Miskin Setelah BerceraiPart 15"Siapa bilang ga ada, ada kok. Malah kami sudah menyebarkan undangan, ya kan sayang?" Tiba-tiba saja Rama langsung menjawab makian Kak Mira. Entah sejak kapan dia ada disini, apa dia mengikutiku.Wajahku terasa panas, pasti saat ini wajahku berwarna merah seperti kepiting rebus. Jujur saja, hatiku terasa bergetar saat Rama memanggilku dengan sebutan sayang. Dia berdiri disampingku sekarang, entahlah. Mungkin dia juga bisa mendengar suara detak jantungku yang sudah tak beraturan. Aku bahkan tidak mampu mengiyakan pernyataan Rama barusan. Aku harus cepat bisa mengontrol mimik wajahku, aku tidak ingin Kak Mira curiga jika Rama berbohong."Rama, sejak kapan kamu menyukai dia," tanya Kak Mira seraya menunjuk ke arahku. Kak Mira pasti syok melihat Rama yang datang tiba-tiba, apalagi dia mengatakan jika kami akan segera menikah. Karena yang Kak Mira tau selama ini Rama adalah sahabatnya Mas Robi."Sejak dia dikhianati oleh suami dan keluarga kalian," jawab Ram
Miskin Setelah BerceraiPart 16"Kamu ga harus memberiku jawaban sekarang, Ta." Kini aku dan Rama sudah berada di tepi danau di dekat kota, dia mengajakku kemari karena ingin berbicara lebih serius. Aku terus diam tidak menghiraukan ucapannya, sekarang hati dan otakku sedang berperang didalam. Hatiku mengatakan iya, tapi otakku mengatakan tidak. Mungkin aku terlalu lelah ataupun sudah trauma dalam hubungan pernikahan. Jika aku mengatakan iya, dan menerima lamaran Rama, itu berarti aku harus siap dengan segala sesuatu konsekuensinya. Termasuk memikirkan bagaimana caranya menjelaskan pada Ibu tentang hubungan kami, karena yang Ibu tau sekarang hubunganku dan Mas Robi baik-baik saja. Bahkan Ibu sudah sangat berharap jika akan memiliki cucu dariku dan Mas Robi.Dan yang akan aku hadapi juga bukan itu saja, Nia pasti tidak akan tinggal diam jika aku menikah dengan Rama. Bisa saja dia bekerja sama dengan Mas Robi untuk menyingkirkan aku."Aku ga mau maksa, semuanya terserah sama kamu Ta," u
Miskin Setelah BerceraiPart 17Aku merasakan ada seseorang yang menyentuh pipiku, tapi sayangnya aku tidak bisa membuka mata. Saat ini rasanya tubuhku lemas sekali, aku ingin sekali membuka mata dan bertanya dimana aku, apa yang terjadi denganku. Aku juga tidak mendengar suara apapun, apa yang telah terjadi padaku sebenarnya, batinku menjerit. Lalu, aku merasakan ada seseorang yang mendekatkan minyak kayu putih pada indera penciuman, rasanya itu tenang sekali. Aku berusaha keras untuk membuka mata walau sulit, dan kali ini aku berhasil. Aku mengerjap beberapa kali dan berusaha untuk membuka mata dan akhirnya berhasil, aku melihat sekeliling, ternyata ada Rama dan Linda disini. Dan yang menyentuh pipiku tadi adalah Rama, apakah dia khawatir padaku. Entahlah, hatiku nyaman berada didekatnya. Mungkin, aku telah jatuh cinta."Akhirnya kamu sadar Ta, Alhamdulillah," ucap Rama yang langsung bangun dari duduknya."Saya panggilkan dokter ya." Linda keluar dari kamar dengan setengah berlari,
Miskin Setelah BerceraiPart 18"Dengar Nia, aku sama sekali tidak punya salah sama kamu. Jika kamu bilang aku merebut semua punya kamu, seharusnya kamu ngaca. Kamu yang ngerebut Mas Robi dariku, dan aku tidak pernah merebut Rama dari kamu." Teriakku sambil menangis, bukan menangis karena sedih tapi karena kepalaku sangat sakit. Ya Allah, tolong hamba. Nia yang mendengar teriakanku malah tertawa dan terus mendekat."Apa salahnya aku merebut hanya secuil dari kebahagiaan kamu, hidup kamu udah sempurna Talita. Kamu punya keluarga yang lengkap, yang harmonis, kamu juga kaya, cantik, dan juga suami yang tampan." Dia terus meracau sendirian, menangis dan sesekali memukul dadanya sendiri. Dengan pelan aku membuka jarum infus yang ada di tanganku, rasanya sangat sakit dan perih. Apalagi ketika perbannya terkena bulu yang ada tanganku, belum sempat aku mencabut jarumnya Nia kembali berteriak."Aku hanya mengambil sedikit kebahagiaan yang kamu miliki, aku hanya ingin hidup bahagia seperti oran
Miskin Setelah BerceraiPart 19Matahari hari ini bersinar lebih cerah dari hatiku, terbukti dari sinarnya yang terang lebih awal dari biasa. Aku mengerjap beberapa kali ketika sinar mentari mengenai pelupuk mataku. Entah siapa yang membuka tirai jendela sepagi ini, aku bahkan masih sangat mengantuk. Setelah kejadian kemarin, akhirnya Nia berhasil diamankan oleh pihak kepolisian. Dia berhasil ditangkap saat akan mencoba membunuhku. Pisau yang digunakan sebagai alat untuk mengancamku adalah sebagai barang bukti jika dia berniat melakukan pembunuhan terhadapku. Kata Linda, preman yang mengejarku kemarin juga sudah sadar, dan dari keterangannya dia juga disuruh oleh Nia untuk menculik dan membunuhku. Tetapi preman itu masih bungkam ketika ditanyai tentang alamat komplotannya. Tapi aku bersyukur masih diberikan kesempatan hidup setelah beberapa kali terancam."Sudah bangun," tanya seseorang yang suaranya asing ditelingaku. Ternyata setelah kuperhatikan dia adalah laki-laki yang sudah meno
Miskin Setelah BerceraiPart 20Dengan mata terpejam kutarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ah, rasanya sangat nyaman, lama sekali aku tidak merasa tenang seperti ini. Setelah berpisah dari Mas Robi lama aku tidak menikmati hidup dengan tenang."Akhirnya…." Gumamku pelan sambil merentangkan tangan ke udara."Lin, kita ke butik dulu ya, aku mau belanja beberapa baju dan juga kita ke supermarket. Stok makanan kita dirumah juga ga ada lagi kan?" Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit."Siap." Jawab Linda mantap dan masuk kedalam mobil dan menjalankannya dengan kecepatan sedang."Kemarin beberapa kali Ayah dan Ibu telfon, katanya ada perlu," ujar Linda membuka percakapan. Aku lupa sampai tidak mengabari Ibu jika aku sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Aku memang memberitahukan pada Ayah dan Ibu jika aku masuk kerumah sakit, tapi aku tidak bilang jika sebab aku masuk kerumah sakit karena kecelakaan. Apalagi jika penyebab kecelakaan itu karena rencana
Miskin Setelah BerceraiPart 21"Mau kemana kamu," jilbab yang kupakai ditarik dari belakang, sehingga langkahku pun terhenti. Jantungku berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya, ingin rasanya berteriak memanggil Linda tapi malu. Semua orang menatap kami sambil berbisik-bisik, mungkin mereka mengira aku ini ditangkap karena mencuri di supermarket. Ya ampun, rasanya malu sekali."Ampun ampun ampun," aku menangkupkan kedua tanganku di atas kepala dengan menutup kedua mataku, berniat minta maaf dengan tulus. Tapi kepalaku malah ditoyor oleh si beruang kutub."Aauuu," pekikku sedikit berteriak, padahal tidak sakit sama sekali. Sengaja memang, biar aku terlihat teraniaya dan biar dianggap menjadi korban oleh orang-orang."Ampun ampun, kamu pikir saya preman," ketusnya dengan muka datar."Aku kan udah minta maaf, lagian kenapa juga harus ngejar-ngejar aku," ucapku sewot. Sambil berlalu pergi menuju kasir, disana sudah ada Linda yang menungguku. Dia mengambil banyak barang untuk stok makan
Miskin Setelah BerceraiPart 22"Talita…" Sapa seseorang yang suaranya sangat kukenal. Aku menoleh ke asal suara yang memanggilku, ternyata itu Mas Robi. Dia memakai baju yang sama dengan pelayan disini, Mas Robi bekerja sebagai pelayan di cafe ini. Sungguh disayangkan Mas, kamu kembali menjadi pelayan orang lain. Mungkin inilah karma yang harus kamu rasakan karena telah menyakitiku. Lama aku terdiam tidak menjawab panggilannya, aku memperhatikan penampilan Mas Robi yang juga sangat berubah. Seperti halnya Nia, namun Mas Robi jauh lebih baik dari dia. Tapi tidak bisa kupungkiri, ada rasa senang dalam hati melihat dia sekarang. 'kamu tanpa aku, bisa apa' batinku mengejek, tapi aku secepatnya beristighfar dalam hati. Ya Allah, maafkan hamba, hamba hanya merasa masih sakit hati."Hai Rob, apa kabar. Sini duduk bareng kita," tiba-tiba Rama memecahkan kecanggungan anatara aku dan Mas Robi. Mas Robi hanya mengangguk dan segera menarik kursi untuk duduk bergabung dengan kami."Seperti yang k