Melihat kedatangan seorang wanita dan anak yang tak dikenalnya, Ayu seketika merasa cemas. Hatinya berdebar, jemarinya bergetar, dan tubuhnya yang mungil bersembunyi di balik tubuh kekar Fernando, suaminya. Ayu mencuri pandang, ingin tahu siapa mereka. Fernando yang menyadari kegelisahan sang istri, segera berusaha menjelaskan situasi itu kepada Mariska, adik dari mendiang ibunya yang datang berkunjung. "Oh, dia Ayu, istriku!" ucap Fernando kepada Mariska, Ayu tersipu-sipu ketika diperkenalkan. "Apa? I-istrimu? Kapan kau menikah?" tanya Mariska terkejut, matanya membulat dalam kekagetan. "Yah, kenapa? Apa tidak boleh aku menikah dan mempunyai istri? " Tanya Fernando sambil menyandarkan tubuh Ayu dengan erat ke dadanya. Mariska tersenyum lembut. "Tidak, bukan begitu! Tapi kamu tidak memberitahu kami saat kau menikah. " Ucap Mariska, mengungkapkan rasa terkejut dan sedikit kecewa. Ayu makin gelisah, khawatir muncul konflik antara keduanya. "Kami belum melangsungkan pesta, hanya me
"Wah, ada mobil terbakar! Mobil siapa yah?" gumam seorang gadis yang sedang mencari kayu di hutan. "Ke, tolong!" Teriak seseorang di balik bukit yang dikeluarkan tak terdengar. Sang gadis mendekat ke arah suara, dan melihat seorang pemuda sedang meringkuk kesakitan. "Tolong saya!" katanya lagi. "Sebentar aku cari sesuatu!" jawab gadis itu, yang kemungkinan baru 16 tahunan, kemudian dia mengambil daun pisang. Lalu pergi ke tepi sungai untuk mengambil air, kemudian dia mendekati pemuda itu kembali. "Ini minumlah!" katanya, dengan menenggakkan daun pisang berisi air ke atas mulut si pria asing itu. Gadis itu membawa si pria asing yang tak di kenalnya, dan membawa ke gubugnya. "Siapa dia Ndok?" tanya Bapak si gadis. "Nda tahu Pak, saya temukan di hutan pas saya mencari kayu!" jawabnya. "Ya udah bawa masuk dulu, biar Bapak obatin!" titah pria paruh baya itu. Di bantu Bapaknya, gadis itu membaringkan si pria asing, dipan kayu. Dengan telaten, pria paruh baya itu membersihkan luka
"Pak, ini uang untuk kebutuhan acara nanti!" kata Fernando, menyodorkan 10 gepok uang berwarna merah.Pak Parta nampak bengong, melihat uang yang di sodorkan oleh calon menantunya itu. "Ini halal pak hasil jerih payah saya bekerja! Dan nanti kalau saya sudah mapan, Ayu dan Bapa akan saya bawa ke jakarta!" ucap Fernando. "Ini gak kebanyakan nak Fernando?" tanya Pak Parta. "Justru saya mau tanya, apa itu cukup pak? Buat kebutuhan Ayu dan biaya sekolah ayu juga!" ucap Fernando. Pak Parta mengamati angka di setiap kertas bertuliskan 10jt di setiap kertas pengikat uang itu dan di kali 10 gepok, pak Parta meneguk Saliva nya. "Kalau segini sih, bisa benerin rumah juga nak!" jawab Pak Parta. "Terserah Bapa! yang penting, mulai sekarang Ayu gak boleh kecapean lagi pak!" ucap Fernando. "I, iya nak!" jawab Pak Parta. Malam pun tiba, Ayu sudah bersiap dan berapa saksi pun sudah tiba.Dengan balutan kebaya putih, Ayu nampak anggun walaupun sangat sederhana.Ijab kabul pun sudah selesai mer
Setelah kepergian Fernando, Ayu sangat kehilangan. Sesuai pesan Fernando, dengan uang yang ia berikan, pak Parta menghentikan kegiatan, untuk mencari rejekinya, dan hanya memerintahkan fokus ke sekolahnya saja. Nampak pak Parta sedang menggali tanah di area dapur nya. "Bapak sedang apa?" tanya Ayu. "Ini bapa sedang mengubur pemberian nak Fernando, bapa sudah ambil seperlunya, dan sisanya bapa kubur saja biar aman!" jawab pak Parta. Ayu hanya menganggukkan kepalanya dan berlalu ke kamar nya. "Mas, apa kamu sudah sampai? Aku merindukanmu mas!" lirih Ayu sambil mendekap bantal, yang biasa di pakai Fernando. Ayu terbayang saat malam pertamanya dengan sang suami. Tak terasa bir bening jatuh di pipinya. "Mas, semoga mas tidak akan melupakan aku!" batin Ayu. Hari hari di lewati Ayu dan Bapaknya, tak terasa satu tahun sudah, semenjak kepergian Fernando. Kini Ayu sudah lulus SMP, dan sedang sibuk mencari sekolah menengah. Dengan uang pemberian Fernando dia gunakan untuk lanjut seko
Ayu merebahkan tubuhnya di kasur barang sebentar lalu dia bangun dan mengeluarkan baju dalam tasnya. Ayu membereskan pakaiannya ke dalam lemari kecil di samping tempat tidur. Kemudian dia menghitung uang dari suaminya. "Masih tersisa 70 juta!" gumam Ayu. Lalu dia melihat jam yang menempel di atas pintu,baru jam 12 siang. Ayu mengambil uang segepok dan memasukan sisanya ke lemari, lalu menguncinya. Ayu pun keluar dan mengunci pintu kosan. Lalu dia menyusuri jalanan, dan dia menemukan sebuah toko perlengkapan sekolah. Ayu pun masuk dan mulai mengambil barang barang, mulai dari buku dan semua alat tulis. Setelah membayar, Ayu keluar dan ke toko sebelah, yang tepatnya toko sepatu. Ayu membeli sepatu dan sandal juga kaus kaki nya. Lalu Ayu membeli selimut dan juga berapa pakaian ganti juga daleman. Karena semua baju gantinya sudah hangus terbakar. Ayu kembali ke kosan untuk mengantarkan belanjaan. Ayu menata alat tulisnya di atas lemari bajunya. Kemudian dia kembali keluar
Di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Nampak pria muda sekitar umur 30 tahunan, duduk di kursi kebesarannya. Dia adalah Fernando, Fernando Andi Saputra. Pengusaha muda yang kecelakaan setelah pulang dari jogja untuk terjun langsung ke proyek pembangunan hotel di daerah jogja. Pemuda yang di temukan okeh Rahayu) Ayu si gadis desa yang ia nikahi secara siri.Suara ketukan dari luar, membuatnya berhenti sejenak dan menyuruh masuk. "Tuan ini darurat, proyek kita yang di jogja, kekurangan dana! Kami akan mentransfer sekarang, dan butuh tanda tangan anda!? " ucap sang sekretaris yang sangat seksi, memakai jas hitam dan rok mini di atas lutut. Fernando mengambil pulpen yang berdiri di meja kerjanya. Tiba tiba dia menyenggol sebuah foto lusuh yang ia masukan ke bingkai dan di padang di meja kerjanya. Fernando mengambil foto itu, dan rindunya pun kian membara. Namun bertumpuk kerjaan yang belum juga membuatnya santai, hingga Fernando terus mengundur untuk kembali ke desa istrinya.
"Maaf Fir, aku gak bisa nerima cinta kamu! Ku harap kau jangan lagi berharap cintaku, dan pilih lah wanita terbaik selain aku." ucap Ayu seraya pergi ke kelas. Sepulang kuliah, Ayu langsung pulang ke rumah kosan. Hingga waktu malam tiba, Ayu nampak gelisah menunggu panggilan kerja.Pagi pagi sekali Ayu sudah bangun untuk bersiap-siap pergi ke kampus. Namun begitu Ayu sedang menyantap sarapan paginya, tiba-tiba ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk. Ayu pun langsung membuka pesan masuk itu yang ternyata dari perusahaan yang dia kirimi lamaran."Wah aku di Terima!" gumam Ayu. Ayu bergegas pergi ke kantor untuk memenuhi panggilan. Setibanya di kantor itu, Ayu langsung di suruh menghadap ke bagian HRD. Ayu membuka pintu setelah dapat balasan dari dalam, kemudian duduk sesuai perintah Ibu HRD. "Karena kamu sedang kuliah, maka saya memberikan pekerjaan paruh waktu di bagian Akounting!" kata sang HRD. "Baik Bu!" jawab Ayu. "Dan yah, kamu berangkat pukul satu dan pulang jam 9 ma
Fernando membawa istrinya ke rumah utama, istri yang dia nikahi secara siri berapa tahun yang lalu. "Masuklah sayang..." kata Fernando seraya menggandeng istrinya masuk ke dalam. Ayu pun mengikuti suaminya, mereka sudah di sambut oleh beberapa pelayan di rumah besar itu. "Selamat sore Tuan!" kata semua pelayan, di balas anggukkan oleh Fernando. "Dia istriku! Layani dia dan jangan sampai dia mengerjakan tugas apa pun!" ucap Fernando. "Baik Tuan!" sahut pelayan. Fernando pun membawa istrinya ke kamarnya yang terletak di lantai dua. "Mulai hari ini, kau sudah tak perlu lagi bekerja sayang!" kata Fernando. "Tapi aku akan jenuh kalau di rumah terus." sahut Ayu. "Kau bisa datang ke kantor ku, atau belanja ke Mall dan pergi ke salon! Kau adalah istriku, pemilik perusahaan yang sangat besar!" kata Fernando. "Baik Mas..." sahut Ayu. "Jadilah gadis penurut!" ucap Fernando, seraya mencium bibir istrinya. Ayu pun membalas ciuman itu, ciuman yang sangat dia rindukan. "Kita akan melan