Share

Gadis Pelayan

Jo tertawa lepas di depanku. Begitu pula dengan Frans. Aku pun demikian.

Entah seperti apa rasanya. Tonggak yang sedang tegang-tegangnya di grasah-grusuh tanpa arah. Rasanya pasti seperti ingin patah.

"Aduh, aduh.. udah, Sayang. Sakit!"

"Ngaku! Kamu sudah main sama Anisa kan?"

"NGGAAAK! Ya Tuhan."

"Nggak usah bawa-bawa Tuhan!"

Tetiba Brian memeluk Denise dengan erat. Lalu kepalanya dibenamkan ke dalam belahan dada Denise yang montok.

"AAAAUUW!" jerit Denise keras-keras. Sampai-sampai suaranya itu memanggil perhatian orang lain yang ada di cafe itu. Tapi mereka kemudian tidak menghiraukannya.

Dengan sekuat tenaga Denise mendorong kepala Brian agar bisa menjauh darinya. Tapi usahanya itu hanya membuahkan hasil yang sia-sia.

Semakin dia mendorongnya, Brian kian mendekap lebih erat.

"LEPASIN!.. .AUUWCH… LEPAS! BRIANH… BRIAAAN!!"

"Mmmm.. Akuh mau dekap kamu terus, Sayang."

"LEPASSSH!" dorong gadis itu lebih kuat sampai akhirnya Brian pun menyerah.

"Mmmuu–"

"Jaga nih mulut! Nyosor mulu!" k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status