Share

Bab 5. Kayu bakar

Mereka segera mencari cara untuk keluar dari perangkap sebelum orang yang membuat perangkap ini datang dan menangkap mereka berlima. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi jika mereka sampai ditangkap dan dibawa ke suatu tempat yang mengerikan nantinya.

"Apa gue bilang, mending kita pulang tadi!." Ucap Alif kepada teman-temannya yang tidak mau mendengarkannya.

Suasana semakin ramai saat mereka mencoba berteriak meminta pertolongan, namun itu semua hanyalah sia-sia, karena mana mungkin di hutan yang lebat ini ada manusia yang lewat atau tinggal di sini. 

Yuda sebenarnya mau mencoba untuk memutuskan tali jaring tersebut namun tas yang berisi pisau terlempar dan jatuh ke bawah.

Saat mereka semakin panik, terdengar suara gerombolan pijakan kaki yang sedang berjalan ke arah mereka. 

"Ada suara orang jalan tuh?." Ucap Dio dengan nada sedikit penasaran.

"Iyaa tuh, semoga mereka bisa membantu kita." Sahut Lulu berharap yang datang adalah orang yang akan menolongnya.

Saat segerombolan orang yang berjalan tadi sudah sampai dihadapan mereka, orang itu langsung tertawa terbahak-bahak karena sudah mendapatkan hasil dari jebakannya yang lama mereka pasang.

"Woi.. lepasin kami buruann!." Seru Dio dengan berteriak.

"Apa? Lepasin kalian!," Sahut orang itu dilanjutkan dengan tertawa.

"Kalian tuh makanan kami, mana mungkin dilepas begitu saja." Ucap orang itu yang memiliki wajah seram dengan berpakaian menggunakan daun dan membawa golok di pinggangnya.

"Tolong lepasin kami, kami ingin kembali kerumah." Ucap Lulu dengan sedikit menangis dan memohon.

Segerombolan orang itu sekitar 4 orang yang semuanya memiliki wajah seram dan membawa golok di pinggangnya.

Mereka tidak mempedulikan tangisan dari Lulu, yang paling penting mereka lah makanan yang lezat untuk dinikmati nanti.

"Kalian ikut kami, jangan macam-macam atau kami bunuh ditempat!." Sahut salah satu orang tersebut sebelum melepaskan jaring dari tubuh Yuda dkk.

Mendengar ancaman dari segerombolan orang itu, Yuda dkk hanya nurut dan diam saja tanpa ada perlawanan. Saat jaring mulai diturunkan mereka langsung diikat dengan tali dan langsung dibawa ke suatu tempat.

Sebelum dibawa menuju ke suatu tempat, kepala Yuda dkk di tutup dengan kain hitam agar tidak bisa melihat kearah mana mereka pergi.

Selama perjalanan Lulu dan Nala berkali-kali memohon agar melepaskan mereka dan bisa pulang kerumah. Namun ucapannya tidak direspon sama sekali.

Cukup lama mereka berjalan akhirnya sampai di suatu tempat yang tidak tahu keberadaannya di mana, setelah sampai kain hitam yang ada di kepala mereka dibuka dan sangat kaget saat melihat sekitar bahwa banyak tulang belulang dan tengkorak manusia yang berceceran dimana-mana, disertai bau busuk dan anyir yang membuat takut.

Yuda dkk ditarok di suatu tempat yang berbentuk seperti gubuk kecil dengan tangan masih posisi terikat.

"Gue gamau mati disini!." Ucap Lulu dengan mengeluarkan air mata dan tersedu sedu.

"Tenang dulu, kita coba memikirkan caranya keluar dari sini." Sahut Yuda mencoba menenangkan teman dan pacarnya.

"Ini semua salah lu yud, ngajak kita ke sini!." Jawab Alif sangat kesal.

"Lu gausah nyalahin Yuda, ini juga kan keputusan kita bersama untuk pergi ke sini!." Sahut Nala membela pacarnya.

Di situ mereka saling menyalahkan satu sama lain, sedangkan segerombolan orang tadi sedang menyiapkan kayu bakar cukup banyak tepat di depan gubuk mereka.

"Mereka mau ngapain? Apa kita akan dimakan sama mereka?." Seru Nala ketakutan setelah melihat dari sela-sela lubang yang ada di gubuk itu.

"Gue gamau mati di sini, gue belum nikah!" Lulu dengan ekspresi sedihnya.

Yuda dkk juga di dalam gubuk itu di awasi salah satu seorang dari mereka yang sedang duduk agak jauh. Mereka harus segera mencari cara agar segera keluar dari tempat itu atau sebelum mereka melihat kejadian yang tidak di inginkan.

Dio yang daritadi diam saja ternyata sedang memperhatikan ada sebilah pisau yang sedang tergeletak tidak begitu jauh darinya.

"Ssssttt diam jangan berisik, ini dekat gue ada pisau, gue mau coba ambil." Ucap Dio dengan berbisik bisik kepada temannya. 

"Buruan cepet ambil!." Sahut Alif menyuruh Dio agar segera mengambil pisaunya sebelum ketahuan.

Di saat Dio mulai mencoba bergerak perlahan untuk mengambil pisau tersebut, orang yang menjaga mereka tiba-tiba bangun dan menuju ke arah Dio.

"Tenang aja kalian, gausah sedih!." Ucap orang tersebut seperti mengejek Dio dkk dan setelah itu pergi keluar.

Dio sempat ketakutan karena ia kira orang itu tau bahwa ia akan mengambil pisau yang tergeletak di tanah. Saat orang itu sudah keluar dari gubuk, Dio buru-buru mengambil pisau itu dan akhirnya dapat diraih oleh tangannya yang terikat.

Tak lama berselang, orang itu kembali masuk ke dalam gubuk dan melihat Dio seperti orang yang barusan saja melakukan sesuatu.

"Kamu ngapain?!." Ucap orang itu dengan menempelkan wajahnya seramnya ke muka Dio.

"Engg..enggakk kok." Sahut Dio sedikit gemeteran takut ketahuan.

"Kalian tuh tidak akan bisa keluar dari sini!." Seru orang itu dan pergi meninggalkan Dio dkk untuk kembali mengawasi.

Sedangkan segerombolan orang yang sedang menyiapkan kayu bakar diluar sangat senang, seperti mereka mendapatkan makanan lezat yang sudah lama mereka tidak memakannya sama sekali. 

Tumpukan kayu yang disiapkan sudah hampir selesai, namun Yuda dkk belum juga berhasil kabur dari tempat itu karena terus diawasi setiap gerak geriknya.

"Bang itu kaya bakar banyak gitu buat apaan?." Tanya Yuda penasaran ke arah orang yang sedang mengawasinya.

"Kita mau melakukan ritual yang sudah lama tidak kami lakukan karena tidak ada manusia yang datang ke sini, tapi untungnya kalian datang dengan jumlah yang cukup banyak!." Jawab orang itu dengan suara sedikit serak dan tersenyum jahat kearah Yuda.

"Ritual apaan?." Sahut Alif merasa ketakutan.

"Udahh diammm!!! Kalian duduk saja di sini." Balas orang itu sedikit kesal.

Dio sedang berusaha untuk melepaskan ikatan tali yang ada di tangannya untuk segera kabur dari situ. 

Saat Dio sedang berusaha melepaskan talinya dengan pisau yang sudah ada di tangannya, orang yang mengawasinya itu seperti dipanggil oleh teman-temannya dan berteriak kepadanya untuk segera mengasah goloknya karena acara ritual segera dimulai.

Mendengar percakapan orang itu, Yuda dkk semakin panik dan ingin segera keluar dari tempat yang menjijikkan dan kembali kerumah dengan selamat.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dimas Andara
bagus tapi coba lah mambuat bab lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status