Alika membuka matanya dan langsung tertegun melihat perubahan di wajahnya. bahkan Alika sempat mengira kalau itu bukan dirinya. Alika mendengar deru mobil yang memasuki pekarangan salon. tidak lama kemudian Raka masuk dengan menenteng dua bag dari toko baju ternama. Raka tidak lagi melangkahkan kakinya dan langsung terdiam dengan menatap ke arah Alika."Alika?" panggil Raka dengan menunjuk ke arah Alika."Iya ini aku Rak, memangnya siapa lagi,kamu kenapa?" tanya Alika yang melihat wajah Raka menjadi aneh."Sekarang kamu ganti baju pakai yang ini ya, setelah itu kita langsung makan malam," pinta Raka. Alika menerima bag yang diberikan oleh Raka dan membawanya ke ruang ganti yang berada di pojok ruangan. Alika menutup rapat pintunya dan membuka bag yang diberikan oleh Raka. Di dalamnya ada gaun warna biru langit dengan motif bunga-bunga. bagian dadanya rendah saat pakai Alika merasa aneh dengan badannya. Pundaknya yang tidak terbiasa terbuka merasakan dingin. sial saat sudah dipakai
Raka dan Bram langsung melihat ke sumber suara. Bram sampai dibuat tertegun dengan wanita yang ada di depannya. Alika berubah seratus delapan puluh derajat dari Alika yang kemarin bertemu dengannya. Alika yang sekarang berdiri tidak jauh darinya seperti bidadari yang baru turun dari surga. cantiknya tidak ada yang bisa mengalahkannya.Sekarang Bram baru tahu kenapa Raka tadi menyebutnya dengan namanya langsung. ternyata ada Alika di dekatnya. "Raka boleh ngga aku gabung sama kalian?" tanya Bram ketika melihat Raka dan Alika berjalan menjauh darinya. Raka dan Alika menghentikan langkahnya kemudian berbalik badan menghadap ke arah Bram. "Iya silahkan," jawab Raka. Alika melebarkan matanya ke arah Raka. bukannya tadi Raka berkata kalau mereka hanya akan pergi berdua kenapa sekarang dengan mudahnya Raka mengatakan iya ketika temannya mau ikut. "Ayo jalan kenapa malah diam disitu?" tanya Raka. Tanpa menjawab Alika langsung berjalan mengekor dibelakang Raka. Raka melihat wajah Alika
"Ada apa, kenapa kamu masuk ke kamarku tanpa seijinku?" tanya Alika kepada Raka. "Apa-apaan kamu ini. coba sekarang kamu lihat sekeliling kamu tidur dimana?" perintah Raka."Seharusnya aku yang tanya kepadamu. kenapa kamu tidur di bawah?" tanya Raka dengan rasa penuh bersalah. Alika melihat sekeliling. dirinya hanya tidur dengan bantal tanpa selimut. Alika menundukan kepalanya dan hanya terdiam tanpa berani menatap ke arah Raka. "Aku tunggu di bawah, jangan lupa jam tujuh harus sudah ada di bawah," ucap Raka. Kemudian Raka berdiri dan berjalan ke arah pintu. sebelum benar-benar keluar dari kamar Alika. Raka menghentikan langkahnya Raka melihat ke belakang dan melihat Alika yang menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit untuk di jelaskan. Raka menarik nafas panjang dan melanjutkan lagi langkahnya keluar dari kamar. Raka turun ke bawah dan duduk di meja makan. Raka mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan melihat pesan dari Bram. yang memerintahkan dirinya untuk menyiapkan A
"Aku lapar boleh makan yang ini ngga sih Al?" tanya Bram dengan menunjuk ke arah sushi yang ada dimeja. Alika yang sedang berusaha mencari tahu dimana Raka langsung mengalihkan pandangannya ke arah Bram. kemudian Alika menjawab "Oh iya boleh kok dimakan saja."Bram mengambil satu sushi dan memakannya. Bram memperhatikan gerak gerik Alika yang seperti sedang mencari seseorang. Bram mengikuti arah mata Alika yang melihat ke arah kamar mandi. kemudian Bram mengalihkan pandangannya ke arah Alika dan bertanya "Kamu datang ke sini sama siapa?"."Ahh... ngga sama siapa-siapa. aku datang ke sini sendirian kok," jawab Alika. "Oh gitu, ya sudah ayo makan biar ngga sendirian," ajak Bram. "Hmm... iya ayo." jawab Alika. Kemudian Alika dan Bram makan. Alika tidak tahu siapa yang memesan makanan itu. tetapi saat ini pikiran Alika terus bercabang memikirkan Raka yang tidak kunjung kembali dari kamar mandi. "Al, ada yang ingin aku katakan kepadamu," ucap Bram. Alika yang sedang minum langsung m
"Rak kenapa diam. kan aku jadi bingung," ucap Alika. "Iya ini aku diam juga lagi mikir Al, harus bagaimana soalnya ini sudah menyangkut soal perasaan. tidak bisa sembarangan mengambil keputusan," jawab Raka.Cukup lama Alika dan Raka terdiam. hanya ada suara televisi yang memenuhi ruangan. "Al itu kan soal perasaan dan kamu yang akan menjalaninya sendiri. aku sebagai orang lain tidak bisa ikut campur terlalu jauh, tetapi pesanku jika hati kamu sudah mengatakan iya tidak ada salahnya jika kamu dan Bram menjalaninya, tetapi jika hatimu berkata sebaliknya kamu tahu kan harus melakukan apa?" tanya Raka. "Iya Rak, sekarang aku tahu makasih ya," jawab Alika. "Iya sama-sama. sudah siang aku ke kamar dulu ya," pamit Raka ketika melihat ke arah jam dipergelangan tangan sudah menunjukan jam setengah dua."Iya," jawab Alika.Kemudian Raka berdiri dari duduknya dan berjalan naik ke lantai dua. sedangkan Alika menyenderkan punggungnya ke senderan sofa. Alika menatap langit-langit ruangan. Ben
Jam setengah tujuh malam Alika turun ke bawah. Alika memilih untuk duduk di kursi meja makan. Alika melihat di meja makan sudah banyak sekali makanan. "Bi Mun, kenapa banyak sekali masakannya?" tanya Alika.Bi Mun yang saat itu sedang berada di dapur sedang mencuci piring langsung berlari ke arah Alika. "Hmm... itu Nak Alika, Den Raka yang meminta Bi Mun masak ini semua katanya buat Nak Alika," jawab Bi Mun. Alika menggelengkan kepalanya kemudian berkata "Bi Mun ambil piring lagi ya, ini banyak banget ngga habis kalau di makan sendirian,"."Iya Nak," jawab Bi Mun.Bi Mun berjalan kembali ke dapur. tidak lama kemudian Bi Mun kembali dengan membawa satu piring. Kirana mengambil sedikit untuk dirinya makan. "Bu ini semua buat Bi Mun ya, bagiin saja sama Pak satpam dan supir," perintah Alika. "Iya Nak Alika, terimakasih ya sebenarnya Bibi juga sudah masak," ucap Bi Mun. "Ya ngga apa-apa Bi, kalau ngga habis suruh Pak Satpam saja bawa pulang," pinta Alika. "Iya Nak," jawab Bi Mun.
Alika menatap ke arah Raka. kemudian Alika bertanya "Apa aku harus kembali ke rumah Mami Salma. tidak bisakah kalau aku tetap berada di sini?"."Tidak kamu tidak akan kembali lagi ke rumah orang tidak waras itu. Aku sudah membelikanmu rumah dan rumah itu berada tidak jauh dari sini. bukan kamu tidak boleh tinggal disini. tetapi tidak mungkin juga pacar temanku sendiri tinggal di rumah yang sama denganku. nanti apa kata Bram. kamu tahu maksud aku kan?" tanya Raka. "Diam-diam kamu sudah beli rumah untukmu?" tanya Alika. "Ya itu hadiah untukmu dariku," jawab Raka. "Kenapa ngga bilang dulu ke aku Rak, kan aku jadi ngga enak sama kamu. kalau gitu kamu ambil saja uang yang ada di rekeningku untuk mencicil uang rumah itu," pinta Alika. "Haha... itu tidak perlu Alika. biarlah uang yang ada di rekeningmu itu buat peganganmu. aku sedang tidak membutuhkan uang saat ini," jawab Raka. "Oh iya siap-siap saja nanti jam satu kita ke rumah baru kamu, sama satu lagi jangan lupa berikan jawabanmu i
Hari ini Alika memakai baju kaos lengan panjang warna biru langit dipadukan dengan celana jeans. penampilan yang sederhana tetapi tidak bisa dipungkiri kalau Alika memang cantik dengan penampilan sederhananya. Tok... Tok... Tok... Pintu kamar Alika di ketuk dari luar. Alika mengambil tas kesayangannya di meja kecil samping ranjang.Dengan semangat empat lima Alika berjalan ke arah pintu dan membukanya. di balik pintu Raka sudah berdiri rapih dengan pakaian kantornya. Raka melihat penampilan Alika dari atas sampai bawah. kemudian Raka menggelengkan kepalanya, Raka menarik kembali Alika ke dalam kamar. "Loh kok masuk lagi Rak, ngga jadi berangkat sekarang?" tanya Alika. "Ngga, kamu ganti baju dulu inikan baju untuk di rumah bukan untuk pergi," ucap Raka dengan nada rendah agar tidak membuat Alika tersingung. "Terus aku harus pakai baju yang mana?" tanya Alika. Kemudian Raka berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan kemeja panjang warna putih dan bawahan abu-abu. Raka memberikan ke