Share

15. Perhatian Kecil

"Jangan terlalu pede deh, yang ada tuh kantor mendadak damai sejahtera saat lo kemaren cuti, Nin." Terdengar suara Nathan yang kembali menginspeksi kubikel Anin. Dua orang ini kalau sering-sering bertemu bisa hancur dunia. Berisiknya luar biasa.

"Jadi, gue ketinggalan berita apa?" Aku mendekati meja Anin dan menarik kursi yang biasa aku duduki sebelum masuk ruanganku sendiri. Menghabiskan aku cup kopi di meja orang lain rasanya lebih seru.

"Nathan tuh, Mel. Kayaknya gak dikasih jatah deh sama Windy, pagi-pagi udah ngedumel aja sama gue," jawab Anin tersungut-sungut saat menutup tutup bekalnya. Gadis ini memang dikenal paling 'rumahan' di antara kami, karena seringnya membawa bekal dari rumah. Entah untuk sarapan atau makan siang.

"Bilang aja lo sirik karena Dion berani lamar gue kan!?" sambung Anin mengerucutkan bibir sebal ke arah Nathan. Hal yang justru dibalas gelak tawa oleh pria kurus itu.

"Diiih, ngapain sirik? Windy belum siap aja kali."

"Salah sendiri pacaran sama ABG alay," s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status