Share

Bab 62

Penulis: Camelia
Aura yang turun untuk mengembalikan ponsel kebetulan mendengar percakapan itu. Dia pun menyaksikan adegan itu dengan penuh minat.

Selama ini Ghea selalu menampilkan citra gadis polos dan lembut. Kemungkinan besar, ini adalah pertama kalinya dia mengalami kegagalan di depan seorang pria. Melihat situasi seperti itu, Aura merasa bahwa Jose memang cukup menarik.

"Pak Jose ...." Ghea sempat terdiam cukup lama sebelum akhirnya memberanikan diri mengangkat dagunya sedikit dan berkata, "Apa aku pernah menyinggung Anda?"

"Anda ...."

Jose sudah kehilangan kesabarannya. Dia mengangkat tangan untuk melihat jam tangannya dengan ekspresi dingin.

Sang asisten langsung memahami maksud itu. Dia melangkah maju dan berkata kepada Ghea, "Nona Ghea, kalau Anda masih nggak mau menyingkir, saya terpaksa memanggil pengawal."

Meski senyumnya masih tampak profesional, sorot matanya jelas-jelas penuh dengan penghinaan yang tak bisa disembunyikan. Bekerja di sisi Jose telah membuatnya terbiasa melihat berbagai m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Shil 31
gak bisa berhenti baca cerita ini, selalu penasaran sama kelanjutannya!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 441

    [ Bu Aura, besok sore kita bertemu. ]Aura mengernyit pelan.Panggilan itu berasal dari nomor asing. Dia tidak mengenalnya. Namun, nada bicara yang terdengar seperti perintah itu benar-benar membuatnya tidak nyaman.Baru saja dia hendak meletakkan ponsel, tiba-tiba panggilan dari Renald masuk. Dia terdiam sejenak, lalu mengangkatnya. Suara dingin khas Renald langsung terdengar di ujung sana."Bu Aura, masa setelah tanda tangan kontrak langsung lupa sama aku?""Pak Renald suka bercanda saja. Belakangan ini aku memang sedikit kewalahan," jawab Aura dengan menjaga sikap meskipun dia tidak terlalu menyukai nada bicara itu. Bagaimanapun juga, di hadapan klien utama, dia tetap harus bersikap profesional.Renald terdengar merenung sejenak di ujung sana. "Kalau begitu, bagaimana kalau sore ini saja? Kebetulan aku ada waktu."Aura tentu tidak akan menolak. Semakin cepat semua pasal dan kontrak diselesaikan, semakin cepat pula dia bisa merasa lega."Baik, sampai jumpa sore ini di kantor Pak Rena

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 440

    Belinda menghela napas sebelum menjelaskan, "Leona cuma membelamu. Dia bilang kamu memang nggak datang ke perusahaan, tapi pekerjaanmu beres. Terus, Pak Anrez langsung pecat dia."Belinda menggeleng. Aura tersenyum sinis. Anrez jelas sekali ingin melawannya. Aura menggertakkan gigi, lalu berkata pada Belinda, "Telepon Leona. Suruh dia datang kerja seperti biasa."Belinda mengiakan dan menyahut, "Oke. Tapi, Pak Anrez ....""Biar aku yang bilang, " ucap Aura.Baru saja selesai berbicara, Aura melihat Anrez berjalan ke arahnya. Baru dibicarakan, orangnya langsung datang. Dia mengernyit, lalu berbalik menuju ke kantornya.Anrez menyusul. Dia menatap tajam Aura dengan ekspresi muram dan bertanya, "Kamu ke mana beberapa hari ini? Kamu bersikeras menduduki posisi wakil presdir, tapi begini cara kerjamu?"Suara Anrez rendah dan penuh tuntutan. Aura bersikap seolah-olah tidak mendengarnya dan langsung duduk santai di kursi kerja. Dia menimpali, "Memangnya kamu nggak lihat surat izin sakit yang

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 439

    Aura tiba-tiba tidak berselera makan. Dia kembali berbaring di ranjang dan berkata, "Letakkan di sana saja."Pelayan menoleh menatap Aura sambil bertanya, "Kalau begitu, nanti aku kembali untuk membereskannya setelah Nona selesai makan ya?""Iya," sahut Aura. Dia mengambil ponsel dan memainkannya karena bosan. Namun, tiba-tiba muncul sebuah notifikasi berita di layar ponselnya.[ Heboh! Pemimpin Alatas Heir ketahuan berpacaran! ]Aura terkejut. Pemilik Alatas Heir, bukannya itu Jose? Ketahuan berpacaran? Apakah maksudnya pertunangan Jose dengan Winona?Aura tanpa sadar mengklik berita itu. Namun, begitu membaca isi berita tersebut, matanya terbelalak. Yang ada di foto bukan Winona, melainkan Aura dan Jose yang sedang masuk ke rumah sakit.Di dalam foto, Jose tampak gagah dengan tubuh tinggi tegap dan kaki jenjang yang mencolok. Dia menggendong Aura seperti menggendong boneka. Ekspresi di wajahnya tenang dan santai.Untung saja, Aura menyembunyikan wajahnya di dada Jose. Jika tidak, mun

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 438

    Pria itu baru berani maju untuk mengambil koper dan pergi.Philip mengantarnya keluar, lalu segera kembali dengan selembar kertas di tangannya. Dia melapor, "Bos, ini alamat yang dia tinggalkan."Jose tidak menanggapi dan hanya mencengkeram foto di tangannya dengan erat. Saking kuatnya, dia bahkan tidak sadar sendi jarinya memucat.Jose melihat foto itu sekilas. Sebelum sempat melihat dengan jelas, dia langsung menyimpannya, lalu memerintahkan, "Kirim orang ke alamat yang dia bilang. Pastikan orangnya ketemu."Philip mengangguk sembari menyahut, "Oke. Aku segera kirim orang ke sana."Setelah melontarkan perintah, Jose berdiri dan pergi.Melihat Jose pergi, Philip berdecak sambil menggeleng. Kemudian, dia menunduk membaca catatan di tangannya. Dia mengangkat alis, lalu keluar dari ruangan dan memerintahkan orang untuk bertugas.Ketika Jose pulang, Aura masih tertidur lelap. Mungkin karena kakinya terluka, jadi dia tidur begitu saja tanpa mengganti pakaian. Jose berdiri di sisi ranjang m

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 437

    Philip mengangguk sambil menjawab, "Sudah. Dia lagi tunggu Bos di ruang tamu."Jose mengiakan, lalu berjalan ke arah ruang tamu. Begitu masuk, dia langsung melihat seorang pria yang sedang duduk di dalam.Ekspresi pria itu tampak santai. Setelah melihat Jose, dia berdiri sambil tersenyum dan berujar, "Aku sudah tahu Pak Jose pasti akan menemuiku."Jose duduk di seberangnya dengan ekspresi datar. Tubuhnya yang tinggi dan ramping bersandar di sofa. Dia menyilangkan kaki sambil terus memainkan cincin di ibu jarinya, lalu bertanya, "Katakan, di mana kamu pernah melihatnya?"Mendengar ini, pria itu menaikkan alis, lalu duduk di seberang Jose. Dia menimpali, "Pak Jose terlalu buru-buru. Kalau aku bilang pernah lihat, berarti itu benar."Setelah itu, pria itu mengeluarkan selembar foto dan menyerahkannya kepada Jose. "Hanya saja ...," kata pria itu sambil menggosok-gosok ibu jari dan telunjuknya."Hanya saja, aku sudah jauh-jauh kemari untuk menemui Pak Jose. Setidaknya ongkos perjalanannya

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 436

    Aura meringkuk di dalam pelukan Jose saat digendong masuk ke rumah sakit. Dia terus menyembunyikan wajahnya di dada Jose. Sikapnya seperti orang yang baru melakukan hal tercela dan takut ketahuan.Jose menunduk menatap Aura sekilas. Melihat semburat merah di pipi Aura, dia mendengus dingin sebelum bertanya, "Kenapa? Kamu merasa sangat malu digendong olehku?"Aura mengatupkan bibir, lalu membalas, "Bukan begitu. Aku cuma takut buat masalah untukmu. Lagi pula, kalau sampai ada yang memotret, besok pasti akan masuk berita utama. Kalau aku menyembunyikan wajahku, nanti kamu bisa jelaskan kalau aku ini adikmu atau semacamnya."Betapa pengertiannya Aura. Sayangnya, Jose seperti tidak begitu menghargai niatnya. Baru saja selesai bicara, Aura melihat rahang bawah Jose menegang seperti sedang menggertakkan gigi."Kalau bisa secerewet ini, sepertinya lukamu terlalu ringan," sindir Jose. Nada bicaranya terdengar seperti sedang marah.Aura menutup mulutnya dan tidak beradu mulut lagi dengan Jose.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status