Share

Investigasi kepolisian.

   Bel pintu berbunyi, Randi membuka pintu rumahnya, tampak siang itu 3 petugas kepolisian datang berkunjung kerumahnya.

"Dengan bapak Randi ?" Ujar Petugas Polisi satu.

"Benar pak, silahkan masuk." Ujar Randi mempersilahkan masuk polisi polisi itu.

Petugas Polisi pun masuk kedalam rumah Randi tanpa melepas sepatu mereka.

Randi menutup pintu rumahnya.

"Maaf, pintunya saya tutup pak, khawatir kucing kucing saya kabur keluar." Ujar Randi.

Petugas Polisi mengangguk dan melihat kucing Randi yang tidur diatas aquarium ikan arwananya.

"Tidak apa Pak." Ujar Petugas Polisi dua.

"Maaf pak, maksud kedatangan kami kesini, ingin menanyakan keberadaan pak Randi saat hari dan waktu kematian almarhum pak Riyadi tetangga bapak." Ujar Petugas Polisi tiga.

"Bisa dijelaskan pada kami dimana dan kemana bapak pada tanggal 30 januari jam 23:00 wib hingga jam 01:00 wib?" Ujar Petugas Polisi tiga.

"Oh saya ada dirumah pak, gak kemana mana, lagian mana pernah saya keluar rumah tengah malam , warga juga pada tau kalo saya lebih banyak didalam rumah, paling keluar rumah ke toko saya atau ada urusan , itu juga selalu pergi berdua dengan istri saya." Jelas Randi pada Petugas Polisi.

"Bapak boleh cek cctv rumah saya, cctv non stop 24 jam 7 hari aktif tidak pernah diutak atik apalagi dihapus, karena sudah otomatis, tiap 1 bulan rekaman terhapus otomatis." Jelas Randi.

"Istri bapak ada dirumah ?" Tanya Polisi dua.

"Istri dan anak anak saya sedang dirumah saudara, di Jetak pak." Ujar Randi tersenyum.

"Maaf pak, bisa kami cek cctv bapak?" Ujar Polisi satu.

"Oh , Silahkan saja pak. Mari ikut saya." Ujar Randi berdiri dan melangkah kearah ruang keluarga, Polisi mengikuti Randi menuju ke tempat layar monitor cctv.

Polisi satu mengambil mouse yang ada dimeja monitor cctv, lalu mengklik menunya.

Randi mengambil remote tv, lalu memindahkan chanel cctv ke tv androidnya.

"Silahkan liat dari layar tv ini pak, lebih besar dan jelas." Ujar Randi.

Di tv android yang berukuran 59' itu terlihat gambar gambar yang terekam dari cctv dengan jelasnya.

Polisi satu memilih tanggal kejadian dan memilih waktunya.

Lalu mereka bersama sama menonton rekaman cctv yang diputar dilayar tv android Randi.

Tampak suasana lingkungan depan rumah Randi dengan aktivitas wara wiri para tetangga keluar masuk gang rumahnya itu.

Dari layar cctv , malam itu tampak Yana datang kerumah membuka pintu garasinya lalu masuk kedalam rumah, tak berapa lama kemudian Yana keluar rumah sambil membawa tas, Tampak dari layar cctv Randi menutup pintu garasi rumah dari dalam rumah dan Yana pergi begitu saja dari rumah itu.

Setelah puas menyaksikan rekaman cctv rumah Randi, Petugas Polisi pun mengakhirinya, mengembalikan rekaman cctv ke mode semula online.

Petugas Polisi melangkah menuju ruang tamu dan duduk disofa diikuti Randi yang duduk disalah satu sofa yang ada diruang tamu itu.

"Dari rekaman cctv yang kami lihat, alibi bapak benar, bapak ada didalam rumah ini saat kejadian pembunuhan tersebut." Ujar Polisi satu.

Randi mengangguk tersenyum pada Polisi polisi itu.

"Maaf Pak, kami datang kerumah bapak dan bertanya kepada bapak karena kami mendapat kabar bahwa sebelumnya keluarga bapak bertengkar dengan keluarganya almarhum pak Riyadi tersebut." Jelas Polisi dua.

"Oh iya pak, kejadian itu udah lama, udah setahun yang lalu." Ujar Randi.

"Awal masalahnya itu..." Ujar Randi, Randi mengingat kejadian setahun lalu dan menceritakannya.

Pada saat 1 Tahun yang lalu.

Yana tampak sedang duduk di kursi santai yang ada diruang keluarganya sambil menonton tv, Randi duduk dilantai depan tv .

Terdengar suara gedor gedor pintu.

Mendengar itu Yana tampak kesal.

"Siapa sih itu yang gedor gedor!" Ujar Yana kesal.

Randi yang melihat Yana kesal lalu melangkah untuk melihat layar monitor cctv.

"Cucunya si Tatik sebelah rumah." Ujar Randi.

"Padahal ada anaknya si Tatik, si Antok, tapi diam aja gak ngelarang, cuma liatin aja." Ujar Randi pada Yana. Tak lama terdengar lagi suara pintu digedor gedor, kali ini lebih keras.

"Aaah, kasih tau deh pah, kepalaku lagi pusing sakit gini bikin berisik aja, siang siang bikin emosi!!" Ujar Yana ketus.

Randi lalu melangkah menuju pintu rumah, membuka pintu rumahnya, lalu Randi menegur.

"Maaf ya, jangan mukulin pintu, Ibunya sedang sakit." Ujar Randi baik baik.

Antok kaget ditegur Randi, melihat kearah Randi lalu mengangkat keponakannya yang masih 2 tahun itu.

"Maaf ya Mas." Antok lalu pergi dari teras rumah Randi, Dari arah depan rumah tampak Riyadi, bapaknya Antok yang sedang mengelas membuat pagar melihat hal itu, Randi meliriknya sekilas lalu menutup pintu rumahnya .

Sore itu, Tatik, tetangga rumah Randi sedang bermain didepan rumah Randi bersama cucunya, saat cucunya naik ke teras rumah Randi, Riyadi teriak.

"Jangan main di situ, nanti di tegur lagi." Ujar Riyadi.

Mendengar itu Tatik, Istrinya Riyadi langsung sewot.

"Kenapa di tegur? Salah apa main usir aja, anak kecil main kok ditegur." Sewot Tatik yang memang emosional itu, Tatik lalu melangkah mengetuk pintu rumah Randi.

"Buu Yana, Maaf, buka pintunya buu.." Menggedor gedor keras, tak lama Dewi keluar dari dalam rumah.

"Mamanya ada?" Tanya Tatik.

"Di Toko." Jawab Dewi singkat.

"Bilangin, Saya mau ketemu gitu." Ujar Tatik pada Dewi yang mengangguk lalu menutup pintu begitu saja tanpa sepatah katapun. Tatik tampak sangat kesal dan emosi.

"Enak aja marahin cucuku, siapa dia." Ujar Tatik.

"Bukan marahin, ngelarang, Antok juga tau, ditegur karena gedor gedor pintu rumah, udahlah, gak usah cari ribut, malu." Ujar Riyadi nenangin istrinya.

"Aahh, gak bisa kalo dibiarin seenaknya nanti, mau macam macam dia sama penduduk asli, pendatang sok." Ujar Tatik.

Di Toko, Yana yang membaca pesan dari Dewi tersenyum kecil, dia tahu hal ini akan terjadi.

"Si Setan samping rumah marah marah gedor pintu, bilangnya mau ketemu Mama." Isi pesan Dewi pada Yana.

Yana tersenyum membaca pesan yang dikirim Dewi.

"Kejadian juga.." Ujar Yana tersenyum.

"Kenapa Ma ?" Tanya Randi pada Yana.

"Tetangga setan mau cari gara gara sama aku. Ngelabrak kerumah kata Dewi, paling karena cucunya ditegur." Ujar Yana.

"Laah, kan udah beres masalahnya, Si Antok aja udah minta maaf ngaku salah, Si Riyadi juga liat kok." Ujar Randi.

"Kamu kayak gak tau aja si setan, dia kan merasa paling hebat di lingkungan rumah, paling merasa kalo dia orang asli disitu, kita pendatang, dianggapnya gak ada apa apanya, gak ada keluarga disini, belum tau dia kalo di sekitar kita tinggal saudara saudaraku banyak." Jelas Yana.

"Udah tutup aja pah, lagian udah jam 5 sore kan. Aku mau hadapin orang itu, kalo gak dikiranya takut." Ujar Yana, Randi mengangguk, Lalu segera menyuruh karyawan tokonya untuk menutup Tokonya.

   Sore itu menjelang maghrib tampak Tatik yang emosi duduk disofa ruang tamu, Yana duduk dihadapannya , sementara Randi duduk di kursi santai dan Sekar berdiri disamping Yana duduk. Sementara Dewi memegang ponselnya merekam.

"Kalo gak mau rumahnya diinjak anak anak dipagar aja yang tinggi, anak kecil kok dilarang larang, mana ngerti." Ujar Tatik.

"Anaknya memang gak ngerti, harusnya yang dewasa yang melarang, gak boleh gedor gedor pintu rumah orang. Kalo mau main silahkan, tapi jangan gedor gedor pintu, itu adab etika bertetangga." Jelas Yana.

"Alaaah, dari dulu anak anak saya begitu, gak ada yang masalahin. Wajar toh namanya anak kecil." Ujar Tatik gak mau ngalah.

"Ya gak wajar, saya kecil dulu selalu dilarang main kerumah orang bikin ribut." Jawab Sekar santai.

Mendengar Sekar, Tatik naik pitam semakin emosi. Memukul mukul tangannya.

"Sekarang mau apa! Anak sama orang tua sama aja, susah dibilanginnya!" Sambil teriak tangannya mukul mukul ke sofa, Tatik terlihat sangat emosi.

"Dipelani suaranya bu, gak baik, mau maghrib." Ujar Randi.

"Biaaariiin, biar orang tau semua kalo kalian ini tetangga setaaaann!!" Ujar Tatik.

"Situ yang setan." Gumam Sekar pelan , Tatik gak dengar. Yana cuma tersenyum saja melihat sikap Tatik yang ngamuk itu.

"Udah udah pulang sana, saya mau sholat, maghrib maghrib kok kerumah orang marah marah teriak teriak." Ujar Randi.

Antok anaknya Tatik yang ikut masuk kerumah tanpa ada izin menunjuk kearah Randi.

"He Randi, diam kamu yaa." Ujar Antok mengancam.

"Kenapa Mas ? Mas kan tau masalahnya, udah minta maaf, kenapa gak bilangin ke ibunya kalo salah." Ujar Randi santai.

"Diam kamu!" Ujar Antok emosi hendak beranjak dekati Randi yang duduk santai dikursinya, Riyadi yang datang menahan Antok agar tidak menyerang dan memukul Randi.

"Mau mukul mas, udah jago? Sini pukul, saya kasusin kalian, kalian ini semua direkam tau."

"Gak punya adab, gak punya etika, ga ada sopan santun main labrak masuk kerumah orang tanpa izin. Keluar kalian!!" Bentak Randi. Yana berdiri menahan Randi yang mulai terpancing emosi.

"Belum tau kalo gua ngamuk ya!"

"Lu kira selama ini gua diam takut sama kalian di sini ? Haaa !!!" Teriak Randi. Antok tampak mau mendekati Randi, ditahan Riyadi.

"Udah, ayo pulang." Ujar Riyadi pada Antok dan menyeretnya keluar rumah diikutin Tatik, Randi yang emosi melangkah mengejar.

Yana cepat menahan Randi.

"Udah paah, jangan, biarin, jangan kita yg duluan, biar aja mereka duluan yang buat masalah." Jelas Yana.

Dari luar rumah terdengar teriakan Antok yang mengamuk marah pada Randi.

"Hee Randi, liat ya, Tunggu aja, ketemu dijalan !!" Ujar Antok.

"Mau ngapain mas? " Ujar Sekar sambil tutup pintu rumahnya.

"Habisss luuu ketemu dijalan sama guaaa, gua matiin looo!!!" Teriak Antok lagi pada Randi. Randi yang mendengar itu cuma tersenyum santai saja.

Balik ke Masa Sekarang.

   Petugas Polisi mengangguk paham mendengarkan seluruh cerita Randi itu tentang tetangganya .

"Parah juga keluarga mereka ternyata." Ujar Polisi tiga.

"Ya begitulah pak, banyak kok warga sini yang gak suka sama keluarga mereka, kalo udah ribut mainnya keroyokan, satu keluarga ikutan nyerang, kebanyakan warga jadi males ladeninya." Ujar Randi.

"Mungkin itu sebabnya mereka punya banyak musuh, ada yang dendam pak, kita mana tau kan." Ujar Randi pada petugas polisi polisi itu. Polisi mengangguk paham situasinya.

"Baiklah pak Randi, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya, kami pamit dulu, permisi pak." Ujar Polisi satu yang berdiri menyalami Randi yang ikut berdiri, Polisi polisi itu pamit dan keluar dari rumah Randi diantar Randi, Randi melihat kepergian polisi polisi itu tersenyum, lalu menutup pintu rumahnya kembali.

Randi Duduk di sofa ruang tamu, tampak hatinya lega, dia tersenyum senang.

"Bip"

Ponsel Randi berbunyi, ada pesan masuk, Randi mengambil ponselnya, membaca pesan dari Yana.

"Aku udah transfer 3 juta lagi kerekening kamu, dicek." Jelas Yana dipesan itu.

"Iya, Terima kasih." Balas Randi.

Randi lalu cek transferan itu dari aplikasi bank di ponselnya, ada uang 3 juta yang masuk kerekeningnya, Randi tersenyum senang.

"Jadi kapan kamu pergi dari rumahku?" Tanya Yana mengirimkan pesan lagi ke Randi.

"Aku udah bilang ke rental mobil sama pemilik kontrakan, kalo aku tiga hari lagi berangkat, dan masuk kerumah kontrakan hari rabu, hari ke empatnya." Ujar Randi.

"Jadi hari selasa kamu pergi?" Tanya Yana di wa.

"Iya, selasa malam, biar nyampenya rabu pagi dan bisa langsung masuk kerumah kontrakan."

" Jam 10 malam aku berangkat dari rumah, udah bilang ke driver rentalnya." Jelas Randi.

"Ok. " Jawab Yana singkat.

   Randi lalu meletakkan ponselnya di meja, mengambil rokok dan membakarnya, Randi menghisap perlahan rokok itu, menikmatinya, Randi menghembuskan asap rokok itu, tampak wajah Randi santai dan tenang.

"Kayaknya kamu bisa atasi masalahmu sekarang." Ujar Roni,

Randi kaget karena tiba tiba Roni ada diruangan itu.

"Kapan kamu datang ?" Tanya Randi.

"Laah, kan udah dari semalam.aku datang, nginap disini." Jelas Roni.

Randi berdiri menghampiri Roni yang duduk santai di sofa ruang tamu rumahnya.

"Hee, kamu gak berbuat yang bukan bukan di sini kan ?" Tanya Randi.

"Apa sih maksudmu ?" Ujar Roni.

"Aku cuma khawatir aja, kamu berbuat nekad di sini." Ujar Randi.

"Tenang aja, aku belum beraksi, gak tau kalo yang lain." Ujar Roni tersenyum menyeringai menatap Randi yang berdiri terdiam menatap Roni.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status