Share

Bab 2. Orang misterius

Menunggu cukup lama, akhirnya pesawat mereka segera berangkat.

Terlihat begitu semangatnya mereka ketika mengetahui akan segera berangkat menuju ke Kalimantan.

Disaat sudah memasuki pesawat dan segera lepas landas, Nala yang duduk di sebelah Yuda itu masih saja terlihat gelisah, ia masih membayangkan kira kira apa yang akan terjadi oleh dirinya dan teman temannya nanti ketika sudah sampai dihutan.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Yuda sedikit khawatir dengan keadaan Nala yang dari tadi terlihat seperti tidak ada semangat.

"Enggak kok, aku takut aja." Sahut Nala dengan menyenderkan kepalanya di bahu kanan Yuda.

"Takut kenapa?" Seru Yuda sedikit kebingungan dengan perkataan dari Nala dan terlihat suasana didalam pesawat sangat sepi, teman temannya Yuda yang lain juga memilih untuk tidur agar staminanya bisa pulih saat di hutan.

"Aku takut kita nanti terjadi apa apa, aku gamau kehilangan kamu dan juga teman temanku!" Ucap Nala dengan nada sedikit pelan dan perlahan air mata keluar dari matanya yang membasahi pipi.

"Udah tenang aja, kita semua pasti baik baik aja kok," balas Yuda mencoba menenangkan hatinya Nala.

"Kamu tidur aja istirahat, biar gak kecapean." Tutur Yuda kearah Nala.

"Iya deh." Balas Nala yang menyenderkan kepalanya di bahu Yuda untuk tidur sejenak.

***

Terbang cukup lama, akhirnya mereka sampai di bandara yang ada di Kalimantan. Mereka terlebih dahulu mencari tempat makan karena perut sudah terasa cukup lapar.

Untungnya tak jauh dari bandara, ada restoran yang cukup mewah, mereka memutuskan untuk mengisi perut di restoran tersebut.

Dengan membawa kopernya masing-masing, mereka duduk sedikit pojok di restoran itu karena terlihat suasana restoran begitu ramai dengan pengunjung yang lainnya.

"Jadi habis makan ini kita kemana jo?" Tanya Dio ke arah Yuda.

"Iya langsung ke hutan Kalimantan dong," balas Yuda dengan santainya.

"Mumpung belum malam, jadi kita bisa buat tenda di sana nanti." Ucap Yuda.

"Lu yakin, kita jadi pergi kesana?" Tanya Lulu sekedar memastikan.

"Iya dong, kita ini udah sampai di sini, masa mau pulang lagi." Tutur Yuda menjelaskan kepada teman temannya.

Disaat mereka sedang asik mengobrol sambil menunggu pesanan datang, di sebelah kiri mereka terlihat ada seorang yang tak sengaja mendengar percakapan mereka. Orang tersebut memakai baju serba hitam dan menggunakan topi seperti koboi, entah dia koboi beneran apa bukan gak tau juga. Mukanya juga terlihat sangat seram dengan ada codet bekas luka jahitan di pipi sebelah kanannya.

"Kalian mau ngapain ke hutan Kalimantan?" Tanya orang misterius tersebut yang membuat Yuda dkk terkejut.

"Emangnya kenapa pak?" Berbalik nanya Alif yang tempat duduknya paling dekat dengan orang itu.

"Kalian jangan pergi kesana atau kalian semua akan celaka!" Sahut orang misterius itu dengan nada suara yang terlihat berat dan menggema itu.

"Bapak ini siapa, ngatur ngatur kita," sahut Dio yang tak senang dengan perkataan orang itu.

"Mending bapak pulang sana, beli enggak di restoran ini, cuma menuhin tempat aja!" Ucap Dio yang memiliki sifat ceroboh ini, mencoba untuk mengusir orang tersebut.

"Udah udah jangan gitu Dio!" Tutur Lulu mencoba menenangkan Dio.

Orang misterius itu hanya tersenyum mendengar perkataan dari Dio, ia seperti orang aneh yang tiba tiba menyuruh mereka jangan datang ke hutan Kalimantan.

Bau badan dari orang tersebut juga tidak enak sama sekali, seperti bau amis yang cukup menyengat.

"Maafkan teman saya pak, tapi emangnya kenapa kami tidak boleh pergi kesana?" Ucap Yuda penasaran.

"POKOKNYA JANGAN KESANA ATAU KALIAN SEMUA AKAN CELAKA!" Sahut orang tersebut dengan menggebuk meja makan dan suara yang keras, yang membuat pengunjung lainnya kaget dengan kejadian itu.

Mendengar kegaduhan yang terjadi di restoran tersebut, pihak keamanan mencoba mengusir orang misterius itu. Mereka tidak mau pengunjungnya terganggu oleh orang yang aneh itu.

"Maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi barusan." Ucap salah satu pegawai restoran kepada Yuda dkk disitu.

"Oiya mas, gakpapa kok!" Sahut Yuda.

Setelah orang itu diusir, Yuda dkk dibuat penasaran dengan siapa sebenarnya orang tersebut.

"Yud itu siapa sih? Aku takut." Tanya Nala.

"Aku juga gatau, udah gausah takut ya." Balas Yuda.

Mereka lebih memilih untuk makan terlebih dahulu setelah pesanan sudah sampai di meja. Terlihat dari muka mereka sepertinya sangat bersemangat untuk menyelesaikan misteri ini.

"Jadi abis makan kita langsung kehutan ya?" Tanya Alif disela sela makan.

"Iyalah, kenapa? Lu takut ya!" Sahut Lulu.

"Kalo gue takut ngapain sampai sini." Balas Alif.

"Gue suka gaya lo!" Sahut Dio menjawab omongannya Alif.

Mereka sangat santai di restoran tersebut, seperti tidak ada beban sama sekali dalam hidupnya.

Cukup lama mereka santai di restoran tersebut, sedangkan hari sudah cukup sore pada saat itu.

"Udah yuk? Keburu sore nanti." Ucap Yuda mengajak yang lainnya untuk segera siap siap.

"Udah kesorean ini kayanya, mau langsung kehutan tah? Apa kita nyari penginapan dulu." Tanya Lulu.

"Iya bener tuh, kita nyari penginapan dulu aja." Sahut Nala.

"Gimana?" Tanya Yuda kearah Dio dan Alif.

Disitu Dio dan Alif menganggukan kepala yang berarti setuju untuk mencari penginapan terlebih dahulu.

Mereka langsung keluar dari restoran setelah membayar beberapa makanan yang dipesan tadi dan segera mencari penginapan yang ada didekat situ.

Cukup lama mereka berlima berjalan akhirnya terlihat ada penginapan yang cukup bagus untuk ditinggali semalam saja.

"Akhirnya ketemu juga." Keluh Alif yang mukanya terlihat cukup lelah.

"Ye lemah, baru jalan bentar aja capek!" Sahut Lulu mengejek Alif.

"Udah gausah ribut, kita langsung nyewa kamar aja dan istirahat biar besok fit tenaganya." Ucap Yuda.

"Iya ribut terus, nikahin juga nanti!" Seru Dio.

Mereka berlima walaupun sering terlihat ribut tapi tak pernah terjadi keributan yang besar karena mereka sudah cukup lama mengenal satu sama lain, jadi sudah paham dengan sifatnya masing-masing.

Di penginapan tersebut ternyata hanya tersisa dua kamar yang pas sekali untuk mereka berlima.

Yuda, Dio, Alif satu kamar sedangkan Nala dan Lulu sekamar.

Di dalam kamar terdapat dua kasur dan TV untuk menonton, padahal harganya relatif murah.

Tak terasa waktu sudah memasuki Magrib, terdengar suara adzan yang merdu dari kejauhan dan tak lupa mereka sholat untuk meminta keselamatan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status