Share

mimpi indah

"Mengeluh hanya akan membuat hidup kita semakin tertekan, sedangkan bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan."

****

Kami sama-sama terdiam hingga suara Fito mencairkan suasana. "Mama," Fito memelukku. Sejak pulang tadi, aku belum sempat mencium ataupun menggendongnya.

Suara Azam terdengar, "Fito lagi apa?" tanyanya disela-sela keheningan kami. "Coba video call, angkat, gih." Mau tidak mau aku mengangkatnya.

"Halo Fito," panggil Azam. Fito dengan cepat meraih ponselku. Hampir saja terjatuh.

"Om Azam, cini," sapanya.

"Iya, Sayang. Nanti Om ke sana, ya. Kita beli mainan lagi yang banyak, mau?" Fito mengangguk kegirangan. Jeritannya memekakkan telinga.

"Tanya mamanya, mau ikut gak?" Pertanyaan Azam membuat pipiku terasa memerah.

"Mauuu! Tante Erna juga mau ikut, boleh gak?" teriak Erna dari kejauhan. Sontak, membuat mataku melotot ke arahnya.

"Boleh, kok. Ya, sudah. Siap-siap, gih." Rupanya, Azam serius dengan perkataannya.

"Sayang, kamu lagi telepon siapa?" Suara Lisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status