Share

Bab 738

Penulis: Camelia
Begitu melihat Jose, Aura merasa seolah-olah lupa cara bernapas dan tubuhnya membeku di tempat. Hingga akhirnya Jose yang memiliki ekspresi dingin itu perlahan-lahan menoleh dan menatapnya dengan tatapan tajam.

"Bu Aura," panggil Jose dengan nada sopan, tetapi familier bagi Aura.

Aura segera menganggukkan kepal, tetapi dia tetap merasa sangat gelisah. Dia terus bertanya-tanya apakah Jose sudah mengatakan sesuatu pada Parviz, lalu bertanya pada Parviz, "Kakek, ada apa panggil aku ke sini?"

Mendengar perkataan itu, Parviz tersenyum ramah dan melambaikan tangan pada Aura. "Rara. kemarilah."

Aura pun segera melangkah mendekat dengan patuh, tetapi dia tetap tidak berani menatap ke arah Jose. Meskipun begitu, dia masih bisa melihat tangan besar Jose yang diletakkan di meja teh dan jemari panjang Jose yang memegang cangkir dengan santai dari sudut matanya.

"Rara, ini Pak Jose, dia juga dari Jakoro. Kalian pernah bertemu sebelumnya?" tanya Parviz.

Pertanyaan Parviz membuat hati Aura langsung b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Dimas rengga permana Firmansyah
aura sok jual mahal. gk tau balas budi
goodnovel comment avatar
miu-miu
cape juga yah sama cerita ini
goodnovel comment avatar
idagh7
Jose pdkt sama kakeknya aura biar dijodohin wkwkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 774

    Aura yang baru tersadar kembali segera menahan ekspresinya dan menggelengkan kepala pada Thea. "Nggak apa-apa."Thea menatap Aura dengan khawatir. Namun, saat melihat ekspresi Aura yang sudah kembali tenang, dia akhirnya menghela napas lega dan berkata, "Sebentar lagi rapat akan dimulai, nanti kita juga harus ikut Pak Jose meninjau lokasi. Tadi aku lihat Pak Jose sudah pergi ke ruang rapat, lebih baik kita juga segera ke sana."Aura menganggukkan kepala, lalu berbalik untuk mengambil barang-barangnya dan berjalan keluar. Saat dia sampai di ruang rapat, Jose dan Yanti sudah ada di sana. Beberapa staf lapangan juga sudah duduk di tempatnya, hanya dia yang baru saja datang.Namun, sebelum Aura sempat duduk, terdengar suara Yanti yang bernada sinis dari samping. "Bu Aura ini benar-benar hebat, buat semua orang harus menunggumu seorang."Aura menggigit bibirnya dan melirik Yanti sekilas, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa dan langsung duduk.Staf lapangan yang memimpin rapat juga tidak ber

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 773

    Saat itu, entah angin yang bertiup dari mana sampai menutup pintunya dengan kuat. Hati Aura langsung berdebar dan segera melangkah ke pintu untuk membukanya karena sifat Jose yang gampang berubah membuatnya waswas dengan apa yang akan dilakukan Jose. Ada banyak orang di sini, dia tidak ingin ada gosip yang beredar di kunjungan kerja pertamanya.Namun, saat tangan Aura menyentuh gagang pintu, pergelangan tangannya ditarik. Pada detik berikutnya, dia sudah dijepit tubuh Jose di dinding. Aroma Jose yang dingin langsung menyengat masuk ke hidungnya, bau yang terasa sangat familier. Dia berusaha mundur, tetapi dia tidak bisa mundur lagi.Aura mengangkat tangan dan mendorong Jose, lalu menatap Jose dan berkata, "Jangan macam-macam, di sini banyak orang ...."Jose tersenyum sinis. "Hah. Kamu kira saat aku mau melakukan sesuatu, aku akan peduli ada orang atau nggak?"Aura langsung terdiam. Memang benar, Jose tidak pernah peduli dengan apa kata orang tentang cara berbicara dan bertindak Jose.J

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 772

    Melihat Jose yang ekspresinya dingin dan mengernyitkan alis, Yanti tersenyum canggung. "Pak Jose ini bilang apa sih. Aku datang ke sini untuk bekerja, mana boleh pergi lebih dulu."Yanti berpikir jika dia pergi, dia tidak memiliki alasan untuk terus bersama dengan Jose lagi. Dia diam-diam berpikir Jose ini seperti bunga yang berada di puncak tebing, dia makin berminat jika sikap Jose makin dingin. Oleh karena itu, dia tidak akan pergi sebelum dia benar-benar menaklukkan Jose.Mendengar perkataan itu, Jose tersenyum sinis. "Kalau memang ke sini untuk bekerja, Bu Yanti harusnya tahu bagaimana menempatkan diri. Kalau nggak, aku hanya akan meragukan keprofesionalan Grup Kusuma."Jose memang bukan tipe orang yang suka banyak berbicara, sehingga sikapnya terasa sangat dingin saat berkata begitu.Karena melihat jelas tatapan sinisnya Jose, Yanti kembali tersenyum canggung. "Pak Jose ini bilang apa saja sih. Aku datang ke sini untuk bekerja, jadi tentu saja haru memprioritaskan pekerjaan. Soal

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 771

    "Kebetulan sekali, ternyata kalian semua ada di sini," kata Yanti.Jose tidak menjawab. Dia tetap menatap lurus ke arah Aura dan seluruh auranya terasa agak dingin.Melihat tidak ada yang menjawabnya, Yanti mengernyitkan alis. Dia kembali menoleh ke arah Aura dan bertanya, "Kamu kenapa? Aku nggak melihatmu seharian ini."Aura menggigit bibirnya. "Baru saja sampai."Yanti berpura-pura terkejut. "Baru sampai? Sudah begitu malam baru sampai ya."Begitu Yanti selesai bicara, Jose menoleh sekilas ke arah Yanti.Tatapan Jose terasa sangat menekan sampai ekspresi Yanti yang tadinya terkejut pun langsung berubah. Dia mengelus ujung hidungnya dengan canggung, lalu tersenyum kaku dan menoleh ke arah Aura. "Kalau begitu, kamu harus istirahat baik-baik."Setelah mengatakan itu, Yanti kembali menoleh pada Jose dan berkata, "Pak Jose, aku masih ada beberapa hal soal pekerjaan yang belum begitu jelas. Apa malam ini kamu punya waktu? Aku ingin bertanya padamu."Tengah malam begini, orang normal mana s

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 770

    Keluar dari ruang medis, Thea masih tetap menatap Marsel dengan ekspresi marah. "Kamu ini kenapa? Kamu nggak lihat Bu Aura itu sekarang butuh seseorang untuk menjaganya ya?"Marsel menggigit bibirnya. "Kamu nggak perlu mengkhawatirkan ini."Thea mendengus dan baru saja hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia langsung menyadari sesuatu. Mulutnya ternganga dan menatap Marsel dengan kaget. "Maksudmu, Pak Jose ...."Mulut Thea terbuka lebar sampai hampir bisa muat sebutir telur ayam. Dia memang masih muda, tetapi dia bisa menjadi asistennya manajer juga karena dia cerdas. Meskipun sudah tahu apa yang terjadi, dia tetap merasa hal ini sulit dipercaya. Dia pun tidak bersikeras ingin masuk untuk menemani Aura lagi, melainkan menjilat bibirnya dan bertanya pada Marsel, "Jadi, Bu Aura dan Pak Jose ...."Bukannya Thea bermaksud untuk kepo. Namun, di sepanjang perjalanan tadi, semua orang bisa melihat jelas Yanti menyukai Jose dan Jose sendiri juga tidak menolak Yanti. Jika hal ini ketahuan Yanti,

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 769

    Saat Jose berdeham dan baru saja hendak mengiakan, tiba-tiba terdengar suara heboh dari luar."Gawat, ada yang terluka."Dalam sekejap, suasana di luar menjadi kacau.Melihat Jose yang menoleh sekilas ke arah luar, Marsel yang langsung mengerti maksud Jose pun keluar dan memanggil orang yang tadi berbicara. "Siapa yang terluka? Apa yang terjadi?"Orang itu menjawab, "Nggak kenal, tapi sepertinya seorang wanita cantik. Mungkin salah satu pimpinan yang datang ke sini untuk inspeksi."Setelah berkata beberapa kalimat dengan Marsel, orang itu langsung menghela napas. "Untuk apa aku bicara begitu banyak denganmu, aku harus segera panggil dokter di pos."Selesai mengatakan itu, orang itu pun bergegas pergi tanpa menunggu tanggapan dari Marsel.Marsel berdiri terpaku, lalu menoleh dan tepat berhadapan dengan tatapan Jose yang muram. Jelas sekali, Jose juga mendengar ucapan tadi."Pak Jose ...."Marsel baru saja memanggil, Jose sudah mengernyitkan alis dan segera berlari ke dalam kegelapan mal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status