Share

Menjadi Tawanan Tuan Muda
Menjadi Tawanan Tuan Muda
Penulis: MAMAZAN

Bab 1 | Layani Aku!

Penulis: MAMAZAN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-14 19:14:29

Bab 1

Pukul tujuh malam, Kediaman Miller terasa sunyi dan menekan. 

Meski shiftnya sebagai pelayan baru sudah berakhir, Lila Laven masih harus bekerja. Ia butuh uang secepat mungkin.

Gadis berusia 26 tahun dengan kulit putih bersih dan rambut hitam pekat yang sedikit bergelombang tergerai di punggung itu, menyeka keringat tipis di pelipisnya. 

Ia mengenakan seragam pelayan berwarna hitam dan putih yang kontras dengan matanya yang bulat dan ceria, kontras pula dengan beban yang dipikulnya.

Ibunya, Susan, terbaring lemah karena kanker dan butuh operasi segera. Biayanya? 1,5 Milyar. Sebuah angka yang mencekik.

Sudah seminggu ia menggantikan ibunya di rumah megah Jonathan Miller, 49 tahun, seorang pengusaha duda yang selalu bersikap ramah, meski matanya terkadang memancarkan sorot aneh.

Memiliki dua pekerjaan sekaligus, pelayan di siang hari di kediaman Miller dan pelayan di bar eksklusif di tengah malam membuat Lila berjalan di atas benang tipis kelelahan.

Malam ini, ia mendapat tugas membersihkan kamar tamu yang jarang dipakai, yang terletak di ujung koridor lantai dua. Ruangan itu gelap dan sedikit berdebu, dimana terlihat jika yang empunya rumah memang tidak punya tamu.

Lila mengambil kemoceng dan mulai membersihkan. Ia bergumam pelan, mencemaskan shiftnya di bar.

'Ya Tuhan, dari mana aku dapat uang untuk pengobatan Ibu?'

Tiba-tiba, suara pintu depan dibanting dengan keras menggema di kesunyian malam. Langkah kaki berat, cepat, dan tergesa-gesa memecah kesunyian. Langkah itu bukan langkah Tuan Miller. Langkah ini terlalu tegap, terlalu cepat, dan memancarkan aura bahaya.

Jantung Lila mencelos. Ia menahan napas, mengira ada perampok. Ia segera meringkuk di balik tirai tebal yang menutupi jendela besar kamar tamu.

Pintu kamar itu didorong terbuka dengan sebuah hentakan keras. Bukan perampok. Seorang pria bertubuh tinggi tegap, berbalut setelan mahal yang sedikit kusut, berdiri di ambang pintu.

Pria tampan yang baru pertama kali ia lihat, wajahnya tertekuk, rahangnya mengeras, dan mata hitamnya memancarkan kemarahan yang mencekam. Nafasnya terdengar memburu. Lila tidak dapat melihat dengan jelas. “Siapa pria itu?” batinnya, menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya mencekam erat pakaian seragam pelayannya.

Sedangkan pria tersebut tidak menyadari kehadiran Lila di balik tirai. Ia berjalan gontai menuju ranjang king size di tengah ruangan, mencampakkan tas kerja mewahnya, lalu menyentuh keningnya yang berdenyut. Dia baru saja selamat dari jebakan yang nyaris merenggut nyawanya dalam perjalanan pulang. Kini badannya terasa begitu panas. Ada yang aneh.

“Shit! Aku lengah!” geram pria yang merupakan pemilik asli rumah ini. Dia Adalah Oliver James Monfalco, pria berusia 33 tahun. Pria yang terkenal begitu dingin dan di takuti di kalangan para pebisnis dan dunia bawah tanah. Pria yang misterius, tidak pernah menunjukkan jati dirinya di muka public.

Saat Oliver mulai melonggarkan dasinya, mata tajamnya menangkap gerakan halus di balik tirai jendela. Ia melihat bayangan tubuh mungil di sana.

Mata Oliver seketika berubah dari lelah menjadi tajam dan dingin. Ia tahu betul rumah ini seharusnya kosong saat ini.

"Siapa di sana?!" suaranya serak, menusuk.

Lila tersentak, lalu perlahan keluar dari persembunyiannya. Ia menunduk takut, jari-jarinya meremas gagang kemoceng. "M-maaf, Tuan. Saya pelayan baru, saya sedang membersihkan kamar ini."

Oliver melangkah maju. Satu langkahnya sudah cukup membuat Lila mundur dua langkah. Ia mengamati Lila dari ujung kaki hingga kepala. Tubuh indah di balik seragam pelayan, payudara ranum yang menekan kain, bibir tipis yang bergetar. Wajah polos dan ketakutan itu entah mengapa menarik perhatiannya, memicu sesuatu yang gelap di dalam dirinya.

"Pelayan?" Oliver mendengus dingin. "Jonathan sudah bosan dengan pelayan tua dan menggantinya dengan... mainan baru?"

Lila mendongak, matanya memancarkan amarah tipis. "Saya tidak mengerti maksud Anda, Tuan. Saya disini menggantikan ibu saya."

Oliver tidak peduli. Tidak ada orang yang ia percayai di dunia ini. Ia hampir saja celaka dan situasi saat ini bukannya seperti jebakan yang tertunda.

Pria ini haus akan kendali, dan Lila, yang tampak kecil tak berdaya, adalah target yang sempurna. Setidaknya ia berada di kediamannya saat ini. Dan semua berada di bawah kendalinya, termasuk pelayan kecil yang ada di depannya.

Dalam sekejap, Oliver menghapus jarak di antara mereka. Ia meraih lengan Lila dengan cengkeraman baja, menyeret tubuh mungil itu menuju tempat tidur.

"Lepaskan! Tuan, apa yang Anda lakukan?!" Lila meronta, suara cerianya berubah menjadi jeritan tertahan.

Oliver menindih tubuh Lila di atas ranjang empuk. Nafasnya yang panas menerpa telinga Lila. Membuat pelayan cantik itu memukul-mukul dada Oliver, tapi tenaganya tidak berarti apa-apa.

"Diam." Perintah Oliver rendah, dingin, dan tegas.

Dia mencengkeram rahang Lila, memaksa wanita itu menatap matanya. Kemudian, ia mencium Lila. Ciuman brutal, kasar, seperti menuntut pengakuan dari tubuhnya. Lila merasakan sakit di bibirnya, bercampur dengan aroma whisky dan parfum mahal pria asing yang kini menindihnya.

Saat Lila berusaha memalingkan wajah, Oliver berbisik, nadanya terdengar seperti seorang diktator yang tengah menawarkan amnesti.

"Kau butuh uang, bukan?" Oliver menarik diri sedikit, matanya yang kelam menatap langsung ke mata bulat Lila yang kini berkaca-kaca.

Lila terkejut. "Ba-bagaimana Anda tahu?"

"Semua pelayan di rumah ini butuh uang. Tapi kau," Oliver menjilat sudut bibirnya, tatapannya menyapu setiap lekuk tubuh Lila. "Kau terlihat sangat putus asa."

Oliver menyelipkan tangan ke saku celananya, mengeluarkan dompet tebal, dan melemparkan selembar cek yang sudah ditandatangani ke atas bantal di samping kepala Lila.

"Tiga ratus juta. Dan layani aku malam ini, sekarang juga."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan Tuan Muda   Bab 8 | Sebesar itu ? (21+)

    Bab 8Lila terus meronta, namun setiap gerakan tubuhnya justru menciptakan gesekan yang semakin membakar gairah Oliver. Di bawah cahaya lampu tidur yang remang dan cahaya matahari pagi, Oliver menanggalkan kemejanya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya tetap mengunci kedua pergelangan tangan Lila di atas kepala."Lepas... Tuan... ini salah..." rintih Lila dengan suara yang mulai habis. Tenaganya terkuras, napasnya tersengal-sengal di bawah beban tubuh kekar Oliver yang menekannya tanpa ampun ke dalam ranjang."Diamlah, kucing liar!” desis Oliver di depan bibir Lila.Dengan satu sentakan kasar, Oliver merobek sisa kain seragam pelayan yang sudah tak berbentuk itu. Suara kain yang koyak bergema di ruangan yang sunyi, menyisakan Lila dalam keadaan benar-benar telanjang dan terpapar di bawah tatapan lapar sang majikan. Oliver menjilati bibirnya, matanya menyisir setiap inci kulit putih bersih Lila yang kini kemerahan karena gesekan.Tangan kasar Oliver mulai menjamah. Ia meremas pa

  • Menjadi Tawanan Tuan Muda   Bab 7 | Mencicipimu

    Bab 7"Jangan seenaknya, Tuan!" Lila menyahut dengan wajah tertekuk. Amarahnya memuncak setiap kali pria ini merendahkannya. "Aku bukan tawanan Anda dan aku bukan kucing liar!""Kau..." Oliver menggeram rendah. Kalimat perlawanan Lila seolah menjadi bahan bakar bagi gairahnya yang liar.Di dalam kamar yang luas dengan pencahayaan minim itu, aroma maskulin Oliver yang bercampur dengan wangi musk terasa menyesakkan bagi Lila. Cahaya lampu tidur dan sinar matahari pagi yang temaram memberikan bayangan panjang yang mencekam di dinding, mempertegas posisi Oliver yang mengunci tubuh Lila di atas ranjang empuk.Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, Oliver kembali memaksa melumat bibir Lila. Kali ini lebih dalam dan menuntut. Tangan besarnya merayap naik, mencengkeram leher Lila, tidak sampai menyakiti, namun cukup kuat untuk memberikan tekanan yang membuat napas Lila tersendat sekaligus membakar gairah yang tidak diinginkan."T-tuan O-oliver... Hen... tikan..." rintih Lila di sela-sela pag

  • Menjadi Tawanan Tuan Muda   Bab 6 | Kau Adalah Tawananku

    Bab 6Ia mencondongkan wajahnya lebih dekat, hingga hidung mereka hampir bersentuhan. "Godalah dia… Buat dia bertekuk lutut padamu. Buat dia berselingkuh denganmu di rumah ini."Lila terbelalak. "Apa?! Anda gila! Saya tidak akan melakukan hal menjijikkan seperti itu!""Jangan munafik," desis Oliver. "Semalam kau hampir menyerahkan dirimu demi uang. Sekarang aku menawarkan jalan yang lebih 'bersih'. Kau tidak perlu benar-benar tidur dengannya jika kau pintar. Aku hanya butuh bukti foto atau video saat dia mencoba menyentuhmu."Oliver menarik diri sedikit, merogoh saku jasnya dan mengeluarkan ponsel. Ia menunjukkan sebuah foto surat kontrak operasi rumah sakit ibunya yang entah bagaimana sudah ada di tangannya."Ibumu akan dioperasi minggu depan. Biayanya 1,5 Milyar secara total, bukan? 500 juta hanya untuk uang muka. Jika kau berhasil membantuku menjatuhkan Jonathan, aku tidak hanya akan membayar 500 juta. Aku akan menanggung seluruh biaya operasi dan pemulihan ibumu sampai sembuh tota

  • Menjadi Tawanan Tuan Muda   Bab 5 | Identitas Pria Asing Malam Itu

    Bab 5Jonathan berdehem, berusaha mencairkan suasana yang kaku. "Maaf Ayah tidak menyiapkan apa-apa saat kedatanganmu-"Lila pun datang kembali dari dapur, membawa nampan berisi secangkir kopi hitam pekat sesuai permintaan Oliver. Kehadirannya membuat Jonathan menjeda percakapannya dengan putra tirinya.Tanpa mengatakan apa-apa, Lila meletakkan cangkir tersebut di atas meja, tepat di sisi tangan Oliver. Lila berusaha sebisa mungkin agar tangannya tidak gemetar, meski ia merasa tatapan Oliver yang tajam sedang menelanjangi dirinya sekali lagi. Saat ia menarik kembali nampannya, Lila dapat melihat perubahan ekspresi Oliver yang tiba-tiba mengeras, matanya tertuju pada bibir dan leher Lila yang kini tertutup rapi oleh pakaiannya."Bagaimana kalau Ayah menyiapkan pesta penyambutan kamu malam ini di hotel? Teman-teman bisnismu pasti ingin menyambut kepulanganmu ke tanah air," lanjut Jonathan dengan nada yang dipaksakan ramah.Trak!Suara benturan garpu dan pisau perak yang dilemparkan Oliv

  • Menjadi Tawanan Tuan Muda   Bab 4 | Tuan Muda

    Bab 4Lila membuka mata tepat jam 5 pagi. Kepalanya terasa berat dan berdenyut, efek dari hanya tidur selama 1 jam setelah pulang dari The Shadow Bar. Namun, rasa lelah itu kalah oleh kegelisahan yang merayap di dadanya. Ia harus kembali memulai pekerjaannya sebagai pelayan di Kediaman Miller.Pagi ini, ia harus menghadap Tuan Jonathan. Ia harus melaporkan pria asing yang sudah melecehkannya semalam. Ia tidak bisa bekerja di bawah satu atap dengan monster seperti itu, kalau pun mengundurkan diri, dia harus berkata apa pada sang Ibu?Dengan cepat ia bersiap-siap dan mengenakan seragam pelayannya yang masih bersih, untungnya ia memiliki cadangan karena seragam yang semalam telah terkoyak tragis, tak bisa di perbaiki sama sekali."Aku harus cepat sebelum Tuan Jonathan pergi ke kantor!" gumamnya sembari mengambil langkah cepat. Jari-jarinya sedikit bergetar saat merapikan kerah bajunya.Lila segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi ruangan, namun

  • Menjadi Tawanan Tuan Muda   Bab 3 | Kucing Liar

    Bab 3Lila terdiam, isak tangisnya seketika menghilang. Ia berpikir keras. 300 juta. Jumlah itu berkelip di benaknya, mengalahkan rasa sakit dan kehinaannya."300 juta..." lirihnya.Ia memikirkan kembali uang yang harus ia kumpulkan demi pengobatan sang Ibu. Bahkan jika ia bekerja keras selama setahun, uang sebanyak itu akan sulit ia kumpulkan. Ia mengusap pipinya yang basah dan berkata, "Apa aku terima saja?"Namun, dengan cepat ia menampar pipinya sendiri. Plak! Sebuah tamparan keras untuk mengembalikan akal sehatnya."Sadar, Lila! Kamu bahkan tidak tahu siapa pria brengsek tadi! Besok aku akan melaporkannya ke Tuan Jonathan," putusnya tegas. Harga dirinya masih lebih tinggi daripada keputusasaan.Lila bangkit dari duduknya. Ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh dari sisa-sisa air mata dan keringat. Tidak ada waktu baginya untuk berlama-lama kalut dalam kesedihan. Ia harus bekerja. Malam masih panjang, dan ia punya pekerjaan lain yang harus diselesaikan.Dengan terg

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status