共有

Bab 3 Keceplosan!

作者: Ny Wibawa
last update 最終更新日: 2023-03-03 18:09:44

Nah lagi-lagi mertuaku berdusta, tidak mungkin untuk uang listrik karena aku yakin benar belum lama ini aku telah membelinya, dan ia tahu itu.

"Sudah kalau ada uang bayar dulu!" perintahnya.

Pak RT hanya menatapku tanpa banyak berbicara.

"Tapi Hana tak lagi pegang uang, Bu." 

"Hah, maaf ya Pak RT. Menantu saya ini memang suka begini. Dia memang perhitungan dan sangat pelit. Padahal baru tadi diberi uang suaminya. Ya sudah nanti saya mintakan sama Ardan dan antar ketempat Pak RT."

Deg

Lagi-lagi mertua menfitnahku, aku melotot tak percaya jika mertuaku menuduhku di depan tetangga.

"Baik kalau begitu Bu, saya permisi dulu!" Pak RT segera pergi meninggalkan pintu rumah kami.

Dengan senyum mertuaku menyambut hangat kepergian Pak Rt tapi seketika tatapannya tertuju kepadaku dan berubah sengit.

"Heh, kenapa melotot begitu?"

"Kenapa Ibu berbohong?"

"Bohong apa?"

"Tentang uang itu? Tidak mungkin Ibu beli token karena baru beberapa hari aku beli dan tidak mungkin habis dalam sekejap Bu!" Aku mulai geram karena aku tahu ibu saat ini tengah berbohong.

"Kamu menuduh Ibu? Lagi pula, hanya perkara uang tiga puluh ribu!  Ardan biasa memberikanmu lebih bukan?"

"Bukan begitu Bu, Mas Ardan tidak seperti kemarin lagi Bu. Dia sudah diPHK dari kantornya. Dan sekarang memulai lagi bekerja di kantor yang dulu aku bekerja." 

Deg

Kututup mulutku dengan telapak tanganku, aku keceplosan mengatakan kepada mertuaku kalau Mas Ardan diberhentikan dari pekerjaanya.

Ini semua gara-gara aku tak bisa menahan emosiku karena omelan mertuaku setiap hari.

"Apa katamu?" Ibu berkata lantang dan melotot ke arahku.

Adnan putraku yang lima tahun sampai takut melihatnya. Ia berlari ke arahku dan mendekapku. Aku panggil Amara untuk membawa Adnan masuk ke kamarnya dan bermain di sana. Aku tidak ingin mereka melihat neneknya marah-marah di hadapan mereka.

"Ajak Adnan ya, nanti Bunda menyusul," lirihku.

Amara mengangguk dan menuntun adiknya ke kamar tanpa banyak bertanya kepadaku.

"Apa maksud ucapanmu Hana? Ardan dipecat, kenapa bisa?" tanya Ibu setelah putra dan putriku tak terlihat lagi.

"Sebaiknya Ibu duduk, akan aku ceritakan."

Ibu menurut, tapi membuang rasa sebalnya kepadaku. Terlihat sekali dari caranya menatapku yang penuh dengan kebencian.

"Maaf Bu, Mas Ardan memang sudah dipecat," jawabku. 

Aku tak mau lagi berbohong, mungkin dengan aku berkata jujur Ibu lebih bisa memahami perekonomian keluarga ini.

"Kapan? Kalian tidak pernah membicarakannya? Lalu setiap pagi pergi itu untuk apa?" Berondong Ibu mertua.

"Mas Ardan di pecat dua bulan yang lalu Bu, kemarin bolak balik pergi sebenarnya mencari pekerjaan. Dan sekarang Alhamdulillah Mas Ardan sudah  mendapatkan pekerjaan di tempat kerjaku dulu berkat Relia."

"Apa jabatanya?"

"Karyawan biasa Bu." 

"Apa? Jadi dia bukan manager lagi? Hanya karyawan biasa? Kenapa kalian menyembunyikan ini dari Ibu?"

"Maaf Bu, kami pikir tidak perlu karena kami tidak ingin membuat Ibu banyak pikiran dan jadi sakit." 

"Bukannya kalian punya tabungan, kamu kemanakan tabungan putraku saat bekerja jadi manager dulu."

Haduh, mertuaku benar-benar menguras emosiku. Aku sendiri binggung dia lupa atau memang pura-pura pikun.

"Tabungan kita sudah habis untuk menutup hutang Ibu, apa Ibu lupa kalau Ibu punya hutang sama rentenir dan bunganya membengkak?" 

Huh

"Jadi kamu mau mengungkit itu? Kamu tahu aku itu Ibu dari putraku, wajar jika dia mengurusku. Merawatku dan menutup semua hutang-hutangku!"

Lho ... lho ... lhoo ... apa maksudnya ini? Bukannya tadi mertuaku bertanya kemana uang tabungan kami. Kenapa setelah ku jelaskan dia malah marah-marah dan bilang aku mengungkit-ungkit. Tidak beres!

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Tidak Pulang?

    Mas Ardan benar-benar berubah, dia tidak lagi seperti dulu. Semenjak pindah di rumah ibu sekarang menjadi suami pemarah dan uring-uringan. Saya mengira jika ini semua karena pekerjaan. Saya tahu bekerja di kantor tempat Relia dan Mas Ardan saat ini tengah banyak pekerjaan. "Hana aku mengirimkan makanan untukmu dan juga keluarga. Aku telah mengirimkan melalui ojek online," ucap Relia di balik telepon. "Kamu mengirim makanan, untuk apa? Bahkan aku sudah memasak Re.""Saya hanya berbagi rejeki saja Han, mumpung libur dan saya memasak banyak di apartemen. Saya meminta Anda untuk membantu menghabiskan. Oh ya, aku juga mengirim seafood kesukaan Mas Ardan. Kau berikan padanya ya," imbuh Relia kembali. Kesukaan? Bahkan aku tidak pernah mengatakan apa yang disuka suamiku kepada orang lain termasuk Relia, bagaimana dirinya bisa tahu? "Apa Re, kesukaan Mas Ardan? Kamu tahu makanan kesukaan Mas Ardan?" tanyaku lembut. "Ah emm iya." Aku dapat menangkap suaranya yang tampak mencolok. Seanda

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 16

    "Bu, Ibu belum ngasih uang ke Hana jadi ya Hana tidak ngasih uang setoran arisan sama Bu Lilis." Aku berkata terus terang kepada ibu.Sekalian biar ia sadar jika tidak bisa menindasku begitu saja."Huh! Kamu itu memang menantu pelit! Menyesal aku mengambil kamu sebagai menantuku, kamu tidak bisa bersikap baik kepada mertuamu!""Bu, uang pemberian Mas Ardan hanya untuk kebutuhan dapur dan anak-anak. Tidak untuk bersenang-senang makan di restoran bareng temen-temen!""Kamu! Berani ya kamu menfitnahku makan di restoran!" Aku tidak menfitnah, justru ini adakah kenyataanya. Aku sudah tau kebiasaan mertuaku ini."Aku tidak menfitnah Bu,""Huh, tidak mengmfitnah tapi menuduh!" ceplosnya.Aku hanya menghela nafas ini, aku lirik putraku setelah Neneknya pergi dari hadapanku."Bun, Nenek kenapa tiap hari marah-marah?" tanya putraku yang masih memeluk kaki kiriku karena takut neneknya berbicara lantang."Tidak marah Sayang, Nenek hanya tanya sesuatu sama Bunda. Kebetulan ngomongnya Nenek agak k

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 15 Uang Arisan

    Aku melihat mertuaku terjatuh di lantai, dia mengaduh kesakitan karena kakinya terantuk kursi. "Aduhh!" Terdengar ibu mengaduh. "Ibu tidak apa-apa?" tanyaku. "Gundulmu itu, udah tau sakit masih tanya gak apa-apa? Hayo bantu Ibu!" Perintah ibu agar aku segera membantu mengangkatnya. Saya menurut saja, lagi kasihan juga jika saya tinggalkan dia. "Ibu kenapa bisa jatuh?" Saya kembali bertanya setelah ibu berhasil berdiri. "Ini gara-gara kursi sialan itu!" Ibu menunjuk kursi yang masih di tempatnya. "Hati-hatilah Bu makanya, masa kursi disalahkan." "Kamu itu ya, ini pasti kamu yang menaruh kursi itu!" Lho... aneh sekali mertuaku ini, kursi sudah dari kapan tau di sana kenapa baru sekarang dipermasalahkan? "Ibu sepertinya kurang istirahat, sebaiknya istirahat dulu Bu! Kursi itu sudah dari kemarin-kemarin di sini." Aku berbicara sambil menahan tawa. "Huh, ini semua gara-gara kamu!" Aku menggeleng pelan, heran dengan mertuaku ini. Seperti biasanya aku menjemput Adnan pukul 12.00

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 14 Aku Berhak Atas Uang Suamiku, Bu!

    Pov HanaMataku membulat saat Mas Ardan memberikan beberapa lembar uang bergambar Soekarno-Hatta. Aku tidak tahu jika ia memiliki uang sebanyak itu, lalu kenapa kemarin saat ibunya marah karena tidak ada lauk dia diam saja."Tapi ...." Aku berpikir dari mana Mas Ardan mendapatkan uang. "Katanya tidak ada uang Mas, lha ini apa?"Dia hanya membisu tak menjawab."Gajimu naik? tapi kenapa jika gajimu naik kamu selalu memberiku uang pas-pasan bahkan untuk makan saja aku harus mencuci baju ke tempat tetangga!" imbuhku lagi.Mas Ardan hanya menjawab jika ia menyisihkan uangnya itu saja. Rasanya ada yang aneh, aku telah menghitung-hitung gaji mas Ardan

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 13 Permainan Hangat

    "Kalian, seru amat kayaknya?"Aku dan Relia sama-sama terkejut tapi aku berusaha setenang mungkin agar terlihat biasa saja di hadapan Hana.Aku menanyakan anakku kemudian meninggalkan mereka berdua masuk ke kamar anak-anak agar mereka dapat berbicara. Tapi setelah keluar ternyata Relia sudah mau pulang. Ibu menyuruhku untuk mengantarkannya. Tentu dengan senang hati aku mengantarkan Relia pulang."Mas kamu berhutang penjelasan kepadaku!" kata Relia saat di dalam mobil."Hah?""Kenapa seperti terkejut begitu?" tanya Relia."Maksudmu apa Sayang, apa yang harus ku jelaskan kepadamu?""Dengan siapa saja kau berhubungan Mas?""Maksudmu apa Sayang?""Kau tidak hanya menjalin hubungan kepadaku, tapi dengan tetanggamu saja! Iya 'kan?" Pertanyaan Relia mampu membuatku terkejut.Dari mana Relia tau apa ia sengaja memata-mataiku?"Mana mungkin aku seperti itu. Jika denganmu saja sudah lebih dari cukup. Aku

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 12 Kedatangan Relia

    Kami pun segera melangkah keluar dari restoran setelah selesai membayar. Dengan bergandengan tangan layaknya abege yang tengah jatuh cinta kembali. Aku merasakan jatuh cinta kembali dengan Relia."Kau akan langsung pulang Mas?" tanya Relia tepat di depan pintu apartemennya."Maumu bagaimana?" Aku berbalik bertanya.Relia membenahi kemejaku yang masih rapi."Sebenarnya aku masih mau denganmu Mas, temani aku sebentar saja!" pintanya dengan manja.Entah angin apa tiba-tiba saja aku menurut dan ikut masuk ke apartemennya sedangkan Relia bergelayut manja di lenganku.

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status