POV AuthorMalam itu Aditya masih berada di rumah Lukman, ia tidak mungkin membawa langsung Lana pulang ke rumah mereka. Apalagi kondisinya seperti ini, Aditya tidak ingin memaksa. Saat makan malam, lelaki itu menyuapi istrinya di kamar meskipun hanya satu dua suap karena semenjak beberapa hari kebelakang Lana memang tidak terlalu nafsu makan. Terlihat jelas dari bobot tubuhnya yang menurun apalagi ditambah dengan masalah yang belum terselesaikan."Udah, Mas. Aku kenyang," tolak Lana saat Aditya akan menyuapinya lagi."Ini masih banyak loh, sayang," tuturnya sambil memperlihatkan piring yang isinya memang hanya berkurang sedikit.Lana menggelengkan kepalanya, ia memilih menghabiskan air putih yang berada di atas nakas. Setelah minum obat, Lana langsung istirahat. Aditya menemaninya karena takut sang istri membutuhkannya sewaktu-waktu saat dirinya berada di luar kamar. Aditya bahkan belum berbicara dengan Lukman, ia memang ingin meminta maaf. Selain pada Lana, Aditya juga merasa bersal
POV AuthorTok … tok … tok …."Yank, buka pintunya!"Baru saja panggilan telepon itu terputus suara Lukman terdengar membuat Kanaya langsung bangkit dan membuka pintu kamar mandi. Lelaki itu keluar hanya menggunakan handuk yang menggantung di pinggangnya, tubuh bagian atasnya dibiarkan terbuka dan memperlihatkan otot perut yang terbentuk sempurna hasil dari olahraga dan gaya makan sehat. Kanaya tidak menyiapkan pakaian seperti biasanya, pikirannya masih berputar karena ingat Shanum. Besok atau lusa, Kanaya akan mendatangi Shanum. Setidaknya ia bisa berbicara dengan baik pada anaknya agar bisa tetap bertahan di sana."Kenapa ngelamun!" tegur Lukman yang sudah berpakaian lengkap, ia menaiki ranjang dan merebahkan tubuhnya."Aku mau ketemu Shanum, Mas," ungkapnya."Lusa kita kesana, ya. Soalnya besok masih banyak pekerjaan yang nggak bisa ditinggal," tutur Lukman, lelaki itu mengerti jika istrinya sangat merindukan Shanum.Kanaya mengangguk lalu menggeser tubuhnya dan memeluk Lukman dari
POV AuthorAditya membantu Lana untuk berbaring, sepulangnya dari rumah sakit mereka langsung kembali ke rumahnya. Aditya sudah menghubungi Lukman dan mengatakan jika Lana dalam kondisi kurang baik, kandungannya lemah. Aditya akan melakukan berbagai cara untuk Lana dan juga calon anaknya. Ia bahkan berencana untuk bekerja dari rumah karena tidak ingin meninggalkan istrinya seorang diri di rumah."Istirahat ya, Mas keluar dulu sebentar," ujar Aditya.Lana tidak menjawab, ia masih diam. Rasa kecewanya masih dirasakan, sebenarnya Lana tidak ingin memikirkan itu tapi tidak bisa. Bahkan perkataan Aditya tempo lalu masih terngiang di telinga Lana, Aditya mengatakan jika dirinya tidak becus mengurus anak-anak. Siapa yang tidak sakit hati jika disebut seperti itu apalagi selama ini Lana sangat menyayangi ketiga anak sambungnya.Aditya menunggu kedatangan Ranian di ruang keluarga, ia juga sudah meminta Rangga dan Reyhan untuk datang. Entah mereka akan datang atau tidak, jika tidak ada yang dat
POV AuthorSaat malam hari, Rangga, Reyhan dan Rania datang. Aditya sudah menduga kedatangan mereka pasti untuk menanyakan fasilitas mereka yang dibekukan. Lelaki itu kini masih berdiam diri di ruang kerjanya setelah tadi menyuapi Lana."Pa, gimana keadaan ibu?" tanya Reyhan."Nggak usah basa-basi, kalian pasti mau nanyain soal kartu yang dibekukan?" selidik Aditya, ia akan mulai tegas. Tidak peduli nanti anaknya akan marah atau merajuk, yang jelas mereka harus belajar dewasa dan menghargai.Mereka bertiga diam, tahu jika sang ayah sedang marah saat ini. Hasutan Najla memang berhasil membuat anak-anak bahkan tidak peduli sama sekali pada Lana, sosok yang merawat mereka dari kecil dengan penuh kasih sayang."Kita salah, Pa. Nggak seharusnya ninggalin ibu sendirian di rumah," ujar Rania.Aditya masih terdiam, ia masih menerka-nerka apakah yang diungkapkan Rania itu benar-benar penyesalannya atau hanya pura-pura karena ingin kembali menikmati fasilitas."Kalau kalian berani keluar lagi d
POV Author"Yaelah, lo ada-ada aja." Nayla memutar bola matanya mendengar pengakuan Shanum."Ada bagusnya, soalnya kalau gue di kelas kalian nggak bakalan bisa ketemu gue," tutur Shanum."Pokoknya lo harus bertahan di sini, lo harus lebih baik dari Melanie," ujar Keysha.Shanum menautkan alisnya tidak mengerti. "Apa hubungannya sama Melanie?"Keysha tersenyum kecut dan menceritakan semuanya. Saat Shanum tidak masuk sekolah, Melanie menyebarkan isu tidak benar mengenai Shanum. Gadis itu bahkan memfitnah Shanum sudah menggoda Jodi tapi pada kenyataannya Melanie-lah yang mendekati Jodi karena ingin membalas Shanum. Melanie masih tidak terima karena Arga menikah dengan orang lain, Nayla dan Keysha bahkan tidak menyangka jika Melanie adalah sosok yang ambisius. Melakukan berbagai cara untuk membuat dirinya sendiri puas. Baik Nayla maupun Keysha sudah tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Melanie bahkan saat ada di kelas saja mereka tidak pernah tegur sapa. Setelah mengetahui sikap asli Me
POV Author"Kamu harus jaga baik-baik kehamilan kamu, makan yang teratur karena berat badan kamu harus stabil soalnya kandungan kamu lemah," jelas Kanaya panjang lebar."Iya, Mbak. Mbak ini lebih cerewet dari dokter," omel Lana sambil terkekeh, ia bahagia karena orang-orang terdekatnya sangat memperhatikan dirinya."Belasan tahun kamu nunggu kehadirannya, kamu lebih sabar daripada Mbak. Mungkin kalau Mbak ada di posisi kamu nggak bakalan setegar kamu, kamu emang kuat, Lan!" Kanaya bangga pada adik iparnya itu, meskipun usia mereka beda jauh tapi terkadang Lana bisa bersikap lebih dewasa."Lana itu hanya belajar dari Mbak. Kalau bukan karena kalian Lana juga nggak bakalan sekuat ini." Lama tersenyum sambil menggenggam tangan sang kakak ipar. Karena dukungan dari keluarga besar hingga membuat Lana bisa menjalani kehidupannya sampai saat ini."Udah, jangan cengeng gitu. Nanti anaknya ikutan cengeng lagi," ejek Kanaya.Lana cemberut. "Jangan dong, anak ibu harus kuat ya!" Lana mengelus pe
POV Author"Mas mau beliin kamu lingerie buat nanti pas kita honeymoon," jelas Lukman.Mata Kanaya menyipit. "Kamu serius? Sadar, Mas! Kita udah nggak muda lagi, ngapain pake honeymoon segala? Harusnya Arga sama Zahra yang pergi," sahut Kanaya sambil tertawa."Nggak usah ketawa, nggak ada yang lucu! Lagian honeymoon itu bukan cuman buat pasangan baru aja." Lukman terlihat tidak peduli, ia memang sudah merencanakan ini. Tentu akan mengajak Zian ikut serta dan juga akan membawa Siti. Lukman juga sudah menyiapkan tiket untuk bulan madu Arga dan Zahra yang sempat tertunda."Ya lagian pake mau honeymoon segala! Emang masih kuat begadang semalaman?" cibir Kanaya.Lukman menaikan sebelah alisnya menatap sang istri, dengan gerakan cepat ia mendorong tubuh Kanaya dan menindihnya."Mau mas buktikan sekarang?" tanyanya dengan senyum menggoda, tanpa dibuktikan pun Kanaya sudah tahu jika stamina lelakinya selalu kuat. Mereka rutin olahraga jadi tidak ada kendala jika masalah stamina di ranjang."M
POV AuthorAditya terpaksa harus meninggalkan istri dan juga anaknya yang baru lahir karena urusan pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan orang lain. Meskipun berat tapi ia harus lakukan karena ini tanggung jawabnya sebagai seorang pimpinan. Lana juga tidak pernah melarang karena tahu konsekuensinya menjadi istri seorang pengusaha harus rela sering ditinggal karena urusan pekerjaan. Aditya pergi dengan tenang karena ketiga anaknya selalu ada di rumah, Aditya mempekerjakan seorang baby sitter untuk membantu Lana karena wanita itu sedang masa pemulihan pasca operasi. Sampai di tempat tujuan Aditya langsung membuka laptop dan memeriksa laporan yang belum sempat dilihatnya."Mengenai kasus penggelapan dana perusahaan sudah kami kumpulkan buktinya dan diserahkan pada pihak yang berwajib," papar Anika."Kalau sampai aku tau siapa dalang dari semua ini, mereka akan habis!" geram Aditya, ia paling benci dengan pengkhianatan. Orang yang melakukannya tentu kurang bersyukur karena sudah diberika