Share

Berpikir Berlebihan

last update Last Updated: 2024-11-09 09:00:34

“Apa? Kau berniat memukulku lagi? Ada apa denganmu sebenarnya? Apa kau bocah tantrum yang akan melempar benda pada orang lain? Kau benar-benar kekanakan,” ledek James.

Cressa berpikir sejenak. Dia juga tidak tahu dari mana sikap buruknya datang, yang jelas ini sudah menjadi ciri khasnya sejak dulu. Dia ingat semua hal buruk yang pernah dia lakukan.

“Malam itu kita bisa saja menghabiskan malam yang menyenangkan bersama. Aku yakin kau bersikap seperti ini pada semua pria. Suamimu, bukankah dia menikahimu karena kau seorang Montgomery? Oh, dia sangat beruntung.” James mendekati Cressa.

“Jangan mendekat! Aku bisa melemparkan ini kapan pun,” ancam Cressa.

“Ya, lempar saja!” James menatapnya dengan tatapan menantang, menunggu Cressa melakukannya.

Cressa melemparkan vas bunga itu, namun seseorang menangkis vas bunga itu, yang membuatnya jatuh di dekat Cressa. Cressa menjerit pelan dan tersentak mundur. Dia lalu memelototi Magnus yang baru saja menghentikan aksinya barusan.

“Ada apa ini? Apa yang membuatmu melakukan itu?” Magnus menatap Cressa dengan tenang.

“Dia macam-macam denganku.” Cressa langsung menunjuk James dan menatap Magnus dengan meyakinkan.

James mendecak. Dia tak percaya pernah melayani tuan putri ini. Rasanya harga dirinya dicabik-cabik karena bagaimana Cressa meninggalkannya, dan bagaimana dia harus menuruti Cressa.

“Aku bersumpah aku tidak melakukan apa pun padanya. Aku hanya bicara.” James mengelak.

Magnus menghela nafasnya. Dia tahu ini akan terjadi. Dia enggan untuk ikut campur dalam urusan Cressa di masa lampau. Namun, jika Cressa bertindak seperti itu dan ada yang terluka karenanya, dia harus sebisa mungkin mencegah hal itu. Cressa bisa merusak nama Montgomery kapan saja.

“Ah, maafkan aku tentang sikap istri kecilku ini. Dia kadang memang hilang kendali,” ucap Magnus.

James melirik Magnus sambil mengangkat sebelah alisnya. Melihat bagaimana tenangnya Magnus dalam menghadapi Cressa juga membuatnya sedikit tertarik. Ada sesuatu yang membuat sosok seperti Magnus pun mau meladeni Cressa.

Tampang Cressa yang cantik bisa memikat hati siapa saja, untuk itulah Cressa sedari dulu tinggal memilih pria mana yang akan bermain-main bersamanya, dan memastikannya harus tetap tunduk dan patuh. Tetapi Magnus berusaha mengambil kendali.

“Kenapa kau meminta maaf? Dia bajingan,” ucap Cressa.

“Jaga cara bicaramu dan meminta maaflah! Aku tidak tahu apa hubungan kalian di masa lalu, tapi jangan sampai itu mempengaruhi kredibilitasmu! Kita di sini untuk urusan bisnis, jika kau mengacaukannya, kau akan tahu akibatnya,” ancam Magnus pelan dan santai.

Cressa merapatkan giginya dengan kesal. “Aku tidak mau minta maaf.”

James menyilangkan tangannya. Dia pernah dibuat tunduk pada Cressa. Namun, melihat sosok Magnus yang lebih unggul dari Cressa dan berusaha mengendalikannya membuatnya cukup senang. Rasanya puas, melihat gadis yang biasanya berlakon pengendali akhirnya dikendalikan juga.

“Cressida.” Magnus menatapnya dengan tatapan yang lebih tajam.

“Jangan memaksaku!” gertak Cressa.

Pada akhirnya, James membiarkan Cressa lolos kali ini. Dia bicara dengan Magnus selanjutnya.

Cressa menatap keduanya masih dengan suasana hati yang buruk. Dia kesal karena Magnus tidak membelanya seperti yang dia harapkan. Cressa semakin kesal melihat bagaimana Magnus sangat fokus pada pekerjaan yang harus mereka lakukan.

“Sial, dia benar-benar bisa merebut Montgomery dariku suatu hari nanti. Setelah mempertahankan Montgomery bersama dari Robert, aku masih harus melawan sekutuku nantinya.” Cressa jadi sedikit takut jika Magnus akan menusuknya dari belakang untuk menguasai Montgomery sendiri.

Tangan Cressa mengepal. Dia menolak untuk terlihat lemah dan harus senantiasa tangguh, karena mungkin, Magnus tidak akan bisa dipercaya suatu hari nanti.

“Makan, atau dimakan. Bunuh, atau dibunuh.”

***

Cressa dan Magnus bermalam di sebuah penginapan. Cressa mengeluh karena tidak bisa menggunakan vila yang sebelumnya, yang lebih nyaman dari pada penginapan yang seperti rumah hantu. Dia cemberut sepanjang malam.

“Biasakan dirimu. Di tempat yang agak tertinggal seperti ini, hanya ini yang bisa kita dapatkan. Kau mungkin akan melakukan perjalanan bisnis ke tempat yang lebih ekstrem nantinya.

Cressa menegak wine yang ada di gelasnya dengan cepat. Dia sedikit kasar saat menaruh gelasnya kembali.

“Vila yang tadi lebih baik.” Cressa mendengus.

“Itu vila pribadi dan tidak disewakan.” Magnus menghela nafasnya sambil menatap Cressa.

Cressa menyilangkan tangannya sambil berdiam diri di dekat jendela, untuk melihat area sekitar. Cressa sedikit memikirkan perkataan James, tentang betapa beruntungnya Magnus yang membuat isi kepalanya dipenuhi kemungkinan jika Magnus juga hanya mengincar nama dan kekayaan Montgomery.

“... ya, aku minta bantuanmu untuk itu.” Magnus tengah berbicara di telepon sambil menatap Cressa.

Cressa tampak tengah memikirkan sesuatu secara berlebihan hingga menggigit ujung jarinya. A at his penasaran akan itu, sambil mematikan ponselnya, dia mendekati Cressa.

“Kelihatannya kau terganggu tentang James,” ucap Magnus, dia hanya berusaha menebak.

Cressa menghentikan kegiatan menggigit ujung jarinya. Dia kemudian menatap Magnus sambil menghela nafasnya dan menggeleng pelan.

“Tidak, aku hanya gugup,” sangkal Cressa, dia berusaha mencari sesuatu yang bisa dia jadikan kegelisahannya, dia ingin menutupi rasa takutnya akan niat Magnus yang samar.

Pria di depannya ini, bisa menjadi kawan dan lawan kapan saja. Dia tak ingin terkecoh akan status pernikahan mereka. Dia ingin selalu waspada.

“Apa yang membuat tuan putri ini begitu gugup?” Magnus bersandar di tembok sebelah jendela, memperhatikan Cressa sambil menyilangkan tangannya.

“Aku tidak mau membicarakannya,” balas Cressa.

Magnus mendekati Cressa, tubuhnya menjulang tinggi di dekat Cressa yang sedikit menengadah saat melihat wajahnya. Magnus menaruh tangannya di rahang Cressa untuk membuat mereka bisa saling menatap. Cressa sama sekali tidak menolak.

Cressa mungkin sangat waspada dan penuh rasa tidak percaya. Tapi jika tentang sentuhan, sepertinya ini menjadi kelemahan Cressa. Cressa tak akan menolak terhadap sentuhan.

“Jangan bilang kau masih gugup untuk berada di kamar yang sama denganku.” Magnus tersenyum simpul.

Magnus mencium bibirnya dengan lembut, dan Cressa sama sekali tidak menolak. Cressa menaruh kedua tangannya dia bahu Magnus, memancing Magnus untuk melangkah lebih berani.

Cressa berjalan mundur tanpa sadar, karena Magnus yang rakus terus berusaha memojokkannya. Tangan Magnus yang satunya melingkari pinggang Cressa, menariknya mendekat agar tidak berjalan mundur seperti sebelumnya.

Begitu dada Magnus menekan dadanya, satu tangan Magnus yang meningkat di pinggang Cressa dengan mudahnya mengangkat tubuh Cressa hingga kaki Cressa tak lagi berada di lantai. Keduanya masih hanyut dalam ciuman penuh gairah mereka, di mana mereka saling melahap bibir masing-masing.

Cressa terbaring di kasur yang empuk, menatap Magnus yang tengah melonggarkan dasinya. Satu tangannya lagi menjebak Cressa. Dan tangan itu yang uratnya dibelai halus oleh jemari Cressa.

'Persetan dengan cinta, Cressa. Nikmati saja tubuh yang menggoda ini.'

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Melepaskan Rindu

    Kali ini Cressa tak bisa membohongi dirinya sendiri. Dia membutuhkan Magnus untuk memuaskan hasratnya. Dan Magnus yang menginginkan hal serupa jelas tak akan berhenti di sana. Apa lagi bagaimana Cressa memberikan reaksi. Cressa membuatnya gila.Tanpa berbasa-basi, Magnus mengangkat tubuh Cressa, melingkarkan kaki Cressa di pinggangnya dan membawa Cressa naik ke kamar. Dia kemudian membaringkan Cressa di kasur. Sementara dirinya mulai melucuti pakaiannya sendiri yang hanya akan menghalangi kegiatan mereka. Cressa memperhatikan bagaimana Magnus menelanjangi dirinya, memperhatikan jika otot-otot Magnus belakangan ini semakin jelas, ukuran ototnya sepertinya bertambah seiring dia berada jauh dari Cressa. Pikiran tentang tidak menyentuh Cressa dalam waktu yang lama tentu adalah sesuatu yang berat. Magnus harus mengalihkan perhatiannya agar dia tidak terlalu memikirkan tentang tubuh istrinya, atau segala kepuasan yang ada di dalamnya. Dia melampiaskan semuanya dengan kegi

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Penghukuman Magnus

    Setelah Serenia mengatakan sesuatu tentang hukuman, sekarang Cressa mengerti kenapa Magnus saat ini duduk di pinggir kasur dengan membungkuk, hingga kedua lengannya harus menahan postur tubuhnya yang sedang tertunduk tak jauh dari Cressa. “Aku akan pergi ke Bericont untuk beberapa minggu. Ada banyak yang harus aku lakukan di sana.” Magnus menghela nafasnya dengan berat, kelihatannya dia sebenarnya enggan. Cressa memalingkan wajahnya. Dia sebenarnya tidak mau berbicara dengan Magnus. Namun Magnus sudah berkali-kali membujuknya dan meminta maaf padanya. Hingga dia juga mengalah dengan tinggal di mansion Montgomery untuk beberapa haru belakangan ini. “Sepertinya kau sangat ingin menjauhiku,” gumam Cressa. “Kau tahu bukan itu maksudku. Ini perintah Serenia. Dia saat ini kembali memegang kendali di kantor. Aku tidak bisa menentangnya.” Magnus menatap Cressa dengan pasrah. Cressa hanya bisa menghela nafasnya kemudian. Dia juga tidak tahu harus mengatakan apa. Lagi pula, sepertinya

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kutukan Armstrong

    Saat Cressa memberontak dari gendongannya, Magnus menguatkan lengannya untuk menahan tubuh Cressa. Dia bisa merasakan betapa lemahnya tubuh Cressa karena mungkin kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama beberapa hari belakangan ini. “Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!” Cressa terus memberontak. Magnus mendekap Cressa ke dadanya. Cressa menolak menyentuhnya sama sekali, itu sebenarnya membuat harga dirinya turun di depan orang-orang yang ada di sekitarnya. Meski begitu, Magnus tetap berusaha mempertahankan fasadnya yang tegas. “Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untukmu sekarang. Berhenti memberontak!” Tangan kanan Magnus mencengkeram kuat kedua lutut Cressa.Cressa terus mendorong Magnus menjauh, dan kedua kakinya dia ayunkan. Meski begitu, tak lama kemudian dia terdiam saat merasakan nafasnya tiba-tiba menjadi berat. Dan dia merasa lelah hanya karena pemberontakannya yang lemah. “Lihat? Kau membutuhkan bantuan medis sekarang.” M

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Membujuk Cressa

    “Aku tidak tahu apa pun tentang yang terjadi antara Cressa denganmu. Tapi aku sedikit tersinggung atas ucapanmu tentang selingkuh. Aku? Menjadi selingkuhan? Oh, harga diriku benar-benar terluka. Aku lebih baik mendapatkan gadis lain.” James langsung mendecak tak percaya, dia menaruh kedua tangannya di pinggang. Dia sebenarnya sangat penasaran atas apa yang terjadi dengan hubungan rumah tangga pasangan yang menikah kurang dari empat bulan tersebut. Dia bertemu mereka saat mereka baru menikah, dan dalam keadaan harmonis. Suasana ini jelas sangat berbanding terbalik. Magnus hanya melirik ke arah James dengan sedikit sinis. Meski begitu, mendengar langsung bagaimana James menjelaskan situasi yang terjadi antara dia dan Cressa, tak ada indikasi perselingkuhan. Berusaha mengesampingkan perasaan kesalnya karena melihat Cressa bersama pria lain di sebuah kabin, dia ingin fokus pada perasaan Cressa saat ini dan fakta kalau dia sedang hamil. Magnus berjalan mendekati Cressa, dia berdiri

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Pencarian Cressa

    “...sungguh, dia memintaku menurunkannya di persimpangan jalan sana, dan kemudian sebuah mobil tiba begitu dia turun dari taksiku. Dia sudah menelepon seseorang selama di perjalanan.” Sopir taksi yang sekarang tengah ditodong pistol oleh salah satu anak buah Magnus itu tampak berusaha keras menunjukkan kejujurannya. Dia mengangkat tangannya dengan ketakutan juga. Magnus menganggukkan kepalanya mengerti dan membuat anak buahnya menurunkan pistol tersebut. Sekarang Magnus penasaran dengan orang yang berani membantu istrinya tersebut di saat seperti ini. Dia kemudian memikirkan seseorang. “Sepertinya belakangan ini aku tidak melihat Paul,” gumam Magnus. “Dia sedang berada di luar kota untuk urusan lainnya, itu yang aku ketahui,” jawab Glenn. “Sungguh? Bagaimana jika dia di luar kota karena membantu Cressa pergi?” “Dia tidak akan melakukan itu. Nyonya Serenia sendiri yang mengirimnya keluar kota beberapa hari yang lalu, tepat sebelum semua ini terjadi. Aku yakin Cressa tidak b

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menghilangnya Cressa

    Serenia memegangi bahu Jeslyn dengan erat, yang tentu berhasil membuat Jeslyn merasa terintimidasi dan tak punya pilihan selain jujur padanya. Serenia juga jelas sedang khawatir. “Jangan bilang jika Magnus bahkan tidak mengetahui tentang ini,” ucap Robert. Serenia melirik suaminya tersebut dan menatap Magnus. Sementara Robert hanya tersenyum tipis sambil menggoyangkan kakinya santai, menurut Robert akan seru jika Magnus kehilangan kepercayaan Serenia sepenuhnya. “Benar, Cressa sedang hamil. Dan dia memang belum memberitahu siapa pun selain aku.” Jeslyn menganggukkan kepalanya. Serenia seketika melepaskan bahu Jeslyn dan mendengus kasar. Serenia menutup wajahnya dengan perasaan khawatir pada adiknya tersebut. Sementara Magnus memejamkan matanya sejenak sambil menyandarkan bahunya ke sofa. Magnus memijat keningnya agak kasar begitu mendengar kabar kehamilan istrinya, dari sahabat istrinya. “Kenapa dia tidak langsung memberitahuku jika dia hamil?” Ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status