Share

8.Bersama

Author: Cule Vie
last update Last Updated: 2021-09-18 12:45:23

"Alhamdulillah...kenyang " Albi bersendawa.

" Mau tambah lagi ?" Tanya Albi sambil menaruh mangkuknya.

Mereka berdua menyantap mie ayam buatan mas Supar di pinggir jalan.

Hanya sandal yang bisa di jadikan alas untuk duduk .

Albi mengira Zahra enggan atau menolaknya makan di tempat seperti ini karena dari tampilannya terlihat Zahra bukanlah anak dari kalangan biasa.

"Ini juga udah kenyang " jawab Zahra.

" Kamu sering kesini ?" Tanya Zahra sambil menaruh mangkuknya di bawah.

" Saat berstatus mahasiswa sih tiap hari kesini sampai sore terus pulang ke rumah magrib "

" Walaupun tempat ini rame banyak mobil dan motor melintas tapi aku ngerasa tenang aja di sini ..." Albi belum  menyelesaikan kalimatnya namun,Zahra sudah menyelanya.

" Tempat sebising ini kamu bilang tenang ! Atau jangan-jangan kamu salah minum obat " tanganZahra menempelkan di kening Albi.

Di rabanya kening Albi takut-takut suhu tubuh Albi tiba-tiba naik karena pola pikirnya yang terbalik.

"Hei...tenanglah ! Aku tidak sakit !" Albi menghentikan tangan Zahra.

"Di sini tenang !di mana orang- orang walaupun lewat atau banyak nya mobil dan Motor yang melintas semuanya seolah tak peduli ! Seperti itulah hidup ! Terbukti kan sekarang ! Kelima saudara ibuku seolah tak peduli dengan keadaan ibu dan ayahku yang sebenarnya hatinya rapuh yang penting tujuan dan kesenangan mereka tercapai walaupun kenyataannya ibu dan ayah kandungku menjadi korban keegoisan mereka ! Termasuk aku sendiri jadi korban juga !" Albi menjelaskan maksud kalimatnya yang terpotong oleh Zahra.

'' dapat informasi itu dari mana ?" Zahra bertanya dengan hati-hati takut kalau Albi menjadi tersinggung.

" Yang pasti sumber terpercaya !" Albi meyakinkan Zahra karena bagaimanapun Bi Ijah sekarang menjadi sumber informasinya dan Albi masih menutupi Bi Ijah.ini semua demi kebaikan bersama juga.

" Sebenarnya masih banyak informasi yang belum aku dapatkan !tapi karena sudah malam makannya saya undur diri takut yang punya rumah marah !" Albi menjelaskan lagi.

" Jadi pas aku nyamperin ke kostan ! Kamu pergi cari informasi itu ! Salut deh !" Zahra mengacungkan kedua jempol nya.

" Banyak sebenarnya yang ingin aku ketahui lagi ! Dari sini aku sadar tindakan apa yang harus aku lakukan mengingat kalau sampai aku melaporkan pada pihak berwajib maka,keluarga sendiri yang akan jadi korbannya juga ! Aku tak setega mereka ! Aku masih memiliki hati nurani ! Walau bagaimanapun dan apapun yang telah mereka perbuat sangat merugikan ayah,ibu dan juga aku sendiri mungkin jika hanya memikirkan ego sendiri tentu sudah aku laporkan ! tapi, aku masih berpikir positif untuk bisa menjaga semuanya agar tetap stabil !" Albi merasa putus asa.

" Nak Albi sudah beres makannya ?" Tanya Mas Supar yang melihat Albi sedang  mengobrol serius dengan teman perempuannya.

" Oh...iya maaf ! Hehe...jadi kelupaan deh simpan mangkuknya !" Jawab Albi karena kelupaan.

" Walah...gak papa toh nak Albi ! Biar saya saja ! Baru kelihatan lagi di sini ! " Tanya Mas Supar karena biasanya Albi setiap hari terlihat di sini.

" Punya kesibukan baru mas..." Jawab Albi karena tak mungkin juga ia mengatakan bahwa dirinya sudah pensiun jadi mahasiswa.

"Semoga berhasil nak Albi " Mas Supar memberikan do'a.

" Aamiin" jawab Albi.

Mas Supar pun mengambil mangkuknya dan berlalu meninggalkan Albi yang masih asyik melanjutkan ngobrolnya.

" Terus...sekarang rencanamu apa ?" Tanya Zahra ingin memastikan.

" Masih cari informasi saja sampai tuntas !" Jawab Albi.

" Kalau rencana kedepan ?" Tanya Zahra lagi.

" Belum tahu juga " pikiran Albi buntu.

" Sebenarnya ada sih solusinya tapi itu pun kalau kamu setuju juga !"Zahra berbicara sambil pergi meninggalkan Albi.

" Maksudnya ?" Albi pun menyusul Zahra yang sudah siap memakai helemn ya.

" Bereskan dulu penyelidikanmu itu ! Baru aku kasih tahu " jawab Zahra sambil memasukan kunci motornya.

" Solusinya jangan ada yang tersakiti " Albi mengingatkan Zahra.

" Tenang...ini jalur aman !"jawab Zahra.

Mereka berdua pun berlalu menaiki motor dan meninggalkan Mas Supar yang sedang sibuk-sibuknya melayani para pembeli.

" Bikin penasaran aja ! Apa solusinya ?" Tanya Albi sambil mengendarai motor Zahra.

" Fokus sana ke jalan raya ! Jangan tanya-tanya dulu !" Zahra enggan memberikan solusinya dulu sekarang.

" Sekarang sama nanti apa bedanya ! Sekarang ngomong...nanti juga ngomong ...!Albi merasa kesal.

" Ini jalan raya...bukan tempat ngobrol paham ! Nanti celaka !" Zahra memberi nasehat.

" Ya...gini ngomong sama cewek ribet ! Tinggal bilang apa susahnya juga !" Albi merasa sedang di kerjai oleh Zahra.

" Sssttt. Udah diam " Zahra enggan ribut dengan Albi.

Mereka berdua pun sampai tepat di depan kostan yang Albi tempati.

Albi pun turun dari motor Zahra kemudian Zahra mengambil alih motornya dan langsup tancap gas meninggalkan Albi yang masih penasaran.

" Hei...tunggu " Albi masih penasaran dengan solusi dari Zahra.

" Dasar cewek ...ribet !" 

" Ya...gitu cewek ribet ! Ngapel gak ngajak lagi !" Ridwan yang tiba-tiba datang menenteng keresek hitam.

" Bukan ngapel !"jawab Albi dan terburu-buru masuk.

" Berarti  belum jadian dong !" Ridwan merasa aneh.

" Baru pedekate ya..." Tanya Ridwan lagi yang kini sudah siap untuk membuka bungkusan nasi yang di belinya tadi.

" Diam...berisik " Albi langsung membuka jaketnya dan menaruhnya.

" Idih...si akang lagi PMS ya..." Ridwan dengan sesuka hatinya menjawab.

Albi hanya memelototi Ridwantanda dirinya sedang tidak ingin berdebat.

Keesokan pagi seperti biasa Albi melakukan aktivitas seperti biasa walaupun dalam benaknya masih tersimpan memori tentang solusi yang akan di berikan Zahra nantinya.

" Kenapa hari ini Bi Ijah gak mampir kesini ya !" Tanya Albi dalam hati.

" Tukang gorengan belum datang ya..."Albi bertanya pada rekannya hanya ingin memastikan.

" Belum...gak jualan kali !" Jawab sang teman.

"Oh..." 

"Kenapa kangen ya !"Ridwan berkata sambil menaik turunkan halisnya.

" Iya ... Banget" jawab Albi genit sambil tertawa bersama.

Saat jammakan siang Albi masih mengingat ucapan Zahra untuk berhemat dan menyuruhnya untuk membuat nasi sendiri.

Ia pun teringat dengan ayah dan ibu kandungnya.

Dalam hatinya ia ingin sekali memberi mereka uang dari hasil keringatnya sendiri ! Tapi,bagaimana caranya ya ? Mengingat Hari dan Tia pasti akan bolak-balik ke tempat ayah dan ibunya.

Sore hari setelah kegiatan pekerjaannya selesai.Albi pun berniat untuk pergi berbelanja Magicom seperti yang di sarankan Zahra.

Dengan begitu dirinya akan bisa berhemat dan uangnya bisa di kirimkan untuk kedua orangtuanya ! Walaupun dalam hatinya ia masih bingung bagaimana caranya !

Kini ia berada di sebuah toko dan Albi sedang memilih Magicom dari berbagai merek yang ditawarkan penjual toko tersebut.

Sampai Albi menemukan Magicom berwarna hijau dan ia memutuskan untuk membelinya.

" Hijau....ok juga " Albi bermonolog dengan dirinya.

" Saran yang menyenangkan juga ! Gak sia-sia punya teman kaya dia ! Wajahnya terlihat judes sih tapi hatinya baik banget"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status