Share

Menyesal Usai Bercerai
Menyesal Usai Bercerai
Penulis: Ina R

Pulang dari Dinas

"Nizam sama Ghazi sudah tidur?" tanya Mas Restu begitu dirinya sudah duduk di atas ranjang. Wajahnya begitu terlihat letih setelah pergi keluar kota selama satu Minggu kemarin untuk urusan pekerjaan.

"Iya, mereka sudah tidur. Mas pasti capek, aku pijitin ya!" tawarku sembari ikut duduk di atas ranjang.

Mas Restu nampak mengangguk setuju. Aku pun mulai memijat tubuh Mas Restu dengan pelan, sesekali bertanya tentang pekerjaannya selama ia dinas.

"Gimana, Mas pekerjaannya?" tanyaku di sela-sela memijit tubuhnya.

"Ya Alhamdulillah, Lam lancar," jawab Mas Restu terlihat lesu. Nampaknya pekerjaannya kali ini begitu banyak menguras tenaga. "Kamu sendiri gimana pekerjaannya?" Mas Restu balik bertanya perihal rumah makan yang ku kelola.

"Alhamdulillah lancar juga, Mas. Bahkan setiap hari pengunjung bertambah ramai," jawabku antusias.

"Syukurlah kalau begitu," balas Mas Restu. Lalu, setelahnya Mas Restu terdengar bersendawa. Sepertinya ia masuk angin.

"Mas, masuk angin?" tanyaku khawatir.

"Entahlah, Lam yang jelas rasanya badan, Mas pegal-pegal semua," jelas Mas Restu.

"Ya udah, Mas istirahat saja dulu aku buatin wedang jahe dulu ya! Biar badan, Mas sedikit angetan," ujarku sembari bangkit dari tempat duduk. Mas Restu hanya mengangguk. Lalu, perlahan merebahkan diri.

Aku pun lekas mengayunkan langkah menuju dapur untuk membuatkan Mas Restu wedang jahe. Kalau sedang tidak enak badan, Mas Restu memang suka minta dibuatkan wedang jehe.

Suasana rumah sudah nampak sepi, pasalnya ini sudah pukul delapan malam, Bi Nah, Bi Atun dan yang lainnya mereka pasti sudah tertidur.

Aku pun dengan cekatan segera membuatkan wedang jahenya, lalu membawanya ke kamar di mana Mas Restu tengah beristirahat.

Saat tiba di kamar kulihat, Mas Restu sudah tertidur dengan dengkuran halus. Melihat itu aku jadi tidak tega membangunkannya. wajahnya begitu kentara rasa lelah. Bahkan sepatunya pun belum sempat ia lepaskan.

Aku menggeleng pelan seraya melangkah mendekat, wedang jahenya ku taruh di atas nakas. 'biar saja nanti kalau Mas Restu terbangun ia bisa mengambilnya sendiri' pikirku. Lalu, dengan pelan melepaskan sepatunya.

Usai melepas sepatu, Mas Restu aku melirik ke arah koper yang di bawa Mas Restu untuk dinas beberapa hari yang lalu. Ada keinginan untuk segera membongkarnya, tetapi rasa lelah di tubuh juga tak bisa kutampikkan, akhirnya aku pun memilih berbaring di samping Mas Restu.

***

Menjelang pagi, usai salat subuh, dan menyiapkan sarapan aku membuka koper yang kemarin di bawa Mas Restu dinas, mengambil pakaian kotor dan diberikan pada Bi Nah untuk dicuci.

Mas Restu sudah memisahkan pakaian kotor nya dalam palstik jadi aku tak perlu repot, sekalian mengeluarkan pakaian bersihnya. Sementara Mas Restu sedang mandi.

Saat tangan tengah sibuk mengeluarkan pakaian bersih Mas Restu tanganku tak sengaja menyentuh sesuatu, lipstik. Dahiku mengernyit melihat benda tersebut. Kenapa ada lipstik di koper Mas Restu?

"Punya siapa ini? Apa hadiah Mas Restu untukku?" Aku bertanya-tanya sembari memperhatikan benda tersebut. "Tapi, kalau ini benar hadiah untukku kenapa seperti sudah dipakai?"

Sedang sibuk memikirkan dan mengamati benda tersebut, pintu kamar mandi terbuka. Mas Restu melangkah ke arahku sembari mengeringkan rambutnya yang basah.

"Mas punya siapa ini?" tanyaku tanpa basa-basi, karena rasa penasaran yang tidak bisa lagi kutunda.

Mas Restu nampak terkejut, dan gelagapan.

"Eum ...i-itu untukmu," jawab Mas Restu sembari terlihat memaksa tersenyum. Aku yakin Mas Restu pasti berbohong, karena ia begitu terlihat gugup.

Tapi, aku percaya saja karena aku tidak ada bukti untuk menuduh, Mas Restu. Baiklah Mas untuk saat ini aku percaya saja.

Bersambung ...

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Hallo author ijin baca ceritanya
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
istri sangat perhatian sama suaminya..mas restu...seminggu kerja luar kota..pulabg masuk angin..istri pijitin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status