Share

Bab 381

Author: Camelia
"Baik, aku mengerti." Aura mengangguk, lalu melangkah naik ke atas dengan tubuh sedikit lelah.

Sekarang semuanya benar-benar kacau. Serra, Ghea, dan Donna.

Saat sampai di kamar, Aura langsung merebahkan diri di atas ranjang. Matanya kosong menatap langit-langit. Yang paling mendesak saat ini adalah Donna.

Ghea entah ke mana perginya kemarin, kemungkinan besar akan menghindar dan tidak berani muncul dalam waktu dekat.

Aura mengatupkan bibir, pikirannya perlahan tertuju pada Donna. Lalu Markos dan Daffa ....

"Benar juga!" Aura tiba-tiba duduk tegak di ranjang. Sebuah rencana mulai terbentuk di kepalanya.

Sumber kekuatan Donna ada pada Grup Santosa dan Daffa. Selama bisa menggenggam titik lemahnya, sebesar apa pun kebencian Donna padanya, dia takkan berani bertindak gegabah.

Aura mengambil ponsel dan menelepon seseorang untuk mengatur pertemuan.

Di restoran.

Pria yang duduk di seberangnya menyapa dengan senyum menjilat. "Bu Aura ini benar-benar klien besar kami."

Aura tidak berniat basa-b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 417

    Tempat ini ramai karena banyak orang yang berlalu-lalang. Jose tidak merasa malu, tetapi Aura merasa sangat malu. Sambil terus berteriak agar Jose melepaskannya, dia menutupi wajah dengan tangan agar tak ada yang melihat keadaannya yang begitu memalukan.Bagaimanapun, Jose pasti terlihat sangat genit di situasi seperti ini. Adapun dirinya, entah akan digosipi seperti apa.Mungkin karena perkataannya tadi terlalu menusuk, wajah Jose menjadi sangat kelam, tindakannya juga semakin kasar. Saat dia melemparkan Aura ke jok belakang mobil, kepala Aura nyaris terbentur pintu.Baru saja Aura ingin berbicara, Jose langsung menyusul masuk. Dengan wajah suram, dia menyuruh Marsel untuk mulai mengemudi.Aura menoleh ke arah Jose. Mereka terlalu dekat. Aura bisa merasakan tekanan kuat dari Jose. Dia menggigit bibir, ingin menjelaskan, tetapi tak tahu harus mulai dari mana.Beberapa saat kemudian, Jose menyalakan sebatang rokok. Asap langsung memenuhi kabin mobil. Aura yang tak menyadari itu pun ters

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 416

    Mendengar itu, Renald hanya tertawa kecil, tetap menjaga sikapnya yang elegan dan tenang. Dia mengangkat tangan dan menandatangani kontrak dengan namanya, lalu menoleh menatap Aura. "Bu Aura, jangan salah paham. Aku cuma berniat baik memberi peringatan."Aura tersenyum mengejek dalam hati. Pria ini berbicara seolah-olah dirinya adalah orang baik. Dia lantas mengambil kontraknya dan juga menandatangani namanya."Tenang saja, Pak Renald. Untuk urusan kerja, Grup Tanjung akan berusaha sebaik mungkin. Tapi ...." Aura sempat berhenti sejenak. "Untuk urusan pribadi, Pak Renald nggak perlu repot-repot."Melihat caranya yang halus tetapi jelas menyuruhnya untuk tidak ikut campur, Renald sama sekali tidak marah, bahkan tertawa pelan. Aura merasa Renald yang seperti ini agak aneh.Saat berikutnya, Jose mendorong pintu masuk. Dia duduk kembali di tempat sebelumnya. Tatapan yang mengarah ke Aura tampak misterius.Renald yang merasa sudah cukup memprovokasi pun bangkit dan berkata, "Aku ada urusan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 415

    "Cih, siapa tahu?""Menurutku sih, Jose.""Kalau begitu aku bertaruh Renald 200 juta. Siapa yang jadi bandar?""Aku jadi bandar!"Hanya dalam beberapa menit, sebuah taruhan sudah terpasang.Aura menoleh ke arah orang-orang yang sedang bertaruh, lalu kembali memandang ke arena. Pertandingan antara kedua pria itu makin memanas. Padahal ini hanya pertandingan biasa, tapi keduanya seperti benar-benar bersaing mati-matian.Aura bahkan melihat kuda Renald hampir menabrak kuda Jose. Jantungnya langsung berdegup kencang.Namun, ternyata dia terlalu khawatir. Kemampuan Jose menunggang kuda terlihat sangat terampil. Dia menghindari gerakan agresif dari Renald dengan mudah, lalu memacu kudanya secepat mungkin menuju garis akhir.Kecepatan keduanya begitu seimbang, bahkan Jose hanya unggul setengah kepala kuda saja.Tinggal beberapa puluh meter terakhir. Aura tak bisa menahan kegugupan dalam dirinya, kedua tangannya mencengkeram kuat pagar pembatas di depannya."Sepuluh, sembilan, delapan ... tiga

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 414

    Ucapan Renald barusan jelas menyiratkan sindiran. Jose menahan senyum, lalu tertawa ringan. "Kenapa? Pak Renald juga ingin coba?" Dia tidak membantah.Ekspresi Aura yang awalnya masih tersenyum, mendadak membeku.Tadi malam? Seorang gadis? Jadi, Jose semalam bersama perempuan lain?Aura merasa dadanya sesak sejenak. Namun, kemudian dia mengingat kembali hubungan antara dirinya dan Jose memang cuma sebatas saling memanfaatkan. Jadi, apa haknya untuk merasa sakit hati?Aura mengecam dirinya sendiri dalam hati, lalu kembali tersenyum. Hanya saja, senyum itu tidak lagi sehangat tadi.Dengan sikap seolah tak terjadi apa-apa, Aura menoleh ke arah Renald. "Kalau Pak Renald dan Pak Jose sama-sama lagi bersemangat, gimana kalau kalian tanding? Aku ingin melihat kehebatannya."Renald tertawa kecil. "Boleh saja. Hanya saja, entah Jose berkenan atau nggak."Jose ikut tertawa, tetapi tatapannya gelap ke arah Renald. "Kalau sudah diajak sama Pak Renald, tentu saja aku nggak mungkin menolak."Aura ya

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 413

    Sebenarnya, pertandingan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Aura. Namun karena ulah Renald tadi, entah kenapa dia jadi ikut tegang.Sepasang matanya terpaku pada arena pacuan kuda, berharap kuda pilihannya benar-benar bisa menang. Renald mungkin bukan orang yang paling berintegritas, tapi seharusnya dia tidak akan menarik kembali ucapannya sendiri.Kalau iya, bukankah itu berarti menampar wajahnya sendiri? Justru karena itu, Aura jadi lebih menaruh harapan. Karena gugup, jari-jarinya mengepal erat.Renald meliriknya dari samping. "Bu Aura kelihatan tegang."Aura langsung sadar dan buru-buru melepaskan kepalan tangannya. "Nggak."Renald hanya tertawa kecil, tidak membalas. Dia mengangkat tangan dan menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya perlahan.Sikapnya begitu tenang, seakan tidak peduli pada taruhan miliaran yang baru saja dia pasang. Di matanya tidak terlihat gelombang emosi apa pun. Aura pun menyadari dirinya mungkin terlalu terbawa suasana, lalu perlahan mengendurka

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 412

    Tempat itu adalah sebuah kelab pribadi kelas atas yang menggabungkan hiburan dan relaksasi dalam satu area.Jika Kelab Fana milik Jose lebih condong ke ranah abu-abu, Birely benar-benar menjalankan bisnis eksklusif yang legal dan terbuka. Mulai dari pacuan kuda, menembak, hingga golf ... semuanya tersedia dengan fasilitas premium.Luas areanya pun sangat besar. Orang yang bisa datang dan menghabiskan uang di sana sudah pasti dari kalangan atas. Begitu Aura memarkir mobilnya, ponselnya langsung bergetar menerima sebuah pesan.[ Sponsor: Kamu di mana? ]Aura mengatupkan bibir. Siang-siang begini Jose mencarinya?Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya memilih menjawab dengan jujur.[ Di Birely. Renald mengundangku untuk membicarakan kontrak. ]Pesan itu terkirim, tetapi lama tidak ada balasan dari pihak sana. Dia menyimpan kembali ponselnya, lalu seorang pramusaji langsung menyambut dengan sopan, "Selamat datang, Nona. Sudah melakukan reservasi sebelumnya?""Aku datang untuk menemui seseo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status