Share

Bab 59

Author: Camelia
"Lepas!" Jose menatap bagian atas paha Aura yang terlihat samar di balik ujung jas. Ekspresinya tampak agak tidak senang.

Aura menoleh dan menatapnya, "Apa perlu sampai sepelit itu? Cuma satu setelan baju."

Setelan itu jelas harganya tidak murah, paling tidak harganya puluhan juta. Akan tetapi, bukankah Jose adalah bujangan paling kaya seantero kota? Masa dia harus mempermasalahkan uang sekecil ini?

"Aku sudah suruh orang antarkan baju untukmu. Ada di ruang tamu, ambil sendiri."

Setelah berkata demikian, Jose langsung masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian, suara gemericik air terdengar dari dalam. Aura mendecak pelan, merasa Jose benar-benar pelit.

Aura berbalik badan dan berjalan menuju ruang tamu. Di sana, dia memang melihat ada sebuah gantungan baju. Di gantungan baju itu terdapat beberapa helai pakaian dengan berbagai jenis model.

Ada setelan, ada juga gaun. Gayanya juga cocok dengan selera Aura. Selain itu, semuanya dari merek ternama.

Aura langsung terdiam. Tadi dia baru saja m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 437

    Philip mengangguk sambil menjawab, "Sudah. Dia lagi tunggu Bos di ruang tamu."Jose mengiakan, lalu berjalan ke arah ruang tamu. Begitu masuk, dia langsung melihat seorang pria yang sedang duduk di dalam.Ekspresi pria itu tampak santai. Setelah melihat Jose, dia berdiri sambil tersenyum dan berujar, "Aku sudah tahu Pak Jose pasti akan menemuiku."Jose duduk di seberangnya dengan ekspresi datar. Tubuhnya yang tinggi dan ramping bersandar di sofa. Dia menyilangkan kaki sambil terus memainkan cincin di ibu jarinya, lalu bertanya, "Katakan, di mana kamu pernah melihatnya?"Mendengar ini, pria itu menaikkan alis, lalu duduk di seberang Jose. Dia menimpali, "Pak Jose terlalu buru-buru. Kalau aku bilang pernah lihat, berarti itu benar."Setelah itu, pria itu mengeluarkan selembar foto dan menyerahkannya kepada Jose. "Hanya saja ...," kata pria itu sambil menggosok-gosok ibu jari dan telunjuknya."Hanya saja, aku sudah jauh-jauh kemari untuk menemui Pak Jose. Setidaknya ongkos perjalanannya

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 436

    Aura meringkuk di dalam pelukan Jose saat digendong masuk ke rumah sakit. Dia terus menyembunyikan wajahnya di dada Jose. Sikapnya seperti orang yang baru melakukan hal tercela dan takut ketahuan.Jose menunduk menatap Aura sekilas. Melihat semburat merah di pipi Aura, dia mendengus dingin sebelum bertanya, "Kenapa? Kamu merasa sangat malu digendong olehku?"Aura mengatupkan bibir, lalu membalas, "Bukan begitu. Aku cuma takut buat masalah untukmu. Lagi pula, kalau sampai ada yang memotret, besok pasti akan masuk berita utama. Kalau aku menyembunyikan wajahku, nanti kamu bisa jelaskan kalau aku ini adikmu atau semacamnya."Betapa pengertiannya Aura. Sayangnya, Jose seperti tidak begitu menghargai niatnya. Baru saja selesai bicara, Aura melihat rahang bawah Jose menegang seperti sedang menggertakkan gigi."Kalau bisa secerewet ini, sepertinya lukamu terlalu ringan," sindir Jose. Nada bicaranya terdengar seperti sedang marah.Aura menutup mulutnya dan tidak beradu mulut lagi dengan Jose.

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 435

    Aura memeluk Jose dengan erat dan tidak mau melepaskannya, seakan-akan mendapatkan pelampung setelah nyaris tenggelam.Jose mengernyit dalam-dalam. Matanya yang gelap memancarkan kilatan tajam. Dia menggertakkan gigi, lalu menggendong Aura dari tanah.Ketika menoleh ke belakang, terlihat Marsel yang sedang menginjak leher pria yang barusan hendak melecehkan Aura."Tuan Jose. Orangnya sudah ditahan. Bagaimana selanjutnya?" tanya Marsel.Jose menyipitkan matanya. Marsel bisa melihat tatapan tajam Jose dengan sangat jelas."Yang penting jangan sampai mati. Setelah itu, bawa dia ke kantor polisi," sahut Jose.Marsel mengerti dan membalas, "Baik. Kalau begitu, aku bawa dia ke Kelab Fana dulu."Orang yang dibawa ke Kelab Fana jarang ada yang keluar dalam keadaan utuh. Daffa saja tidak bisa, apalagi berengsek ini.Yang penting jangan sampai mati. Itu berarti bisa diperlakukan sesuka hati? Marsel menatap pria itu dengan simpati. Dia berdecak, lalu menghubungi Philip dan berkata, "Halo? Ada ker

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 434

    Aura tahu tidak ada gunanya berbicara dengan orang seperti pria itu. Dia memilih untuk mengabaikannya dan pergi.Namun, bagaimana mungkin pria yang sudah dikuasai nafsu membiarkan mangsanya pergi begitu saja? Melihat Aura yang enggan berbicara dengannya, pria itu langsung menarik pergelangan tangan Aura."Pergi! Kalau menarikku lagi, aku akan lapor polisi!" pekik Aura dengan lantang.Sayangnya, ancaman Aura tidak mempan pada pria itu."Cantik, jangan takut. Aku tahu kamu malu karena ini baru pertama kali. Nggak apa-apa. Setelah main, kamu nggak akan malu lagi," kata pria itu."Siapa pun, tolong! Tolong aku!" teriak Aura.Menurut Aura, tidak ada gunanya berbicara dengan pria seperti itu. Jadi, dia memutuskan untuk berteriak minta tolong. Jika tahu akan menghadapi masalah ini, tadi dia pasti akan nekat tetap di mobilnya Jose dan menolak untuk turun."Diam! Jangan teriak!" sergah pria itu dengan panik saat melihat Aura berteriak. Dia langsung membekap mulut Aura dan menyeretnya ke gang bu

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 433

    Aura terdiam sejenak, lalu masuk ke mobil Jose. Begitu masuk, dia mencium bau rokok yang kuat bercampur dengan aroma lembut dari tubuh Jose.Aura menoleh menatap Jose. Dia awalnya ingin bertanya pada Jose kenapa bisa tiba-tiba muncul. Namun, Jose lebih dulu menyindir, "Hebat. Di hadapanku, kamu berani dan galak sekali. Kenapa di hadapan Donna tadi kamu diam seribu bahasa?"Aura seketika mengurungkan niatnya untuk melontarkan kata-kata yang hendak diucapkan barusan. Dia awalnya cukup terharu. Namun, begitu Jose melontarkan sindirannya, rasa terharu itu lenyap begitu saja.Jose melirik Aura sekilas dan melihat wajah mungil itu tampak sangat tidak senang. Dia mencengkeram dagu Aura dan memaksanya menatap dirinya."Lain kali, balas orang-orang yang menindasmu. Aku yang akan bertanggung jawab," tegas Jose dengan suara rendah. Matanya sedikit menyipit ketika menatap Aura.Meskipun Jose berkata seperti itu, Aura tidak berani memercayainya begitu saja. Jose sudah banyak membantunya dan itu sud

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 432

    "Kalau nggak mau ketahuan, jangan lakukan sejak awal," ucap Aura.Donna menyipitkan matanya. Tatapannya pada Aura yang awalnya penuh amarah, perlahan berubah menjadi ketakutan. Benar. Dia mulai takut.Aura memang tidak begitu menakutkan, tetapi sekarang Jose ada di belakangnya. Jose jelas sekali akan mendukung Aura. Saat ini, Donna benar-benar tidak punya kemampuan untuk memutuskan hubungan dengan Aura. Namun, dia juga tidak rela menyerah begitu saja.Donna menggigit bibirnya dengan geram dan akhirnya merobek dokumen di tangannya.Tatapan Aura tampak makin sinis. Dia berkata, "Kamu robek saja. Lagi pula, asalkan aku mau, semua dokumen ini bisa kubuat ribuan salinannya. Tapi, kalau pembicaraan ini nggak berakhir baik dan kamu tetap mau ribut, coba tebak, semua dokumen ini akan ada di mana?"Aura berjalan mendekati Donna. Sepasang matanya yang indah terus menatap Donna dengan tajam. Paras Aura memang sangat cantik. Mengancam dengan wajah seperti itu sebenarnya tidak begitu menakutkan. Na

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status