Share

Menyembunyikan Kembar Lima CEO
Menyembunyikan Kembar Lima CEO
Penulis: MeteorComets

Preview

“BJ, apakah kita akan tinggal di kamar lagi?” putra saya yang berusia 6 tahun-EJ bertanya kepada saya.

“EJ, kemarilah. Mama akan kedatangan tamu,” ajak DJ pada kakaknya.

Saya tersenyum pada mereka. Bayiku yang spesial bagiku; sumber kekuatanku.

"Tolong, kamu tahu kalau pergi keluar itu berbahaya, kan?"

Mereka berempat mengangguk. "EJ, DJ, kemarilah. Berhenti bertanya mma," kata CJ kesal. Di antara saudara-saudaranya, dialah yang paling pemarah.

Keduanya pergi ke CJ sementara BJ hanya menyeringai pada mereka. Teman-teman.. Aku menggelengkan kepalaku.

"EJ, bisakah kamu membantuku dalam hal ini?" lalu inilah putri dari rumah tangga kecil kami, sedang memegang bonekanya yang diberikan oleh bibi buyutnya.

Anak-anak berdiri untuk membantu bungsu kami, AJ. Saya tidak ingat bagaimana saya mengeluarkannya dari perut saya. Banyak sekali sampai-sampai saya harus menjalani operasi caesar.

Saya pikir saya tidak akan selamat tetapi syukurlah, kami semua masih hidup. Melahirkan anak kembar lima bukanlah sebuah lelucon. Saya pikir itu hanya terjadi di film tapi tidak. Itu benar. Itu terjadi pada saya.

Kasus saya jarang terjadi.

Saya melahirkan 4 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Aku tidak menyangka kalau bosku akan meninggalkan keturunan sebanyak ini untukku.

Sebuah mobil yang berbicara jutaan berhenti di depan rumah saya.

Seorang wanita canggih keluar dari mobil dan melihat ke apartemen saya. Aku meletakkan jariku di bibirku untuk “ssst” pada mereka. Si kembar lima mengangguk.

Aku keluar dari kamar dan menutup pintu. Saya gugup karena setelah 7 tahun, Pengacara Manilou dan saya akan bertemu lagi.

“Hija, sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihatmu,” ucapnya sambil mencium pipiku.

"Selamat pagi pengacara,"

"Apa kabarmu?"

"Aku baik-baik saja. Silakan duduk," kataku dan menunjuk sofa di depan kami.

Kami duduk dan saya melihat pengawal yang dibawanya.

"Apakah kamu tinggal di sini sendirian?" dia bertanya sambil menjelajahi apartemen.

Aku mengangguk. Sebagian bohong. Saya tidak ingin dia tahu bahwa saya punya anak. Cucu-cucunya tepatnya.

"Aku mengerti. Jadi, kamu tahu kenapa aku ada di sini, kan?" Aku mengangguk.

"Anakku mengalami masa-masa sulit setelah kecelakaan dengan istrinya. Tapi istrinya yang tidak tahu berterima kasih meninggalkannya karena Rod tidak dapat berdiri untuk saat ini."

aku terkesiap. Apa yang terjadi padanya? Apakah dia baik baik saja? Pikiranku melontarkan banyak pertanyaan namun wajahku tetap tenang.

“Apakah kamu mau menerima tawaranku, hija? Bisakah kamu menjaga Rod sampai rehabilitasinya selesai?”

“Bagaimana kondisi kakinya? Tidak bisakah dia berdiri lagi?”

Dia perlu rehabilitasi untuk itu. Para dokter membantunya dan sejauh ini, dia baik-baik saja.”

Jawaban saya adalah tidak. Saya tidak akan setuju tidak peduli berapa banyak tawaran pengacara kepada saya. Dia tidak tahu apa yang terjadi antara aku dan putranya. Dan saat dia mengetahuinya, pasti dia akan marah padaku.

Pengacara membantu saya menyelesaikan studi saya. Aku berhutang nyawaku padanya. Tanpa bantuannya, saya tidak yakin apakah saya bisa lulus.

Namun saya menjadi simpanan putranya dan itu sangat memalukan bagi keluarga mereka.

Tapi pengacara tidak akan menerima kata tidak dariku. Saya sangat mengenalnya.

“Mengapa kamu tidak menyewa perawat swasta?”

"Aku menyukaimu hija. Kamu bisa merawatnya sambil membimbingnya dalam bisnisnya. Aku tidak bisa mempercayai orang lain selain kamu."

Aku menahan napas dan mengangguk kecil. Uang yang dia tawarkan tidak buruk sama sekali. Dengan jumlah sebesar itu, aku bisa menghidupi kelima anakku dan menyekolahkan mereka di sekolah ternama.

Aku melihatnya tersenyum.

"Terima kasih, March. Kamu tidak pernah mengecewakanku. Kalau saja kamu setuju untuk diadopsi, aku akan menjadi ibumu," ucapnya.

Aku hanya tersenyum tapi tidak mau mengatakan apa pun. Saya ingin menjadi putrinya, tetapi Rod tidak menginginkannya. Dia sangat membenciku tapi aku sangat mencintainya sampai-sampai aku membiarkan dia menggunakan tubuhku kapan pun dia mau.

Aku membiarkan dia menjadikanku wanita simpanan. Itu adalah pilihanku saat itu. Itulah betapa putus asanya saya. Tapi tidak lagi. Dia bukan duniaku sekarang—kuharap begitu.

“Sampai jumpa besok, hija,” ucap kuasa hukum sebelum berangkat.

Ketika mobil pengacara berangkat, saya mendengar suara anak-anak saya saat menuruni tangga.

"Mama siapa itu?" BJ bertanya

"Apakah dia bosmu?" pungkas CJ.

Aku mengangguk.

"Kupikir dia nenek kita, mama." ucap AJ polos sambil mengintip ke luar rumah. Jantungku berdebar sangat kencang karena perkataan gadisku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status