Share

Empat Puluh Sembilan

Tangis Anita tak henti sampai di pemakaman, ia tidak tahu harus menjalani hidup tanpa sang ayah atau tidak karena selama ini, ia begitu dekat dengannya. Ferdi yang kini sudah menjadi suaminya terus menuntun sang istri agar tak goyah. Akan tetapi, Anita pingsan karena sudah tak tahan dengan perasaannya yang kian sesak.

“Bantu, itu pingsan.” Terdengar salah satu dari pelayat bicara.

Ferdi langsung membopong Anita ke mobil. Wajahnya pucat begitu jelas, sedangkan sang ibu terlihat lebih tegar menghadapi kepergian sang suami. Ibunya Anita memnerikan minyak angin agar Ferdi mengoleskan sedikit di hidung Anita.

“Nit, bangun. Kamu harus kuat,” bisik Ferdi.

Anita belum juga sadar, Ferdi kembali mengelus rambut sang istri. Ia merasakan juga apa yang dirasakan Anita. Kehilangan yang begitu memukul hatinya, harusnya hari bahagia itu membuat mereka bersuka cita, tapi malah berduka. Namun, keinginan sang ayah pun terpenuhi melihat anaknya menikah di hadapannya.

Alika mendapat kabar dari Bastian, ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status