Home / Rumah Tangga / Misi Menggoda Hati / Bukan Kita, tapi Aku

Share

Bukan Kita, tapi Aku

Author: Fin Nabh
last update Last Updated: 2024-01-11 09:00:36

“Gue nyerah aja kali ya, Lau?”

Daniel dan Laura menatap Aveline dengan ekspresi berbeda. Daniel yang tercengang, sedang Laura dengan pandangan menelisik, menduga-duga apa Aveline tengah menjalankan rencananya atau sedang serius.

Aveline menunduk dengan ekspresi muram. “Gue hampir kehilangan calon baby gue karena nurutin perasaan bodoh gue, Lau. Perasaan menggebu-gebu gue buat ngeliat kak Ian malam itu, yang bahkan gue langsung ketampar kenyataan menyakitkan kalau gue gak bakal jadi prioritas dia.. gue.. hiks.. gue.. gak mau lagi dikecewain sama harapan gue sendiri. Lebih baik gue ngakhirin ini dan hidup berdua aja sama baby gue. Gue pengen cerai…”

Laura gelagapan saat Aveline mulai menangis tersedu. Dia tau jelas kalau Aveline tidak seserius itu ingin bercerai dengan Cassian. “Ave, Lo..”

Brakk

“Ngomong apa kamu?”

Belum sempat Laura menyelesaikan ucapannya, Cass

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Misi Menggoda Hati   Tidak Mau Berubah

    “Lo… sialan!”BUG.Cassian menghantamkan kepalan tangannya tepat ke wajah Nicholas. Aurora menjerit tertahan.Cassian menarik tubuh Nicholas ke bawah tempat tidur, memukul pria itu membabi buta untuk meluapkan kemarahannya. Bahkan Nicholas tidak sempat menghindar, apalagi melawan.“Berani-beraninya lo rencanain itu, breng**k!”“Bang, stop!” Aurora meraih Cassian, menarik kerah bajunya dengan panik. Tapi Cassian tak bergeming. Nafasnya menggebu, seperti binatang buas yang baru saja mencium darah.“Bang, please! Jangan kayak gini!” suara Aurora pecah. “Lo bisa bunuh dia!”Cassian tetap menghantam. Sekali. Dua kali. Sampai buku jarinya memerah, dan Nicholas terbatuk keras, tubuhnya meringkuk dalam usaha melindungi diri.Aurora mengguncang bahu Cassian, air matanya meluruh deras. Ia sungguh tidak tega melihat suaminya dipukuli seperti ini. “Kita udah sepakat gak ada lagi yang kayak gini, Bang.”Tanpa repot membalas ucapan Aurora, Cassian bergeming. Baginya, meluapkan emosinya dengan mengh

  • Misi Menggoda Hati   Keesokan Hari

    Cassian mengerjap pelan. Dunia masih terasa buram dan samar. Suara detak jam digital dan dengungan AC menyambutnya lebih dulu sebelum kesadarannya utuh kembali. Ia menemukan dirinya berada di dalam kamar hotelnya bersama sang istri.Tangannya bergerak refleks ke pelipis, memijat pelan bagian yang terasa berdenyut. Setelahnya, ia mulai bangun dan mengedarkan pandangannya. Aveline tak tampak di mana pun, membuatnya mulai mencari-cari dengan memanggil namanya."Sayang… Sera... sayang.." Suaranya serak dan lemah, khas baru terbangun.Langkah kaki mendekat. Tak lama, sosok perempuan muncul dari balik tembok—dengan perut besar, rambut disanggul seadanya, dan tangan kiri menopang punggung bawah."Apa sih, teriak-teriak?" ucapnya sambil berdiri dengan gaya berkacak pinggang.Cassian memandangi sosok itu dalam diam beberapa detik, seperti masih meyakinkan diri bahwa pandangannya tidak sedang menipunya.Wajah Aveline polos tanpa riasan. Napasnya tampak sedikit berat. Gerakannya lamban, khas ibu

  • Misi Menggoda Hati   Ikatan Kuat

    “Kerja bagus, Hans.”Tepukan di pundak kanan itu membuat Hans tersentak. Baru saja ia keluar dari ruangan, tapi suara itu dan sentuhan itu menghantamnya seperti petir di siang bolong.Hans reflek menoleh, bahkan terlalu cepat. Matanya membelalak sesaat sebelum buru-buru meredam ekspresi kagetnya.“Bo.. Boss Nicho.” gumamnya dengan suara serak. Tenggorokannya kering, seperti baru saja melewati padang pasir tanpa air.Baru saja ia menyelesaikan tugasnya. Bukan satu, tapi dua. Dan sayangnya, dua-duanya bertentangan.Hari ini, Hans menjalani peran ganda yang penuh risiko. Di satu sisi, ia harus mematuhi perintah Nicholas untuk memantau dan memastikan Aveline tetap berada dalam rencana. Di sisi lain, ia adalah bagian dari Fortress yang harusnya melindungi Aveline.Dua pintu berdiri di belakangnya. Aveline berada di balik salah satunya.Dan sayangnya, ia sedikit terlambat menyelesaikan tugas terakhir karena Nicholas datang lebih cepat dari yang ia perkirakan.Apa gue ketahuan? batinnya menc

  • Misi Menggoda Hati   Antisipasi Terkhianati

    Gue udah nyiapin semuanya… - Anonymous Pesan itu singkat, tapi cukup untuk membuat sudut bibir Nicholas terangkat membentuk seringai licik.Tangan kirinya memutar gelas anggur, tapi sorot matanya tak tertuju pada panggung atau kerumunan.Akhirnya..Lalu, seolah semesta memberinya lampu hijau, dari sudut matanya, Nicholas melihat Aveline mulai meninggalkan panggung.Cassian tetap di tempat, dikelilingi beberapa rekan bisnis dan keluarga yang mulai menghampirinya. Aveline tampak melangkah cepat, memegang perutnya sejenak, mungkin merasa tak nyaman. Mungkin hanya ingin mencari ruang bernapas. Atau mungkin, tanpa sadar, dia sedang menuju perangkapnya sendiri.Bagus.Nicholas bangkit dari duduknya dan menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya. Dasi hitamnya disesuaikan sedikit saat ia mulai mengikuti arah langkah Aveline. Dengan jarak aman, tentu saja. Tak terlalu dekat untuk mencurigakan, tapi cukup untuk menjaga pandangannya tak lepas darinya.Di depan koridor menuju area toilet dan kama

  • Misi Menggoda Hati   Just Wait n See!!

    Musik klasik mengalun lembut, seperti aliran air tenang yang mengisi setiap sudut Ballroom Hotel yang luas dan mewah. Langit-langitnya tinggi, dihiasi lampu kristal menjuntai megah, memantulkan cahaya ke ribuan kepingan kaca dan permata yang tertanam di dekorasi pesta. Cahayanya menari di atas gaun-gaun mahal, setelan jas buatan tangan, dan wajah-wajah berkelas yang berbaur dalam percakapan sopan penuh basa-basi.Para tamu bercakap-cakap dan menikmati suasana malam yang mewah. Sedang sang pemilik acara dan keluarga dekatnya berkumpul di satu meja yang sama, kecuali Aveline dan Cassian yang sudah berada di atas panggung. Ah dan juga Aurora. Entah berada dimana istri Nicholas itu.Di atas panggung, Aveline berdiri berdampingan dengan Cassian. Gaun biru safirnya jatuh sempurna, mengikuti lekuk tubuhnya yang kini membulat manis karena kehamilan. Bukannya merusak penampilannya, perut buncit itu justru menambah aura anggun dan kelembutan dirinya malam itu.Tangannya yang halus berusaha tetap

  • Misi Menggoda Hati   Biarkan Mengalir

    “Adelia.. dari tadi saya coba calling kenapa gak diangkat, hem?” suara Ryan terdengar dari belakang.Adelia dan ketiga teman perempuannya—minus Letta, sedang duduk bersantai di gazebo belakang fakultas sembari menunggu Staff TU menyelesaikan SK penetapan pembimbingnya. Tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan kedatangan Ryan Davis menghampiri mereka.“Eh, handphone saya lagi silent mode, pak.” Adelia meringis pelan. Matanya melirik teman-temannya yang mulai saling berbisik. Jujur, dia tidak nyaman dengan keadaan saat ini.Ryan mengeluarkan ponselnya dari saku. "Saya udah nge-chat kamu dari tadi. Kalau kamu udah selesai, kabari saya.”Adelia mengangguk cepat, merasa wajahnya memanas. "Baik, Pak. Saya akan cek dan langsung kabari."Teman-temannya mulai berbisik-bisik lebih heboh, membuat Adelia semakin tidak nyaman. Ryan tampak menyadari kegelisahan Adelia dan berkata, “Oke, kalau begitu. Saya tunggu kabarnya, ya. Jangan lupa.”Ryan kemudian pergi meninggalkan gazebo, tapi teman-temannya mas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status