"Apakah mabuk bisa membuat kepribadian orang berubah?" Khahitna tertawa hampa, penuh cemooh, lalu memijit pelipis.
Apakah Rafael baru saja mengeluh tentangnya? Tunggu! Jelas-jelas mereka hanya menikah karena tuntutan. Rafael tahu itu. Dua tahun lalu, keluarga Adiwara dengan keras kepala meminta Khahitna untuk menikah. Akan tetapi, itu dengan syarat: pertama, bukan saingan bisnis. Kedua, itu bukan orang dalam lingkaran bisnis. Semuanya memiliki tujuan: agar bisnis Khahitna aman dari orang-orang yang berpotensi menghancurkan ekonomi raksasa itu. Kemudian, secara kebetulan, Khahitna memiliki rekan yang ingin menanam modal di perusahaannya. Rekan ini adalah artis papan atas yang ingin memiliki cabang dari profesi aslinya. Khahitna diundang dalam sebuah acara dan di sanalah dia bertemu Rafael, seorang penulis naskah skenario yang juga diundang oleh sutradara. Saat itu, Rafael juga sedang dalam tuntutan pernikahan. Meski baru berusia 23, dia mendapat perlakuan tidak adil dari keluarganya. Karena kecocokan ini, Khahitna bicara dengannya. Bukan tentang bisnis, tetapi pernikahan. Rafael setuju dengan syarat-syarat yang di luar nalar. Pertama, mereka tidak boleh memiliki rasa. Rafael boleh memiliki istri lain dan Khahitna tidak akan melarangnya, begitu sebaliknya. Kedua, mereka tidak akan memiliki anak bersama yang bisa mengikat keduanya. Ketiga, tinggal serumah, tetapi tidak sekamar. Tidak masuk akal, tetapi syarat-syarat utama ini diterima oleh kedua belah pihak sampai mereka menikah dua tahun lalu. Selama dua tahun ini, Khahitna ingat jika Rafael tidak pernah mengeluh tentang hubungan mereka. Toh, Rafael juga menyetujui syarat pernikahan mereka. Jadi, apa maksud keluhan tadi? Khahitna memukul meja, mengambil tas, menyambar kunci mobil, lalu keluar dari kantor. Rafael harus dikasih paham, oke! Rafael dibangunkan oleh Albert setelah tiba. Dia masih mengantuk dan sedikit sakit kepala. Pria muda, tampan, dengan bibir kemerahan yang tebal di bawah, tipis di atas itu keluar dari mobil. "Kepalaku agak sakit." Rafael mengeluh dan berpegangan di mobil. "Saya akan membantu Anda." Albert memapah Rafael memasuki rumah dan membawanya langsung ke kamar. Setelah tuannya berada di kamar, Albert menelepon dokter pribadi untuk datang memeriksa. Sepertinya, kondisi Rafael belum begitu baik. Albert kembali dengan air madu. Rafael membuka mata hanya untuk cemberut. Dia tidak berada di sini! "Di mana Khahitna? Apakah dia tidak akan pulang? Aku mau mati dan dia masih bekerja? Sangat tidak berperasaan." Rafael sangat tersakiti. Ketika mengingat misinya, benar-benar tidak ada kesempatan: pasti gagal. Bukan hanya karakter bos wanita pertama tidak punya hati, bahkan pulang pun tidak. Jadi, bagaimana dia akan menaklukan bos itu? Dia pasti akan gagal. [Menyapa Tuan Rumah! Tolong jangan pesimis dan terus berusaha. Ini kesempatan kedua Anda. Jadi, berjuanglah, Tuan Rumah] sistem menyemangati. "Tidak perlu mengajakku optimis! Bawa Khahitna pulang!" Rafael berteriak, membuang bantal, dan menangis seperti anak kecil. Albert: "... Tuanku pasti amnesia!" "Tuan, tenanglah! Saya ... saya akan menelepon Nyonya untuk Anda." Albert tiba-tiba berkeringat. Mengapa tuannya jadi kekanak-kanakan seperti ini? Ini tidak seperti tuannya. "Albert!" Rafael yang menangis sambil ujung hidung dan matanya memerah memanggil. Albert terkejut dan segera menoleh. Entah mengapa, dia merasa merinding. "Apakah aku tidur sekamar dengan Khahitna?" Rafael bertanya dengan nada yang penuh keluhan. "Ya, Tuan. Ini kamar Anda dan kamar Nyonya ada di—" "Aku ingin tidur di kamarnya!" Sialan! Persetan dengan kontrak! Sistem bedebah! Suami istri macam apa yang tidur dengan kamar terpisah? Rafael tiba-tiba memberontak; mengambil bantal, selimut, lalu pergi ke kamar Khahitna. Demi nyawa dan kesempatan kedua, apa pedulinya dengan kontrak sialan itu? Albert terdiam lagi: "... otak tuanku pasti bermasalah." ••• Khahitna dihadang oleh macet parah pada pukul sembilan malam di kota metropolitan. Dia tidak bisa tiba di rumah dalam satu jam dan menunggu dengan sabar. Di rumah, dokter pribadi keluarga bos wanita datang. Dokter ini dewasa dan cukup berwibawa. Setelah tiba, dokter yang akrab dipanggil Bertha itu memeriksa Rafael. Pria muda berkulit putih terbaring di ranjang dan tampak sangat menyedihkan. "Keluhan apa yang Anda rasakan sekarang? Perlukah Anda dibawa kembali ke rumah sakit?" Bertha bertanya saat merasakan denyut nadi Rafael dengan alatnya. Sebenarnya, kondisi Rafael baik-baik saja. Jika tidak, pihak rumah sakit tidak akan mengizinkannya pulang. Bertha yang memeriksa juga tidak menemukan apa yang salah dengan penulis skenario ini. Kondisinya sangat bagus. Jadi, mengapa penampilannya seperti orang yang ... patah hati? Bertha sudah bekerja bertahun-tahun sebagai dokter pribadi keluarga Adiwara. Dia mengenal Rafael setelah menikah dengan Nyonya Muda Adiwara. Kondisi pria ini baik. Lantas apa yang bisa dikeluhkan sekarang? "Tidak perlu." Rafael menjawab dengan wajah cemberut. "Aku cuma mau Khahitna!" Benar! Dia harus memikat bos wanita agar bisa hidup, ah! Dia tidak butuh dokter, sungguh! "Baik! Baik! Saya sudah menghubungi Nyonya. Anda tenanglah." Albert memijit pelipis dengan firasat buruk. Dengan sikap Rafael yang ingin melanggar perjanjian, apakah Nyonya Muda Adiwara bisa memaafkannya? Albert jadi takut pasangan yang tidak saling mencintai dan hanya bicara sebanyak 5 kali setelah menikah itu akan bercerai. Bersambung.Khahitna terkejut dengan kemampuan Rafael sekarang. Dulu, pria ini sangat polos dan putih. Hampir-hampir mengira bahwa Rafael adalah bayi yang tidak mengerti apa itu napsu dan seks. Namun, sekarang pandangannya berubah. Agaknya, Rafael tidak semurni dulu lagi. Hanya saja, semakin Rafael tidak murni dan tidak sepolos dulu, semakin dia menyukainya. Rafael akhirnya bisa menjadi lawan mainnya. [Tuan Rumah, poin minus dibersihkan. Selamat! Anda juga mendapatkan 10 poin dari Bos Wanita. Silakan lanjutkan perjuangan Anda] Sistem gembira dan menanti adegan yang lebih panas dari sekadar lidah yang bertemu lidah. Rafael mendengarkan Sistem, mendorong Khahitna untuk mengakhiri ciuman, dan bangun. Dia tersenyum dengan mata mabuk yang sayu. "Aku belum mandi. Aku harus mandi dulu." Tanpa aba-aba, Rafael melarikan diri ke kamar mandi. Khahitna yang terbakar napsu terpana. Dia terengah-engah dan kabut membara di matanya menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Dia melihat dirinya lagi yang hampir
"Suka." Rafael menjawab jujur. Di kehidupan awal, dia juga peminum. Pada hari-hari biasa, ketika dirinya tidak membaca, dia akan minum bersama teman-temannya sampai mabuk. Meski jarang, bukan berarti bahwa dia tidak suka alkohol. Dia malah sangat suka, tetapi pekerjaan tidak membuatnya bebas. Rafael bukan pecandu alkohol, hanya sekadar suka dan toleransinya cukup tinggi. "Aku tidak minum ketika bekerja. Jadi, sebelum memulai syuting, aku harus minum." Rafael tertawa dan melihat Alex. "Ada apa?" Dia bertanya kepada kepala keamanan Adiwara itu. "Tidak. Saya pikir, Anda mirip Tuan Besar. Tuan Besar ketika muda juga suka minum sampai sekarang ini. Anda mungkin harus minum dan mabuk bersamanya." Alex menjawab. "Jangan menggodaku, oke." Rafael tertawa mengejek. Jika seseorang menawarkannya minum ketika dia ingin, dia bisa lupa apapun. Alex tidak bicara lagi. Dia hanya perlu menjaga orang ini. Tidak perlu khawatir dengan alkohol. Pukul setengah dua belas, Rafael tiba kembali di rumah.
Rafael tidak tahu kemampuan macam apa yang dimiliki Angel hingga bisa mengganti wajah. Jelasnya, musuh yang bisa melakukan klamufase seperti ini jauh lebih berbahaya. Mereka bisa saja bertemu di satu tempat, saling berhadapan, tetapi dia tidak bisa mengenalinya lagi. Untungnya, mata Angel itu tidak bisa menyembunyikan apapun. Orang bisa mengganti wajah mereka, menjadi apa saja, tetapi tidak dengan mata dan cara menatap. "Aku merasa sangat mengenal Angel dengan baik. Aku bahkan bisa mengenalinya. Sistem, apakah ini disebut cinta dan benci?" Rafael bertanya saat dia berjalan ke dalam ruangan pertemuan. [Bisa dikatakan begitu. Target Anda adalah Bos Wanita, maka musuh Anda adalah Angel. Ini permainan yang sebenarnya. Jadi, Anda tidak bisa terkena serangan musuh dan mendapatkan poin minus. Sebaliknya, Anda harus berusaha mencapai target dan mendapatkan poin. Tuan Rumah, saya rasa Anda sudah paham cara bermain ini] Sistem menjawab dengan emoticon dua jempol untuk Rafael."Maka, aku harus
Mereka, para artis dan kru yang sekarang mengaku belum bertemu, berani mengarang cerita. Siapa yang menunggu Penasihat Rafael selama satu jam di depan studio? Siapa yang sarapan di studio demi pertemuan ini? Siapa yang masih memakai sendal rumah saat tiba? Sutradara Chen akhirnya sadar bahwa power orang tampan itu sangat kuat. "Kalau begitu, kita bertemu sore ini saja. Aku akan mentraktir kalian semua makan malam. Ayo!" Rafael jadi bersemangat karena berpikir dia belum melewatkan apa pun. "Ayo!" Semua orang menjawab gembira. Akhirnya, mereka akan melihat Rafael lagi! Sutradara Chen menepuk jidatnya. Persetan dengan semua orang! Dia sangat lelah! Rafael mengakhiri panggilan video dan menemui Albert di dapur. Dia meminta susu dan buah. Albert cepat membuatkannya. "Tuan, apakah Anda ingin keluar sore ini?" Albert bertanya dengan hati-hati. "Um ...!" Rafael mengangguk saat mengambil anggur hijau di piring. "Aku akan makan malam di luar bersama teman-teman kru dan artis. Tapi ...."
Rafael bangun ketika sore hari dan merasa sakit di beberapa tempat. Dia menyentuh punggung lehernya yang agak kaku. Leher dan kepalanya sedikit tidak nyaman seolah-olah beberapa waktu lalu, dia selesai bertarung dengan seseorang. Dengan kondisinya saat itu, Rafael segera menyadari, tubuhnya ditukar lagi. Jadi, sekarang dia berada di cangkang 'Rafael', tubuh suami Bos Wanita. Rafael merenung sejenak. Tidak nyaman. "Sistem, apakah kau online?" Rafael bertanya dengan nada lesu. Perasaannya terganggu. Dia masih tidak suka perasaan tinggal di tubuh orang lain meski tidak ada perbedaan besar di antara mereka. Sekali beda tetap saja beda. [Saya online, Tuan Rumah. Bagaimana perasaan Anda? Tubuh sudah disesuaikan kembali. Tolong, jaga tubuh ini, Tuan Rumah] Sistem menjawab dengan semangat. "Bagaimana kabar tubuh asliku? Apakah sudah dimakan oleh ulat? Atau ... sudah menjadi kerangka?" Rafael bertanya sedih dan mengingat kematian tragisnya yang tiba-tiba. [Saya berbohong kepada Anda. Tera
"Sudah dibersihkan? Sangat baik." Rafael merenung, tidak gembira atau sedih. Hatinya tiba-tiba mengambang. Entah mengapa, Rafael lebih suka menggunakan tubuh jiwanya sendiri daripada jiwa yang hidup di cangkang orang lain. Dia agak tidak senang karena akan berpisah dari Khahitna. Setelah ini, bukankah Khahitna akan menyentuh tubuh suaminya sendiri? Bukan tubuhnya lagi dan dia merasa sedikit kehilangan. [Tuan Rumah, apakah Anda tidak bahagia karena tubuh akan ditukar kembali? Bukankah Anda tidak suka dilecehkan oleh Bos Wanita] Sistem bertanya dengan ekspresi berseri-seri dan penuh emoticon mata berbinar. "Tidak apa-apa. Gantikan saja sekarang." Rafael menjadi lebih murung lagi. Sistem tertawa kecil. [Tuan Rumah, Anda menyukai Bos Wanita sekarang. Apakah Anda tidak ingin berpisah? Jika Anda tidak ingin berpisah, saya punya kesempatan untuk Anda. Setelah misi selesai, Anda bisa tetap tinggal dan jiwa 'Rafael' akan dilahirkan kembali. Biar bagaimanapun juga, jiwa yang mati adalah mil