Share

35. Deja Vu

"Abang pake pelet ya?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutku.

"Hah? gimana maksudnya?"

Bang Fino yang sedang menyesap es jeruk peras langsung meletakkan gelasnya lagi demi menatapku. Kami berdua sedang menikmati rujak cingur tersohor di Surabaya. Bang Fino tadi bilang ingin merasakan kuliner khas daerah sini, jadilah pria itu kuajak ke tempat yang menjadi langgananku sejak lama.

"Abang nemuin Papa lagi kan dua minggu lalu?" cecarku tak bisa berbasa-basi.

"Ohh itu," jawab Bang Fino kemudian mengangguk pelan dengan senyum tipis tergantung di sudut bibirnya. Harus kuakui wajahnya memang tampan dan memanjakan mata, apalagi setelah kami tak bertemu selama dua pekan ke belakang. Kadar ketampanannya berlipat ganda.

"Iya kan?"

Bang Fino mengangguk lagi. "Iya, papa kamu pasti sudah cerita semuanya ya?"

Gantian aku yang mengangguk mengiyakan. "Ya pastilah! papa sudah cerita a sampai z tentang kedatangan Abang waktu itu."

Sepasang netra Bang Fino langsung terbeliak cerah. "Jadi giman
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status