhirnya berhenti, sementara Jose belum juga kelihatan. Dia segera naik ke mobil dan menyebutkan alamat apartemennya. Setelah itu, dia menghela napas panjang dengan lega.Namun tak lama kemudian, sang sopir tiba-tiba melirik ke arah kaca spion dengan tatapan agak aneh. Aura yang belum lama ini mengalami kejadian tidak menyenangkan di gang sempit, langsung merasa waspada.Dia bertanya dengan hati-hati, "Ada apa? Bapak lihat apa?"Sambil bertanya, tangannya diam-diam masuk ke dalam tas. Pengalaman sebelumnya telah mengajarkannya untuk berjaga-jaga. Sekarang di dalam tasnya selalu ada semprotan merica dan a

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 444

    Usai berkata demikian, Aura menengadahkan kepala dan langsung menghabiskan isi gelasnya. Namun baru setengah jalan, tiba-tiba dia tersentak kaget dan tangannya bergetar sedikit. Gelas itu pun langsung terlepas dari genggamannya.Matanya membelalak terpaku pada sosok pria yang berdiri tidak jauh di depannya. Dia menatap Aura dengan ekspresi setengah tersenyum setengah mencibir.Dalam sekejap, hanya sebuah pikiran yang memenuhi benaknya, 'Habis sudah!'Jose mengangkat sebelah alis saat melihat ekspresi linglung Aura. Harus diakui, dia tampak cukup menggemaskan dalam kondisi terkejut seperti itu.Saking menggemaskannya sampai ingin dihancurkan!Bibir tipis Jose melengkung dan dia membuka suara terlebih dahulu, "Kenapa? Bu Aura kelihatannya nggak terlalu senang lihat aku?"Nada bicaranya dingin dan dia sengaja memperlebar jarak di antara mereka saat bicara.Setelah berkata demikian, barulah Aura tersadar sepenuhnya dari keterkejutannya. Saat itu juga, dia menyadari bahwa bagian bawah rokny

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 443

    Jose melirik Ferdy sekilas, ekspresinya penuh dengan rasa tidak tertarik dan sinis.Ferdy mengangkat alis, lalu berseru seolah paham segalanya. "Eh, benar juga .... Aku sampai lupa. Sekarang kamu sudah ada Aura, pasti yang lain nggak akan menarik perhatianmu lagi."Jose mendengus dingin, lalu kembali meneguk segelas minuman. Meski toleransimu terhadap alkohol cukup tinggi, tetap saja minum dengan cara seperti ini, efeknya mulai terlihat. Wajahnya yang biasanya dingin kini tampak memerah dan tampak kontras dengan sorot matanya yang masih tajam.Tiba-tiba, Ferdy yang duduk di sebelahnya mengeluarkan suara terkejut. "Dunia ini memang aneh, ya. Baru saja disebut, orangnya langsung muncul. Menurutmu, gadis itu mirip Aura nggak?"Mendengar nama itu disebut, Jose refleks mengikuti arah yang ditunjuk Ferdy.Benar saja, di salah satu sofa VIP di seberang sana, dia melihat Aura. Tentu saja, dia juga melihat pria yang duduk di samping Aura, yaitu Renald.Entah kenapa, Jose mengeluarkan dengusan k

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 442

    Alasan itu membuat Aura tidak enak untuk menolak. Dia melirik ke luar jendela dan baru menyadari bahwa hari sudah mulai gelap tanpa dia sadari.Leona yang tampaknya menangkap keraguannya, mendekat dan berbisik pelan di telinganya, "Bu Aura, bagaimana kalau kita ikut saja? Baru saja kontrak ditandatangani, rasanya nggak pantas kalau menolak ajakan Pak Renald."Aura mengatupkan bibir, lalu tersenyum ke arah Renald. "Kalau begitu, aku terima dengan senang hati."Setelah makan malam bersama, Aura sebenarnya ingin langsung pulang. Namun, pihak Grup Gonzales kembali mengusulkan untuk lanjut bersantai sejenak.Aura menahan napas sejenak. Saat menoleh, dia melihat Renald tersenyum kecil dengan sudut bibir yang terangkat, "Itu tergantung, apakah Bu Aura bersedia memberiku kehormatan ini."Entah kenapa, Aura selalu merasa bahwa ada sisi aneh dari pria ini. Orang-orang luar menyebut Renald sebagai sosok yang dingin, tenang, dan sangat terkontrol, bahkan nyaris tanpa rumor atau gosip murahan. Namu

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 441

    [ Bu Aura, besok sore kita bertemu. ]Aura mengernyit pelan.Panggilan itu berasal dari nomor asing. Dia tidak mengenalnya. Namun, nada bicara yang terdengar seperti perintah itu benar-benar membuatnya tidak nyaman.Baru saja dia hendak meletakkan ponsel, tiba-tiba panggilan dari Renald masuk. Dia terdiam sejenak, lalu mengangkatnya. Suara dingin khas Renald langsung terdengar di ujung sana."Bu Aura, masa setelah tanda tangan kontrak langsung lupa sama aku?""Pak Renald suka bercanda saja. Belakangan ini aku memang sedikit kewalahan," jawab Aura dengan menjaga sikap meskipun dia tidak terlalu menyukai nada bicara itu. Bagaimanapun juga, di hadapan klien utama, dia tetap harus bersikap profesional.Renald terdengar merenung sejenak di ujung sana. "Kalau begitu, bagaimana kalau sore ini saja? Kebetulan aku ada waktu."Aura tentu tidak akan menolak. Semakin cepat semua pasal dan kontrak diselesaikan, semakin cepat pula dia bisa merasa lega."Baik, sampai jumpa sore ini di kantor Pak Rena

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 440

    Belinda menghela napas sebelum menjelaskan, "Leona cuma membelamu. Dia bilang kamu memang nggak datang ke perusahaan, tapi pekerjaanmu beres. Terus, Pak Anrez langsung pecat dia."Belinda menggeleng. Aura tersenyum sinis. Anrez jelas sekali ingin melawannya. Aura menggertakkan gigi, lalu berkata pada Belinda, "Telepon Leona. Suruh dia datang kerja seperti biasa."Belinda mengiakan dan menyahut, "Oke. Tapi, Pak Anrez ....""Biar aku yang bilang, " ucap Aura.Baru saja selesai berbicara, Aura melihat Anrez berjalan ke arahnya. Baru dibicarakan, orangnya langsung datang. Dia mengernyit, lalu berbalik menuju ke kantornya.Anrez menyusul. Dia menatap tajam Aura dengan ekspresi muram dan bertanya, "Kamu ke mana beberapa hari ini? Kamu bersikeras menduduki posisi wakil presdir, tapi begini cara kerjamu?"Suara Anrez rendah dan penuh tuntutan. Aura bersikap seolah-olah tidak mendengarnya dan langsung duduk santai di kursi kerja. Dia menimpali, "Memangnya kamu nggak lihat surat izin sakit yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status