Home / Rumah Tangga / Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh / Bab 4 Notif Pesan di Ponsel Suami

Share

Bab 4 Notif Pesan di Ponsel Suami

Author: Ny Wibawa
last update Last Updated: 2023-03-03 18:16:31

Semenjak saat itu hubunganku dengan mertua semakin renggang saja. Bukannya aku tak mau memperbaiki hubungan antar mertua dan menantu menjadi lebih baik, sempat ada usaha tapi sepertinya mertua membatasi untuk berinteraksi denganku.

"Kamu ada masalah lagi dengan Ibu?" tegur suamiku.

"Tidak," jawabku singkat, karena memang aku merasa tak ada masalah.

"Hana tolong! Orang tuaku tinggal Ibu saja, jadi tolong mengerti dia! Jangan bikin dia emosi dengan sikap kamu. Ibu ada riwayah hipertensi kalau dia terlalu stres dan emosi tidak baik untuk kesehatannya. Kamu mengerti bukan?" 

Kutautkan kedua alis ini, aku tidak mengerti mengapa suamiku bisa berbicara seperti itu kepadaku. Padahal aku tidak pernah melakukan apapun kepada mertuaku.

"Maksud Mas apa? Membuat Ibu emosi seperti apa maksudnya, Mas?" tanyaku.

"Ibu bilang kamu kamu selalu membangkang, aku bosan setiap hari Ibu mengadu tentang sikapmu!" jelas Mas Ardan kepadaku.

Oh ternyata mertuaku telah mengadu kepada putranya. Astaga aku pikir hanya ibu tiri yang jahat kepada anak tirinya. Ternyata fitnah mertua lebih menyakitkan. Ku hela nafas ini pelan dan kembali menghembuksannya berlahan.

"Kau percaya Mas?" 

"Tentu! Ibu adalah orang tuaku, tidak mungkin seorang Ibu membohongi putranya. Aku tau betul bagaiman Ibu Hana!" Bela Mas Ardan.

"Terserah kau saja Mas, silahkan jika kamu ingin percaya dengan apa yang kamu dengar tanpa ingin aku menjelaskannya!" Kulangkahkan kaki ini ke kamar, jujur aku mulai bosan kala suamiku membela ibunya.

Tak ada pembelaan, aku hanya ingin diam dan termenung. 

Tring ... tring ...

Terdengar notif pesan dari ponsel Mas Ardan, sebenarnya tidak bermaksud untuk mencampuri tentang urusannya. Hanya saja ponsel itu sedari tadi tak berhentinya berbunyi di atas nakas. 

"Siapa ya, ini 'kan hari libur kerja?" Monologku.

Segera ku raih ponselnya, ku baca sekilas pesan yang masuk kedalam ponsel Mas Ardan.

[Besok seperti biasa ya! (Emoticon love)]

Deg

Siapa dia? Ku lihat kembali hanya ada nama Anto disana, tidak mungkin jika laki-laki mengirim pesan terus di bumbui emot love di belakang pesannya? Apalagi pesan itu untuk sesama lelaki.

"Kamu buka-buka ponselku!"

Aku terperanjat, hampir saja ponsel yang aku pegang terlempar ke lantai untung tanganku dengan gesit menangkapnya.

"Haduh, hampir saja kamu merusakkannya. Kesinikan ponselku!" pinta Mas Ardan.

"Maaf Mas tidak sengaja," lirihku pelan.

"Lain kali jangan suka sembarangan ambil ponsel dan membukanya. Banyak file kerjaan yang aku simpan disini. Kau tau sendiri laptopku rusak karena ulah Adnan."

Ya, laptop Mas Ardan memang rusak, tanpa sengaja saat bermain  kejar-kejaran Adnan menyenggol laptop yang ada di atas meja dan menjatuhkannya. Jangan di tanya bagaimana reaksi Mas Ardan, tentu marah besar.

"Maaf, tadi ada pesan. Itu memang Anto siapa Mas?" Ku beranikan diri ini untuk bertanya.

"Kamu itu ya? Sejak kapan sih kamu buka-buka privasiku? Lagi pula ini hanya teman cowok, namanya saja sudah Anto!" sahut suamiku dengan ketus.

"Iya Mas aku minta maaf!" kataku pelan.

Aku tidak mau memperpanjang masalahku, aku juga tidak ingin membuat suamiku merasa terpojok hanya karena sebuah chat dari seorang teman lelakinya.

Kami segera beranjak tidur, sengaja aku memakai selimut dan memejamkan mataku meki sebenarnya aku belum benar-benar mengantuk. Aku tidak tahan berpura-pura tidur, namun yang membuat heran saat aku membuka mata, kenapa dengan Mas Ardan? 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Tidak Pulang?

    Mas Ardan benar-benar berubah, dia tidak lagi seperti dulu. Semenjak pindah di rumah ibu sekarang menjadi suami pemarah dan uring-uringan. Saya mengira jika ini semua karena pekerjaan. Saya tahu bekerja di kantor tempat Relia dan Mas Ardan saat ini tengah banyak pekerjaan. "Hana aku mengirimkan makanan untukmu dan juga keluarga. Aku telah mengirimkan melalui ojek online," ucap Relia di balik telepon. "Kamu mengirim makanan, untuk apa? Bahkan aku sudah memasak Re.""Saya hanya berbagi rejeki saja Han, mumpung libur dan saya memasak banyak di apartemen. Saya meminta Anda untuk membantu menghabiskan. Oh ya, aku juga mengirim seafood kesukaan Mas Ardan. Kau berikan padanya ya," imbuh Relia kembali. Kesukaan? Bahkan aku tidak pernah mengatakan apa yang disuka suamiku kepada orang lain termasuk Relia, bagaimana dirinya bisa tahu? "Apa Re, kesukaan Mas Ardan? Kamu tahu makanan kesukaan Mas Ardan?" tanyaku lembut. "Ah emm iya." Aku dapat menangkap suaranya yang tampak mencolok. Seanda

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 16

    "Bu, Ibu belum ngasih uang ke Hana jadi ya Hana tidak ngasih uang setoran arisan sama Bu Lilis." Aku berkata terus terang kepada ibu.Sekalian biar ia sadar jika tidak bisa menindasku begitu saja."Huh! Kamu itu memang menantu pelit! Menyesal aku mengambil kamu sebagai menantuku, kamu tidak bisa bersikap baik kepada mertuamu!""Bu, uang pemberian Mas Ardan hanya untuk kebutuhan dapur dan anak-anak. Tidak untuk bersenang-senang makan di restoran bareng temen-temen!""Kamu! Berani ya kamu menfitnahku makan di restoran!" Aku tidak menfitnah, justru ini adakah kenyataanya. Aku sudah tau kebiasaan mertuaku ini."Aku tidak menfitnah Bu,""Huh, tidak mengmfitnah tapi menuduh!" ceplosnya.Aku hanya menghela nafas ini, aku lirik putraku setelah Neneknya pergi dari hadapanku."Bun, Nenek kenapa tiap hari marah-marah?" tanya putraku yang masih memeluk kaki kiriku karena takut neneknya berbicara lantang."Tidak marah Sayang, Nenek hanya tanya sesuatu sama Bunda. Kebetulan ngomongnya Nenek agak k

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 15 Uang Arisan

    Aku melihat mertuaku terjatuh di lantai, dia mengaduh kesakitan karena kakinya terantuk kursi. "Aduhh!" Terdengar ibu mengaduh. "Ibu tidak apa-apa?" tanyaku. "Gundulmu itu, udah tau sakit masih tanya gak apa-apa? Hayo bantu Ibu!" Perintah ibu agar aku segera membantu mengangkatnya. Saya menurut saja, lagi kasihan juga jika saya tinggalkan dia. "Ibu kenapa bisa jatuh?" Saya kembali bertanya setelah ibu berhasil berdiri. "Ini gara-gara kursi sialan itu!" Ibu menunjuk kursi yang masih di tempatnya. "Hati-hatilah Bu makanya, masa kursi disalahkan." "Kamu itu ya, ini pasti kamu yang menaruh kursi itu!" Lho... aneh sekali mertuaku ini, kursi sudah dari kapan tau di sana kenapa baru sekarang dipermasalahkan? "Ibu sepertinya kurang istirahat, sebaiknya istirahat dulu Bu! Kursi itu sudah dari kemarin-kemarin di sini." Aku berbicara sambil menahan tawa. "Huh, ini semua gara-gara kamu!" Aku menggeleng pelan, heran dengan mertuaku ini. Seperti biasanya aku menjemput Adnan pukul 12.00

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 14 Aku Berhak Atas Uang Suamiku, Bu!

    Pov HanaMataku membulat saat Mas Ardan memberikan beberapa lembar uang bergambar Soekarno-Hatta. Aku tidak tahu jika ia memiliki uang sebanyak itu, lalu kenapa kemarin saat ibunya marah karena tidak ada lauk dia diam saja."Tapi ...." Aku berpikir dari mana Mas Ardan mendapatkan uang. "Katanya tidak ada uang Mas, lha ini apa?"Dia hanya membisu tak menjawab."Gajimu naik? tapi kenapa jika gajimu naik kamu selalu memberiku uang pas-pasan bahkan untuk makan saja aku harus mencuci baju ke tempat tetangga!" imbuhku lagi.Mas Ardan hanya menjawab jika ia menyisihkan uangnya itu saja. Rasanya ada yang aneh, aku telah menghitung-hitung gaji mas Ardan

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 13 Permainan Hangat

    "Kalian, seru amat kayaknya?"Aku dan Relia sama-sama terkejut tapi aku berusaha setenang mungkin agar terlihat biasa saja di hadapan Hana.Aku menanyakan anakku kemudian meninggalkan mereka berdua masuk ke kamar anak-anak agar mereka dapat berbicara. Tapi setelah keluar ternyata Relia sudah mau pulang. Ibu menyuruhku untuk mengantarkannya. Tentu dengan senang hati aku mengantarkan Relia pulang."Mas kamu berhutang penjelasan kepadaku!" kata Relia saat di dalam mobil."Hah?""Kenapa seperti terkejut begitu?" tanya Relia."Maksudmu apa Sayang, apa yang harus ku jelaskan kepadamu?""Dengan siapa saja kau berhubungan Mas?""Maksudmu apa Sayang?""Kau tidak hanya menjalin hubungan kepadaku, tapi dengan tetanggamu saja! Iya 'kan?" Pertanyaan Relia mampu membuatku terkejut.Dari mana Relia tau apa ia sengaja memata-mataiku?"Mana mungkin aku seperti itu. Jika denganmu saja sudah lebih dari cukup. Aku

  • Mertua Bawel Suami Tukang Selingkuh   Bab 12 Kedatangan Relia

    Kami pun segera melangkah keluar dari restoran setelah selesai membayar. Dengan bergandengan tangan layaknya abege yang tengah jatuh cinta kembali. Aku merasakan jatuh cinta kembali dengan Relia."Kau akan langsung pulang Mas?" tanya Relia tepat di depan pintu apartemennya."Maumu bagaimana?" Aku berbalik bertanya.Relia membenahi kemejaku yang masih rapi."Sebenarnya aku masih mau denganmu Mas, temani aku sebentar saja!" pintanya dengan manja.Entah angin apa tiba-tiba saja aku menurut dan ikut masuk ke apartemennya sedangkan Relia bergelayut manja di lenganku.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status