Share

Part 4. Aku takut kamu tidak kembali

Alika menubruk tubuh Raka yang baru sampai di depan mobil. Alika memeluk Raka dari belakang Raka langsung berhenti ketika mendapatkan pelukan dari arah belakang.

"Kamu mau meninggalkanku sendirian di sini?" tanya Alika dengan menempelkan wajahnya di punggung Raka. 

Raka berbalik badan dan membalas pelukan Alika. 

"Hey tatap wajahku," perintah Raka. 

Raka menangkupkan kedua tangannya di wajah Alika dan mengangkatnya agar Alika menatap ke wajahnya. 

"Siapa yang berkata aku meninggalkanmu di sini?' Raka bertanya kepada Alika. 

"Ya itu buktinya kamu pergi tanpa aku." jawab Alika. 

"Oh sini peluk," pinta Raka dan memeluk kembali wanita yang ada didepannya ini. 

"Aku hanya akan pergi bekerja, paling sampai jam sepuluh malam. kamu jangan khawatir aku akan kembali ke sini nanti malam," jelas Raka. 

"Benarkah seperti itu?" tanya Alika. 

"Ya aku akan menepati perkataanku jika tidak ada pekerjaan tambahan dari atasan," jawab Raka. 

Alika menghela nafas panjang dan perlahan mulai melepaskan pelukannya. 

"Tidak perlu khawatir ada Bi Mun yang akan menemanimu di sini. kalau ada apa-apa langsung beritahu kepada Bi Mun ya," perintah Raka. 

Alika menganggukan kepalanya. Alika memang masih gadis yang polos dirinya tidak tahu perasaan apa yang sedang dirinya rasakan saat ini. 

Tetapi saat bersama dan melihat Raka. Alika selalu merasakan dirinya nyaman dan tenang berada di samping Raka. 

"Masuk sana takutnya ada Pria lain yang melihat kamu," perintah Raka. 

Alika mengangguk dan masuk ke dalam rumah. Alika melihat Bi Mun sedang menatapnya dari pintu. 

"Bi," panggil Alika. 

"Iya ayo masuk," ajak Bi Mun. 

Setelah Alika masuk Bi Mun menutup pintunya. Raka langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pekarangan rumah. 

Lima belas menit kemudian Raka sudah sampai di rumah dengan desain seperti istana. rumah itu tiga lantai dan lebar lebih dari satu hektar. rumah bagian depat bercat putih dan emas ada patung air mancur yang menyambut Raka ketika masuk ke rumah itu. 

"Dimana Tuan?" tanya Raka kepada saptam yang sedang berjaga di pos. 

"Tuan ada di belakang Pak," jawab saptam itu. 

Raka langsung ke belakang melewati ruang tamu dan ruang makan. Raka melihat Tuannya sedang duduk dengan melihat ke arah ponsel. 

"Tuan," panggil Raka. 

Bram yang sedang melihat ke arah ponsel langsung mengalihkan pandangan ke arah Raka. Tuan Bram tertawa kemudian memerintahkan Raka untuk duduk. 

"Haha... Raka ternyata. duduk Ka," perintah Tuan Bram

Sejak kedatangannya Raka melihat Tuannya selalu tersenyum itu artinya dia sedang bahagia. Raka menggeser kursi yang berada di depannya dan duduk disana. 

"Dimana gadis yang semalam?" tanya Tuan Bram. 

"Tuan tenang saja, dia aman dalam kawalanku," jawab Raka. 

"Apa Tuan masih ingin memakainya lagi?" tanya Raka. 

Tuan Bram menatap dalam ke arah Raka kemudian menjawab "Selama ini pantang bagiku untuk memakai wanita dua kali. tetapi jika dengan wanita ini aku akan memakainya sekali lagi,".

"Baik kalau begitu Tuan. kabari saja kapanpun anda membutuhkannya," ucap Raka. 

"Oh iya tadi aku sudah mengirimkan sejumlah uang ke rekeningmu," ucap Tuan Bram. 

"Iya terimakasih Tuan," jawab Raka. 

"Ya kerjamu malam tadi sangat bagus. bahkan kau pintar mencarikanku gadis yang masih suci," ucap Tuan Bram. 

Mendengar perkataan Tuannya Raka tersentak. benarkah wanita yang dia bawa adalah seorang gadis. rasa bersalah di dada Raka kepada Alika semakin bertambah. bagaimana bisa dia memberikan gadis yang masih polos kepada Tuannya.

"Iya Tuan terimakasih," ucap Raka. 

Kemudian Raka pamit untuk melakukan pekerjaan lainnya. selain penikmat wanita bosnya juga memiliki beberapa bisnis yang diserahkan kepada Raka. hari ini bertepatan dengan akhir bulan pasti dirinya akan sangat sibuk. 

Raka bisa di sebut sebagai tangan kanan Tuannya. Raka kembali membawa mobilnya membelah jalanan tiga puluh menit kemudian Raka sampai di sebuah ruko dengan ukuran besar. 

Tuannya berbisnis kuliner ada juga beberapa bisnis casino dan otu terbukti sangat menguntungkan. Raka keluar dari mobil dan masuk ke dalam ruko. 

Tentu kehadiran Raka langsung di sambut ramah oleh karyawan yang ada disana. Raka langsung berjalan ke arah kasir. 

"Bagaimana penjualan bulan ini?" tanya Raka. 

"Bulan ini lumayan rame Pak," jawab kasir itu. 

"Bawa laporan keuangan ke ruangan saya," perintah Raka. 

Kemudian Raka berjalan ke arah ruangan kerjanya yang berada di lantai dua. Raka membuka pintu dan duduk di kursi hitam yang bisa berputar. 

Tok... Tok... Tok...!

Pintu ruangan Raka di ketuk dari luar. 

"Masuk," perintah Raka. 

Tidak lama kemudian seorang karyawan wanita masuk ke ruangan Raka. dan memberikan satu map yang lumayan tebal. 

"Ini Pak laporan keuangan bulan ini," ucap karyawan itu. 

"Letakan saja di meja, nanti saya periksa," perintah Raka. 

Setelah itu karyawan itu keluar lagi dari ruangan Raka. Raka melihat ke arah ponselnya dan melihat ada notifikasi dari bank yang dia pakai bahwa ada uang masuk berjumlat satu miliar. sebuah ide langsung terlintas di kepala Raka. 

"Mungkin nanti aku akan membelikannya ponsel," gumam Raka.

Raka kembali bersemangat untuk bekerja. dari pagi sampai jam setengah sebelas malam Raka melakukan pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain. jam sebelas malam Raka baru akan kembali ke rumah.

Raka melepaskan jas yang dia pakai dan meletakan jasnya di kursi samping kemudi. sebelum sampai di rumah Raka tidak lupa membeli ponsel baru. 

Raka kembali menjalankan mobilnya membelah jalanan. Raka membuka dua kancing baju bagian atas karena merasa udaranya sangat panas. 

Klek...!

Raka membuka pintu dan melihat sebuah pemandangan yang membuatnya tersenyum. bagaimana bisa Alika malah tidur di sofa.

Raka berjalan mendekat ke arah Alika tidur. Raka mengusap pipi Alika lembut hal itu membuat Alika mengerjapkan matanya. 

Bug...!

Tidak sengaja Alika menendang perut Raka. sampai membuat Raka terduduk di lantai. 

"Ahh." rintih Raka dengan memegangi perutnya. 

Alika mengerjapkan matanya dan melihat Raka terduduk di lantai. Alika melebarkan matanya. 

"Kenapa duduk di bawah? sudah pulang?" tanya Alika. 

"Iya baru pulang. kenapa tidur disini?" tanya Raka. 

"Aku menunggumu." jawab Alika. 

Alika melihat ke arah jam di dinding sudah menunjukan jam sebelas lebih lima belas menit. 

"Kenapa malam sekali pulangnya?" tanya Alika. 

"Kan tadi siang aku sudah bilang kalau pulang kerjaku malam. lain kali jangan nungguin lagi ya kalau sudah ngantuk tidur. sudah tahu kamarnya kan?" tanya Raka. 

"Iya. aku hanya takut kamu tidak lagi kembali ke sini." jawab Alika dengan menundukan kepalanya. 

Melihat reaksi yang Alika tunjukan. Raka merasa kalau masa kecil Alika pernah mengalami trauma yang begitu dalam tentang di tinggalkan. 

Raka duduk di samping Alika dan satu tangannya memegang tangan Alika kemudian Raka berkata "Sudah jangan sedih lagi. aku punya sesuatu untukmu,".

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status