Share

Ipar Benalu

"Apapun yang terjadi, nikmati hidup ini. Hapus air mata, berikan senyummu. Kadang, senyum terindah datang setelah air mata penuh luka."

***

"Memangnya, abis ini kalian mau ke mana?" tanya Kak Okta sambil mengunyah makanannya.

"Ke mall aja, ajak Fito main."

"Kita ikut, dong. Sudah lama, nih, aku sama Ibu gak ke mall."

"Iya, kita siap-siap aja," timpal Ibal tak tahu malu.

"Yuk, ibu juga sekalian mau lihat-lihat."

Akhirnya, aku tidak bisa melarang keinginan mereka. Mana mungkin aku tega, sedangkan ini adalah kesempatan kami untuk dekat kembali. Menjalin silaturahmi yang sempat menjauh, bahkan hampir terputus oleh keadaan.

"Baiklah, aku menunggu di dalam mobil aja, ya." Tanpa menunggu jawaban dari mereka, aku segera menggendong Fito.

Lagi-lagi tangan Ibal seperti disengaja, menyentuh jemariku. Aku segera menepisnya, dan berjalan keluar rumah. Dasar laki-laki tidak tahu malu, baru juga menjadi suami kakakku, tetapi tingkahnya sudah genit!

Sepuluh menit kemudian, terlihat bayangan mereka ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status