Share

Bab 59

Author: Pixie
last update Last Updated: 2025-10-25 23:13:30

Keesokan paginya, Andrew terbangun dan terkejut. "Aku tertidur? Kenapa Briony tidak membangunkan aku?" gerutunya panik.

Sambil memegangi gips, ia bergegas bangkit dari tempat tidur. Ia hendak mencari Briony dan meminta penjelasan. Namun, melihat Alex duduk melamun di pinggir kasur, pikirannya teralihkan.

"Papa?" Matanya membulat maksimal. Ia belum sempat menyembunyikan robot merahnya.

Alex mengerjap. Melihat wajah bingung sang putra, ia tersenyum kaku. "Bagaimana kabarmu hari ini, Hero? Apakah tanganmu masih sakit?"

"Hanya saat aku bangun tadi. Tapi sekarang, sudah tidak lagi." Andrew melirik ke arah meja. Melihat robot kesayangannya masih tergeletak di sana, ia menggigit bibir. "Apakah Papa mau menghukumku?"

Alex mengerutkan bibir. "Tergantung bagaimana kamu bisa menjelaskan keterlambatanmu kemarin. Kenapa kalian pulang malam? Apakah Briony tidak mengajakmu pulang lebih awal?"

Wajah Andrew berubah manyun. Pundaknya terkulai lesu. "Dia mengajakku, tapi aku belum mau pulang. Kami
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjauhlah, Mantan! Aku Pantas Mendapatkan yang Lebih Baik   Bab 69

    "Tidak," sangkal Alex dalam hati, saat egonya kembali mencuat. "Keadaan justru bisa lebih buruk kalau dulu aku memilih Briony. Dia hanya jago akting dan bicara. Selain itu, dia tidak punya modal atau keahlian apa-apa. Dia juga pembawa sial dalam hidupku. Buktinya, keluargaku mulai bermasalah sejak dia menulis buku sialan itu."Sambil menatap Briony sinis, Alex mengeluarkan ponselnya. Ia mengirim pesan kepada sekretarisnya. "Apakah sudah ada tanggapan dari pihak Little Sparks? Kapan mereka akan men-take down buku itu?" Sekretarisnya membalas, "Mereka belum bisa memberi tanggapan, Tuan. Mereka perlu mendiskusikan hal tersebut dengan CEO mereka yang kebetulan sedang mengambil cuti panjang.""CEO macam apa yang mengabaikan urusan kantor begitu lama?" gerutu Alex, sebal. Sambil mendumel dalam hati, ia mulai memikirkan cara. "Haruskah aku menghapus buku itu dari ponsel Briony? Atau aku perlu menunggu sampai dia login di laptop barunya? Tapi hal itu tetap membutuhkan acc dari platform, kan?

  • Menjauhlah, Mantan! Aku Pantas Mendapatkan yang Lebih Baik   Bab 68

    Kemarahan Alex semakin membara. Ia menarik sang istri agar mendekat ke matanya. "Jangan menguji kesabaranku. Tinggalkan anak itu dan cepat temui Andrew." "Kaulah yang jangan menguji kesabaranku. Sekali lagi kau memaksaku, aku akan berteriak. Kalau kau peduli kepada Andrew, kau tidak akan mencobanya," Caroline mengancam balik. Alex memicingkan mata lagi. "Apa maksudmu?" "Bisa kau bayangkan bagaimana perasaan Andrew jika dia melihat ibunya lebih memilih anak lain?" Napas Alex tersekat. Dadanya sesak oleh kegilaan sang istri. "Kau ....""Lepaskan aku atau aku berteriak sekarang? Biar Andrew melihatku menggandeng tangan anak lain," tantang Caroline seraya meninggikan sebelah alis. Alex tertegun dalam kekalutan. Ia tidak rela melepas sang istri. Namun, ia lebih tidak rela lagi jika Andrew tersakiti. "Tiga .... Dua ...," Caroline menghitung mundur. Dengan mata merah yang terlapisi air mata, Alex akhirnya melepas Caroline. Wanita itu tersenyum sinis. "Keputusan bijak, Alex. Mulai sek

  • Menjauhlah, Mantan! Aku Pantas Mendapatkan yang Lebih Baik   Bab 67

    Alex mendengus tak percaya. Ia menurunkan volume suaranya. "Kenapa kau bicara begitu? Apakah kau lupa? Akulah yang membuat aplikasi baca pertama di L City. Perusahaanku mendapat penghargaan start-up terbaik. Aku juga dicap sebagai salah satu pemimpin bisnis paling berpengaruh di negeri ini." "Itu sudah lima tahun yang lalu, Alex. Sekarang? Setelah perusahanmu memiliki banyak pesaing, apa yang terjadi? Pendapatan menurun drastis. Tidak ada lagi prestasi yang kau raih. Perusahaanmu bahkan terancam pailit."Alex menegakkan telunjuk, menahan Caroline untuk melanjutkan bicaranya. "Itu tahun lalu, Caro. Sekarang, Starlight sudah membaik dan kembali stabil.""Kau bahkan tidak bisa mengalahkan Little Sparks, Alex. Padahal, perusahaan itu baru lahir. Apa yang bisa kau banggakan sekarang? Kau mau memberiku uang dari mana kalau perusahaanmu tidak lagi menjadi yang terdepan?" tanya Caroline seraya mengangkat alis dan dagunya sedikit. Alex menggertakkan geraham. Ia tidak terima dipandang rendah

  • Menjauhlah, Mantan! Aku Pantas Mendapatkan yang Lebih Baik   Bab 66

    "Kami kasihan kepada Andrew," Brandon mengulang jawaban dengan penekanan lebih. "Apakah kau tidak sadar kalau anakmu itu menyedihkan? Dia kurang perhatian dan kesepian. Karena itu, aku bersedia menjadi temannya. Padahal, kalau mengingat dia putramu, aku bisa saja mengabaikannya." Alex mendengus. Rahangnya berdenyut-denyut. "Jangan sok tahu.""Apakah kau pernah bertanya kepada Andrew tentang perasaannya?" sela Brandon sebelum Alex bisa bicara lebih banyak. "Apakah semua mainan yang dia miliki cukup untuk membuatnya bahagia? Apakah dia tidak pernah merasa sepi selama orang tuanya bekerja? Apa yang sebetulnya dia inginkan dari kalian?"Ego Alex terguncang. Tanpa berpikir panjang, ia menegaskan, "Andrew putraku. Tentu saja aku tahu apa yang dia butuh.""Lalu kenapa kau tidak mengajaknya ke dokter gigi secara rutin? Kenapa bisa aku dan Briony yang pertama kali menemaninya bermain game VR? Dan kenapa dia sangat gembira saat kami menonton di bioskop seolah-olah itu kali pertamanya?" tanya B

  • Menjauhlah, Mantan! Aku Pantas Mendapatkan yang Lebih Baik   Bab 65

    "Terima kasih, Brandon. Aku benar-benar tidak menyangka kamu bisa membelikan aku ponsel," ucap Andrew sembari membenamkan wajahnya di dada Brandon. Ia tidak peduli jika lengannya sedikit sakit. Ia ingin menunjukkan rasa syukurnya kepada sang pria baik hati.Sambil menepuk-nepuk punggung si bocah, Brandon berkata, "Zaman sekarang, ponsel adalah alat yang sangat penting. Itu bisa membantumu untuk terhubung dengan siapa pun. Mulai sekarang, kalau kamu mau meneleponku, tekan saja 1. Kalau kamu mau menelepon Briony, tekan 2. Kamu bisa menyimpan kontak orang tuamu atau siapa pun di nomor-nomor selanjutnya.""Kenapa kamu ada di nomor 1, sedangkan Briony ada di nomor 2?" Andrew mendongak. Tatapannya curiga.Brandon tergelitik oleh ekspresinya. Ia mengacak rambut bocah itu. "Karena aku tidak mau kau merepotkan pacarku terus. Jadi, kalau ada apa-apa, hubungi aku dulu. Kalau aku tidak mengangkat teleponmu, baru hubungi Briony. Mengerti?"Tiba-tiba, Alex membanting tinju di sofa. "Kau pikir kau s

  • Menjauhlah, Mantan! Aku Pantas Mendapatkan yang Lebih Baik   Bab 64

    "Akan kuberikan kalau kau mengizinkan Briony duduk di sampingku," pancing Brandon. Bibir Andrew mengerucut. "Mana bisa begitu? Kata Nyonya Powell, itu namanya menyogok. Tidak baik. Ayo ... berikan saja hadiahnya kepadaku," Andrew mengulurkan tangannya. Ia tidak sadar bahwa sang ayah menyoroti tingkahnya dengan wajah tak senang."Andrew, untuk apa meminta hadiah darinya? Apakah mainan yang Papa berikan kepadamu masih kurang?" tegur Alex, pelan. Andrew memasang raut tanpa dosa. "Tidak, Papa. Tapi semakin banyak mainan yang kupunya, semakin asyik," ia mengedikkan bahu, lalu kembali menatap Brandon. "Jadi, apa yang kau belikan untukku? Apakah kacamata VR? Pedang laser? Drone yang keren?" "Nanti kau akan tahu. Makan saja dulu," tutur Brandon seraya melirik Alex. Ia puas melihat laki-laki itu berang. "Ya, makanlah dulu. Setelah itu, kau bisa bermain bersama Brandon sepuasnya," Briony menyodorkan sepotong lasagna ke mulut Andrew. Tak sabar ingin melihat hadiahnya, Andrew pun makan denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status