Bab 26. Bertemu di masa depan (Tujuh Tahun)Turnamen Aliansi Gerhana sudah selesai, semua orang berjalan meninggalkan tempat turnamen, banyaknya penonton mengharuskan mereka saling berdesakan, sedangkan tamu istimewa melewati jalan rahasia, di depan gerbang kota kura-kura, dua anak saling berpandangan, putri Venesa harus segera kembali ke ibukota."An Lan, aku akan segera kembali… apakah kamu tidak mau mengucapkan selamat tinggal!""I-itu, bukannya kita bertemu lagi di masa depan… hehe…!""Benar juga ya!" Yun Zhi menghampiri Putri "Putri, kereta kuda sudah siap!"Putri Venesa mencium pipi An Lan, semua orang di sekitar mematung tidak menyangka, sedangkan An Lan merasakan getaran hebat di jantungnya."An Lan, aku pergi dulu… senang bisa bertemu denganmu!" ucap Putri Venesa menaiki kereta kuda."Hati-hati!""Guru… tunggu tujuh tahun lagi!" gumam An Lan mengingat tetua Min.Venesa melambaikan tangan dari jendela kereta kuda "Sampai jumpa…. bertemu lagi di masa depan!"An Lan melambaikan
Bab 27. Hutan ObatDi jalur utama menuju hutan obat, dua sosok berjalan santai, pagi hari suara burung bernyanyi, embun membasahi dedaunan, An Lan melihat ke arah tubuh peri kecil yang terlukis menjadi butiran pasir, saat itu juga sosoknya menghilang dari pandangan, peri kecil atau Diao Chan duduk di bahu anak tujuh tahun."Huh… tubuh fisik dari pasir tidak bisa bertahan lama!" "Peri, jangan jauh-jauh? aku tidak bisa melihatmu!""Ini!" ucap peri kecil menjentikkan jari.Sinar cahaya masuk melalui kepala, An Lan mengelus dahi merasakan keberadaan peri kecil."Haha… ternyata kamu disitu!""Sekarang hanya kamu bisa melihat dan mendengar suaraku!""Iya!"Peri kecil melihat ke arah satu tanaman "Lihat, ada tanaman obat… kita sudah tiba di hutan obat!""Apakah ini tanaman obat, aku bawa saja untuk belajar membuat pil!" "Tapi dimana kita bisa menemukan keberadaan orang itu ya?" "Tidak tahu, kumpulkan saja dulu tanaman obat ini… setelah bertemu dengannya, mintalah untuk menjadikan kamu mur
Bab 28. Putri manjaPutri Venesa sudah tiba di istana, semua orang menyambut kedatangannya, kabar bahagia terdengar di telinga Kaisar Nirvana, dua sosok duduk berdampingan di singgasana, Kaisar Nirvana ingin mendengar cerita putri kesayangannya, disisi lain semua pejabat Istana dan pelayanan diminta meninggalkan aula utama."Kalian pergi-pergi, aku tidak mau menceritakannya kepada kalian!" ucap Putri Venesa."Baik Putri!""Ayah tidak menyangka kamu bisa masuk 10 besar!""Tentu saja ayah, putrimu ini hebat dan tidak terkalahkan!""Haha… putriku, ayo ceritakan!"Putri Venesa menceritakan tentang An Lan, satu persatu cerita membuat raut wajah Kaisar Nirvana berubah-ubah."Hebat sekali, siapa nama temanmu itu?""An Lan, dari sekte Lembah Nirvana… awalnya aku meremehkan kemampuannya, tapi aku malah tertinggal satu tingkat!""Haha… putriku, jangan sombong dulu kalau belum melihat sebenarnya!""Iya ayah, beberapa kali aku di selamatkan, dia juga menyelamatkan banyak murid dari gajah kuno!""
Bab 29. Batu PermataAn Lan sudah selesai menikmati makanan, ia berencana berkultivasi, itu dilakukan untuk memperkuat pondasi tubuh dan kekuatan spiritual, untuk sekarang An Lan lebih memilih tidak menerobos ke tingkat selanjutnya, ia berfokus pada pengetahuan tentang obat, suara burung menghiasi malam, tiga jam berlalu An Lan mengakhiri kultivasi."Meskipun tidak melakukan terobosan, tapi pondasiku semakin kuat dan aliran energi semakin sempurna!""Benar… kamu tidak perlu terburu-buru menerobos, sekarang kamu harus mempelajari kitab yang diberikan gurumu!""Tentu saja peri!" "An Lan, mungkin aku akan tidur panjang… aku ingin memadatkan inti energi!""Berapa lama?" "Mungkin 3-10 tahun!""Apa… lama sekali!""Tentu saja, semua membutuhkan waktu!""Kalau kamu tidur? Aku dengan siapa… apakah kamu meninggalkanku sendiri!"Peri kecil menghela nafas "An Lan, Apakah kamu lupa? Banyak orang yang mengincarku, mereka ingin mendapatkan kekuatan yang kumiliki, kalau mereka tahu aku bersamamu… k
Bab 30. Ren Shili adik Lain ShiEnam bulan berlalu.An Lan berhasil mempelajari kitab kedua yaitu kitab langit, sosok anak bersandar di punggung seekor singa, mereka baru saja selesai membereskan kerusakan di sekitar, waktu yang dibutuhkan cukup lama karena kerusakan sedikit parah, sekarang An Lan menghafalkan kitab ke-tiga yaitu kitab surga, seekor singa mendengkur sambil tertidur."Akhirnya kita selesai membereskan semua kerusakan ini… apakah kamu akan pergi sekarang?" tanya An Lan."Iya, mungkin saat malam tiba aku akan pergi!"An Lan menghela nafas panjang, sekarang ia akan tinggal sendirian, An Lan mengingat canda tawa saat bermain bersama singa, setelah itu mengingat makan ikan dan menangkap ikan."Dimana kamu tinggal?""Tidak jauh dari hutan ini, di sebelah timur ada sebuah gua… aku tinggal disana!""Baiklah, kapan-kapan aku akan berkunjung kesana!""Bocah, apakah kamu hanya sendirian?""Mungkin sebentar lagi guru akan pulang!""Kamu anak kuat, semoga di masa depan kita bertemu
Bab 31. Kepulauan guruDi halaman rumah An duduk bersila, ia mencoba memurnikan semua energi di tingkat ketujuh, sore hari bersinar matahari kuning, suara langkah kaki terdengar, An Lan membuka matanya melihat ke arah sosok tua, ia langsung berdiri menghampiri gurunya."Guru… akhirnya kamu pulang!""Bagaimana latihanmu?""Aku sudah menguasai tiga kitab yang kamu berikan guru!""Apa…!""Maaf guru, mungkin terlalu lama… aku juga sambil berkultivasi!""Satu tahun, aku saja membutuhkan dua tahun… ini hebat sekali, aku benar-benar menemukan bibit unggul..!" gumam sosok tua."Lama sekali, aku perlu tiga bulan… sekarang duduklah, aku memiliki oleh-oleh!" "Wah….!""Ini adalah jubah Alkemis, aku memesankannya, dan ini kue gandum tiga rasa, asin manis dan pahit!""Pasti enak!""Cobalah jubah ini, aku ingin lihat!""Siap guru!" An Lan melepaskan jubah kusutnya, tidak butuh waktu lama ia sudah menggunakan jubah Alkemis, sosok tua tersenyum hangat melihat muridnya bahagia."Terimakasih guru, ini
Bab 32. Pil Penguasa Langit TIGA TAHUN KEMUDIAN.Tidak terasa sudah tiga tahun An Lan berjalan membuat pil, semua teknik pembuatan dan jenis pil baru berhasil diciptakan, di halaman rumah dua sosok melihat satu butir pil berwarna hitam pekat, aura ganas menyelimuti pil, gabungan biru dan api hitam membuat warna pil hitam pekat dan corak kebiruan seperti sisik naga, An Lan dan gurunya tidak tahu pil apa yang mereka lihat sekarang."Guru, menurutmu… pil apa yang baru aku buat ini?""Aku tidak tahu, tapi pil ini seperti bahan peledak!""Guru, apakah kamu ingin mencobanya?""Hei bocah, apakah kamu ingin meracuniku!""Hehe… tidak guru… baiklah, biar aku saja mencobanya!" ucap An Lan menelan pil."Em… tidak ada reaksi apapun?""Mungkin tunggu sebentar lagi!""Gawat, aku merasakan energi di tubuhku bergejolak!""Aaaaaaa!" teriak An Lan memutahkan api hitam."Panas sekali, guru tolong aku..!" "Cepat duduk berkultivasi, aku akan membantumu memadatkan energi ini!" Sosok tua merapalkan segel
Bab 33-34. Tinggal di kota LiontinKota Liontin adalah kota yang berhiaskan manik-manik setia bangunannya, keindahan kota sangat berbeda dengan kota lainnya, kota tersebut memiliki cerita tentang kisah seorang pasangan, dan sebuah Liontin menjadi saksi bisu perjalanan cinta mereka berdua, Jianzhong terus menceritakan kepada muridnya perjalanan hidup sepasang kekasih."Dulunya kota ini di pimpinan oleh sepasang kekasih, kekuatan mereka sangat kuat, mereka terbunuh saat kota di serang berbagai pihak, perjuangan dan jasa mereka membuat semua penduduk menamakan kota ini adalah kota Liontin.""Oh begitu ya guru!""Muridku, hidup ini harus pandai-pandai memilih.. salah sedikit saja maka kita sendiri yang akan celaka!""Iya guru, untuk sekarang aku harus menjadi kuat agar bisa mencari kedua orang tuaku!""Guru yakin suatu saat kamu akan bertemu, teruslah mencari!" "Guru, apakah selama ini kamu tinggal di hutan.?""Untuk sekarang belum waktunya memberitahumu, berfokuslah berlatih, sebentar l