Share

memberi tahu

Aku memandang rumah di hadapanku. Rumah yang aku bangun dengan penuh perjuangan.

Rumah yang mengingatkan masa-masa sulit aku dengan Mas Alfi.

Sepertinya aku harus menjual rumah ini untuk membuang semua kenangan yang membangkitkan eforia ketika mengingatnya. Namun hal itu harus kupertimbangkan masak-masak.

“Assalamualaikum,” Aku mengucapkan salam sambil mengetuk pintu.

Aku mendengar langkah kaki yang berlari mendekat ke arah pintu.

Aris membukakan pintu untuk menyambut kedatanganku.

Langsung kurentangkan tangan untuk memeluk sibuah hati.

Kubenamkan ciuman penuh kasih di keningnya.

Beban yang menindih pundakku seolah sirna tatkala indara penglihatanku mendapati senyuman indah dari wajah kedua malaikat kecilku.

“Ayo kita makan,” ajakku.

“Mama beli martabak viral ini.” Aku mengangkat tanganku, memperlihatkan kantong kresek yang berisi martabak kesukaan kedua buah hatiku.

“asik,” ucap Aris kegirangan. Usia segitu memang saat lagi bahagia bahagianya, karena tidak ada beban yang h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status