Share

Bab 8

Aku terdiam kala ibu mertuaku mulai menyebutkan satu persatu jasa-jasanya. Tidak ada yang bisa aku tolak, memang semua itu sudah ia lakukan selama ini.

Seperti yang ia sebutkan tadi, melahirkan dan membesarkan Mas Hendra, memang sudah ia lakukan. Jadi, aku hanya diam saja, itu lebih baik ketimbang ikut berbicara saat orang sedang emosi.

"Apa lagi yang mau Ibu sebutkan? Jasa-jasa Ibu memang sangatlah banyak, makanya aku selalu ingin berbakti padamu, Ibu. Tapi nggak seperti ini juga! Menuruti semua keinginan Ibu. Hingga harus bercerai demi Ibu, itu tidak akan kulakukan, karena Irma adalah cinta pertama dan terakhirku, Bu!" jawab Mas Hendra membuatku terenyuh.

Aku mencoba mendekati Mas Hendra yang amat terpukul dengan ucapan ibunya.

"Mas, sudahlah jangan keras-keras bicaranya, malu didengar tetangga," bisikku di dekat telinga Mas Hendra.

Kemudian ibu mendekati aku, lalu ia bicara dengan matanya yang sudah bulat dan penuh kemarahan.

"Ini semua gara-gara kamu, wanita kota yang miskin, b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status