Share

Bab 4. Terperangkap

Malam semakin larut, mereka perlahan sudah mulai mengantuk.

Disitu Nala dan Lulu tidur di satu tenda sedangkan Yuda tidur sendirian ditenda karena Dio dan Alif tidur berdua.

Nala dan Lulu sudah terlebih dahulu tidur karena sudah sangat lelah berjalan seharian. 

Yuda hanya tiduran saja di tendanya dengan memikirkan bagaimana keluar dari hutan ini. Sedangkan Alif sudah istirahat dan Dio masih dengan tangan kirinya memegang rokok.

Suara suara aneh makin bermuculan saat waktu semakin malam, saat tengah malah tiba, Alif kebelet buang air kecil, ia segera keluar dari tendanya untuk mencari tempat untuk buang air kecil.

Alif berjalan dengan membawa senter yang dipegang, ia buang air kecil dibawa pohon yang cukup besar yang disampingnya terdapat tanaman liar 

Alif segera membuka resleting celananya karena sudah tidak tahan lagi, saat mulai buang air kecil, ia seperti menginjak sesuatu yang cukup empuk untuk diinjak. 

Di situ Alif tidak terlalu menghiraukan apa yang diinjaknya, setelah selesai buang air kecil, ia sedikit penasaran apa yang diinjeknya. Di situ ia menerangi kearah bawah kakinya untuk melihat apa yang diinjaknya, Alif semakin penasaran, ia pun mencoba untuk melihat lebih dekat dengan membukukan badannya.

Tadinya itu hanya seperti batang pohon karena berwarna hitam saat disenter tapi Alif berfikir tidak mungkin batang pohon empuk seperti ini, ia memberanikan dirinya untuk mengambil benda itu dengan tangan kanannya. Saat sudah dipegang oleh Alif, ia masih bingung karena benda itu tertutup oleh lumpur. Ia baru menyadari saat menyenter seluruh benda yang dipegang itu, ternyata yang ia pegang adalah potongan tangan manusia terlihat dari jari jarinya yang masih utuh.

Disitu Alif diam sejenak karena masih ketakutan tangan siapa yang ia pegang itu, ia langsung membuang tangan yang dipegang dan segera kembali ke tendanya.

Sampainya di tenda Alif langsung tidur kembali. Dio yang saat itu belum tidur melihat Alif yang baru datang sedikit penasaran.

"Dari mana lu?" Tanya Dio.

"Buang air kecil." Singkat Alif.

"Kok kaya orang ketakutan gitu, abis liat apa lu? Tanya lagi Dio karena masih penasaran.

"Dah ah gue mau tidur." Jawab Alif, ia tidak mau memberi tahu apa yang dilihatnya tadi saat buang air kecil.

Dio sebenarnya penasaran apa yang terjadi dengan Alif barusan tapi ia tidak mau memaksanya untuk berbicara. Di situ juga sebenarnya Alif tidak tidur, ia masih terbayang tangan siapa yang dipegang tadi dan apa yang terjadi dengannya.

Sepanjang malam Alif terus memikirkannya, ia ingin segera keluar dari hutan itu secepatnya sebelum terjadi apa-apa pada dirinya dan teman temannya.

***

Keesokan harinya, mereka terbangun dari tidurnya dan melihat cuaca pagi hari cukup cerah, namun tetap saja matahari tidak bisa menembus lebatnya hutan yang ada di Kalimantan itu. 

"Yuk buruan kita keluar dari sini!" Ucap Alif terlihat seperti orang tergesa gesa.

"Mau kemana lif, buru buru bener kayanya." Balas Yuda yang masih membereskan tendanya.

"Iya lu ini, baru juga bangun!" Sahut Nala.

"Ya biar kita gak ke maleman lagi pas keluar dari sininya." Alif mencoba untuk mencari alasan.

Melihat kelakuan Alif yang sedikit aneh membuat teman yang lainnya sedikit curiga. 

"Iya udah kita beresin dulu tenda dan perlengkapan kita sebelum berangkat." Ucap Yuda.

"Terus kita kemana abis ini?" Tanya Lulu.

"Mau lanjut apa pulang?" Yuda berbalik nanya.

"Lanjut!" Sahut Dio dengan tegas.

"Pulang!" Jawab Alif.

"Iya udah lanjut aja." Sahut Lulu dengan santainya.

"Kamu gimana lanjut gak?" Tanya Yuda kearah Nala.

"Aku ngikut kamu aja." Balas Nala dengan tersenyum.

"Iya udah kita lanjut!" Ucap Yuda.

Mereka memilih untuk melanjutkan perjalanan mencari kebenaran tentang desa kanibal, sedangkan Alif sebenarnya ingin segera pulang tetapi teman lainnya memilih lanjut jadi ia terpaksa untuk ikut terus bersama yang lainnya.

Setelah selesai membereskan tenda dan perlengkapan, mereka segera berjalan lagi untuk mencari desa kanibal. Didalam hutan masih cukup gelap walaupun pagi hari telah tiba seperti tidak ada perbedaan antara siang dan malam.

Mereka berlima sebenarnya tidak tahu jalan mana yang harus dilalui, hanya mengikuti jalan yang sudah ada. 

"Kok kita gak sampai juga ya?" Keluh Lulu mulai terlihat lelah harus berjalan terus.

"Iya nih, kita udah jalan jauh banget padahal." Sahut Nala yang terlihat lelah juga.

"Bentar lagi kayanya sampai!" Ucap Yuda sedikit memberikan harapan.

Mereka terus berjalan menelusuri hutan yang lebat dengan suara aneh yang terus bermunculan, semakin jauh mereka jalan bau busuk semakin menyengat di hidung mereka.

"Bau apa ini?" Tanya Dio dengan menutup hidungnya menggunakan tangan kanannya.

"Ini seperti bau busuk!" Balas Alif yang juga menutupi hidungnya karena tidak kuat dengan baunya.

"Kayanya kita udah mau sampai." Sahut Yuda dengan santainya.

Mereka sudah mulai merinding walaupun baru mencium bau busuk saja, berjalan sekitar 100 meter ke depan, mereka melihat di sebelah kanan dan kiri banyak kepala tengkorak yang tersusun rapi.

"Ih apa itu?" Tanya Nala ketakutan dan berpegangan dengan Yuda.

"Itu tengkorak doang kok!" Balas Yuda mencoba menenangkan Nala.

Jumlah tengkorak itu cukup banyak dan ada tukang belulang yang berserakan disana, bau busuk juga semakin menjadi jadi.

"Semuanya berpegangan, jangan terlalu jauh." Ucap Yuda kepada teman temannya.

Mereka berjalan secara perlahan lahan karena takut terjadi sesuatu, jantung mereka juga berdetak cukup kencang. Baunya semakin aneh saat semakin berjalan kedepan, seperti bau amis, bau anyir ditambah bau busuk, mereka harus kuat menahan bau yang tidak enak itu.

"Aku takut!" Ucap Nala pelan kearah Yuda.

"Udah tenang aja." Sahut Yuda.

Terus berjalan secara pelan, tanpa disadari oleh mereka, ternyata kaki dari Lulu tidak sengaja menginjak sesuatu.

"Bunyi apa itu?" Tanya Yuda penasaran seperti bunyi kayu patah.

"Gatau!" Sahut Alif.

Mereka melihat kiri kanan kira kira bunyi apa itu barusan, sedangkan Lulu belum mengetahuinya bahwa ialah yang menginjak.

"Lari ini perangkap buat kita!" Ucap Dio dengan kencang karena ia melihat banyak tali disetiap sudut, itu seperti jaring yang cukup besar.

Belum juga sempat melarikan diri, perangkap itu sudah menangkap mereka dengan jaring yang bergerak dari bawah keatas. Mereka semua terperangkap dan berusaha keluar tetapi tidak bisa.

"Gimana ini?" Ucap Alif mulai khawatir.

"Gue gamau mati disini!" Sahut Lulu yang tomboy sekarang terlihat sangat takut.

"Udah tenang, jangan panik!" Jawab Yuda sambil memikirkan sesuatu bagaimana caranya keluar dari perangkap ini.

Mereka segera mencari cara untuk keluar dari perangkap sebelum orang yang membuat perangkap ini datang dan menangkap mereka berlima. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi jika mereka sampai ditangkap dan dibawa ke suatu tempat yang mengerikan nantinya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rangga Dewi
dsg deg an thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status