Beranda / Rumah Tangga / Misteri di balik cinta Alika / Part 5. Ada rasa yang berbeda

Share

Part 5. Ada rasa yang berbeda

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-10 11:52:40

Melihat reaksi yang Alika tunjukan. Raka merasa kalau masa kecil Alika pernah mengalami trauma yang begitu dalam tentang di tinggalkan. 

Raka duduk di samping Alika dan satu tangannya memegang tangan Alika kemudian Raka berkata "Sudah jangan sedih lagi. aku punya sesuatu untukmu,"

"Apa?" tanya Alika. 

"Sebelum aku kasih aku mau tanya sama kamu, berapa umurmu sekarang?" tanya Raka kepada Alika.

"Dua puluh tahun," jawab Alika. 

"Baru dua puluh tahun?" tanya Raka lagi. 

"Iya memangnya kenapa?" Alika balik bertanya kepada Raka. 

"Mengapa kamu bisa berada di rumah wanita itu? apa kamu di culik?" tanya Raka. 

Bukan niat Raka untuk mengingatkan hal buruk tentang Alika. tetapi Raka butuh informasi tentang masalalu Alika. bisa saja Alika adalah anak yang diculik dan di jadikan wanita malam. 

Alika menggelengkan kepalanya dan berkata "Aku memang sedari kecil sudah tinggal di sana. Mami berkata kalau aku itu anaknya.".

"Tetapi jika memang aku anak kandungnya orang tua mana? yang rela menjual anaknya kepada lelaki hidung belang," ujar Alika kemudian tersenyum kecut memikirkan nasibnya yang sangat malang. 

"Ini untukmu. sudah malam tidur ya," perintah Raka dengan memberikan ponsel baru kepada Alika. 

Alika melihat ke arah ponsel dan Raka bergantian. Alika merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat selama ini Maminya tidak pernah membelika ponsel meski Alika minta untuk belajar. tetapi sekarang Pria yang baru dia temui kemarin langsung memberikan ponsel kepadanya. 

"Tidak itu terlalu bagus untukku. jika kamu mau memberikan kepadaku bisa yang sudah di pakai saja," tolak Alika. 

"Tidak. ini aku sengaja membelikannya untukmu. kalau kamu tidak mau ya sudah buang saja," perintah Alika. 

"Ini kamu tidak ada maksud lain kan membelikanku ponsel?" tanya Alika dengan melihat ke arah Raka dengan was-was. 

"Tidak aku hanya minta satu hal kepadamu. tetap tinggal di sini," ucap Raka. 

"Terimakasih," jawab Alika dengan menerima ponsel itu.

Raka berjalan ke arah kamarnya dan melihat di meja makan masih banyak masakan yang terlihat sudah dingin. Raka menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Alika. 

"Apa kamu belum makan?" tanya Raka.

"Aku menunggumu," jawab Alika. 

"Sekarang kita makan." ajak Raka. 

Kemudian mereka berdua berjalan ke arah meja. Alika mengambilkan makanan untuk Raka. Raka merasa ada perasaan yang berbeda dalam hatinya.

Tetapi Raka sendiri tidak bisa menjelaskan rasa apa yang dia rasakan saat ini. 

"Terimakasih." ucap Raka dengan menerima piring yang diberikan oleh Alika. 

Selesai makan Alika membereskan sisa makanan dan memasukannya ke dalam kulkas. Raka yang melihat itu langsung bertanya kepada Alika. 

"Kenapa tidak membuangnya saja?" tanya Raka. 

"Kenapa harus dibuang? ini masih bisa dihangatkan untuk sarapan besok," jawab Alika. 

Selama ini Raka memang selalu makan masakan baru. jika ada makanan semalam dimejanya maka Raka langsung membuangnya. 

"Gitu ya?" tanya Raka kemudian melanjutkan untuk minum. 

Selesai beberes Alika dan Raka berjalan ke arah kamar. Alika melihat Raka masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamar. 

"Apa dia akan tidur di sini?" gumam Alika. 

Alika menutup tubuhnya sampai ke leher. saat Raka keluar dari kamar mandi Raka melihat Alika tidur dengan gelisah. 

Raka naik ke atas ranjang dan memeluk tubuh Alika yang gelisah tidur berguling-guling. Raka mendekap erat tubuh Alika. dan bibir Alika selalu berucap tidak jelas. 

Raka masuk ke selimug yang di pakai Alika. dan menyusupkan tangannya ke perut Alika. 

"Sudah tidur kamu aman disini," bisik Raka di telinga Alika. 

Raka membiarkan kepala Alika bersender ditangannya dan menempel ke badannya. satu jam kemudian Alika mulai tertidur dengan pulas dan tidak lagi mengingau seperti tadi. 

Raka mengangkat kepala Alika dan menidurkan pelan ke bantal. Raka memberikan di samping kanan kiri Alika bantal agar membuat Alika nyaman. 

Raka melihat ke arah jam di dinding sudah menunjukan jam dua dini hari. Raka turun dari ranjang kalau dia terus di sini bisa saja terjadi hal yang tidak dia inginkan. 

Raka menutup pintu kamar Alika dengan perlahan. Raka masuk ke kamarnya yang berada tepat di samping kamar Alika. 

Alika membuka matanya ketika mendengar ada gemricik air dari lantai bawah. Alika mengucek matanya baru kali ini Alika merakan tidurnya sangat sangat. 

Alika baru teringat kalau semalam Raka juga berada di kamar itu. Alika melihat ke sampingnya ternyata tidak ada Raka disana. 

Alika menghela nafas panjang dan mengusap dadanya. Alika mengira kalau Raka akan tidur di kamar itu. 

Setelah mencuci wajahnya Alika keluar dari kamar dan melihat kamar yang di tempati Raka masih tertutup rapat. Alika turun ke bawah dan menghampiri Bi Mun yang sedang sibuk di dapur. 

"Lagi masak apa Bi?" tanya Alika ketika sudah sampai di dapur. 

"Ini lagi mau bikin nasi goreng buat sarapan. Nak Alika mau apa biar Bibi buatkan?" tanya Bi Mun. 

"Ngga susah Bi. Alika bikin sendiri saja," jawab Alika kemudian mengeluarkan cangkir dari dalam lemari. 

Tetapi saat mencari kopi dan lainnya Alika tidak menemukannya. Alika melihat ke arah Bi Mun yang sedang sibuk mengaduk nasi. 

"Bi kalau tempat kopi dimana ya?" tanya Alika. 

"Itu ada di lemari samping kulkas Nak," jawab Bi Mun. 

Alika berjalan ke samping kulkas dan membuka lemari. ternyata disana semuanya lengkap mulai dari kopi sampai susu semua tersedia dari berbagai merek. 

Alika mengeluarkan satu bungkus energen dan menyeduhnya dengan air panas. 

"Bi Mun mau ngga?" tanya Alika. 

"Bibi sudah bikin kopi Nak," jawab Bi Mun dengan mengangkat cangkirnya yang berisi kopi hitam. 

Alika tersenyum kemudian Alika membawa minumannya ke meja makan. Alika menikmatinya di sana. 

Saat sedang membantu Bi Mun menyiapkan piring untuk sarapan Alika mendengar suara pintu kamar terbuka. Raka keluar dari kamar dan membuka kamar Alika ternyata sudah tidak ada Alika di kamar. 

Raka lantas turun ke lantai satu dan melihat Alika sedang sibuk menata piring. 

"Selamat Pagi," sapa Raka kepada Alika. 

"Pagi," jawab Alika dengan tersenyum sangat manis ke arah Raka. 

"Sarapan apa hari ini?" tanya Raka. 

"Nasi goreng Den," jawab Bi Mun yang baru sampai di meja makan dengan membawa mangkok berisi nasi goreng. 

"Wah kelihatannya enak," ucap Raka. 

"Sarapan bareng Bi di sini. daripada makan sendiri di belakang," ajak Raka. 

"Ngga Den lain kali saja. Bibi masih banyak pekerjaan di belakang," jawab Bi Mun kemudian meninggalkan meja makan. 

Ting...!

Ponsel Raka yang berada di samping piring berbunyi. Raka lantas melihat ponselnya dapat Alika lihat wajah Raka berubah menjadi pucat ketika melihat ke arah ponsel.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 117. Happy ending

    "Iya do'anya saja. makasih ya Bri sudah mau mengantarkan kita. hati-hati bawa mobilnya," ucap Alika. "Iya Al, kami pulang dulu," pamit Brian. Kemudian Brian kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan parkiran hotel."Yang masuk sekarang yuk," ajak Raka kepada istrinya. "Hmm... ayo Yang," jawab Alika. Kemudian Alika dan Raka masuk ke dalam hotel. mereka berada di dalam kamar seperti pasangan pengantin baru saja. Bahkan hampir semalaman mereka berdua tidak tidur. Alika dan Raka berada di hotel selama dua hari tiga malam. Pagi ini adalah hari ke tiga Alika dan Raka berada di hotel, siang ini mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Mereka pulang ke rumah di jemput oleh Pak Agus. sudah ada tiga bulan terakhir ini Alika tidak lagi bekerja dengan alasan ingin istirahat agar cepat dapat momongan. Tring... Tring... Ponsel Raka yang berada di meja kecil samping ranjang berdering. Raka mengalihkan pandangannya ke arah ponsel. Raka melihat di layar depan terpampang

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 116. Ke hotel

    "Kamu jangan mengada-ngada berita yang tidak benar kaya gini lah Bri, aku ngga suka," pinta Raka."Yang kamu jangan seperti ini, semua itu memang benar. kami yang mendengarnya sendiri, bahkan kami sudah melihat Bram untuk terakhir kalinya," ucap Alika dengan menangkup wajah suaminya.Tanpa berkata-kata Raka hanya bisa memeluk istrinya dengan erat. ini kehilangan kedua kalinya bagi Raka. Lagi-lagi Raka harus merelakan kehilangan seorang teman, sahabat dan juga ayah selama ini. Raka dan Brian langsung mengurus semua pemakaman Bram hingga selesai. karena waktu sudah malam mereka memutuskan untuk memakamkan jasad pada pagi harinya saja. Mereka membawa pulang jasad Bram ke rumah Bram. saat mobil ambulace datang, sudah banyak warga dan juga karyawan ada juga beberapa kerabat jauh yang datang ke sana. Pagi ini jam setengah delapan mereka berbondong-bondong mngantarkan jasad Bram ke tempat terakhirnya. Jam sembilan semua proses pemakamannya selesai. para pelayad juga sudah mulai pergi, t

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 115. Kepergian Bram

    Bram melepaskan pelukannya telebih dahulu. kemudian Bram berkata "Kamu tahu, sejak pernikahanmu dengan Raka terjadi, aku sudah menganggapmu seperti adik sendiri, di sini aku hanya ada Raka, begitu juga dengan Raka. Raka hanya ada aku dan sekarang Raka memilikimu,"."Aku juga mau jujur kepadamu. hal yang mungkin akan sangat menyakitkan untukmu," ujar Bram. "Apa katakan saja," pinta Alika. Alika meminta Bram untuk duduk karena melihat pancaran wajahnya yang semakin pucat. "Kamu selama ini mencari di mana orang tuamu kan?" tanya Bram. Alika menganggukan kepalanya, kemudian Alika bertanya "Iya, lalu ada apa?"."Aku akan memberitahumu sesuatu. kedua orang tuamu masih ada dan keduanya masih sehat. mereka tinggal disalah satu desa dan Raka sudah mengetahui semuanya karena aku yang mengatakannya." jawab Bram. "Lalu di mana kedua orang tuaku?" tanya Alika dengan mengguncangkan pelan tubuh Bram. Bram mengeluarkan satu lembar kertas bertuliskan sebuah alamat. Bram memberikannya kepada Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 114. Kejujuran Bram

    "Pasti enak lah Yang, kan kamu yang bikin," jawab Raka. Kemudian Raka membalikan badan Alika. saat ini posisi Alika dan Raka saling berhadapan. bahkan wajah mereka hanya berjarak satu centimeter saja. Alika mengalungkan tangannya ke leher Raka. Alika sengaja memiringkan wajahnya, Alika tahu apa yang saat ini ada di pikiran suaminya.Pasti Raka sedang berat untuk meninggalkannya di rumah sendirian selama ini. "Kenapa?" tanya Alika. Bukannya menjawab Raka malah mendekatkan wajahnya ke wajah Alika. Raka mengecup bibir tipis istrinya itu, bukan kecupan singkat tetapi Raka selalu menuntut kepada Alika untuk lagi dan lagi. Setelah berciuman cukup lama, Alika melepaskannya terlebih dahulu. kemudian Alika dan Raka saling pandang. Raka mendaratkan kecupan singkat di bibir Alika. "Aku bakal kangen banget sama kamu Yang," bisik Raka di telinga Alika. "Iya Sayang, aku juga bakal kangen sama kamu. makanya semangat kerjanga biar cepet selesai kerjaannya ya, terus nanti bisa pulang," ucap Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 113. Pasti akan rindu berat

    Dua puluh lima menit kemudian mobil Raka memasuki komplek perumahan yang terlihat elit itu. Raka melihat ke arah Brian dengan tatapan tidak percaya. "Yakin pacarmu di sini Bri?" tanya Raka.Alika dan Brian mengalihkan pandangannya ke arah Raka. kemudian Brian bertanya "Iya lah yakin memangnya ada apa Rak, kok kamu tanyanya aneh?"."Kenal dimana sama wanita di sini kamu Bri. jangan-jangan calon istrimu itu masih abg ya Bri?" tanya Raka. "Ya ngga lah Rak, dia seumuran dengan istrimu, nanti kamu juga akan tahu," jawab Brian. Tidak lama kemudian mobil yang Raka kendarai di minta untuk belok ke salah satu rumah. rumah itu terlihat sangat luas dari bagian depan. Dengan cat tembok warna putih dan emas yang membuat rumah itu terlihat mewah dan elegan. Raka melihat di dalam pekarangan rumahnya, ada tiga mobil mewah yang terparkir. "Wah keren Bri," ujar Raka dengan menepuk pundak Brian. Brian hanya menjawab dengan tertawa perkataan Raka. kemudian Raka dan Alika berjalan di belakang kedua

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 112. Darimana kamu bisa kenal wanita ini

    "Boleh ayo," ajak Raka. Raka menggandeng tangan istrinya. Raka membukakan pintu mobil untuk Alika. setelah ity Raka masuk ke kursi kemudi.Raka membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan pekarangan rumah mereka.Dua puluh lima menit kemudian Raka memarkirkan mobilnya di parkiran mal. Raka dan Alika keluar dari mobil mereka berjalan bergandengan tangan masuk ke dalam mal. "Yang sini deh," ajak Raka. Raka dan Alika masuk ke salah satu toko yang menjual perhiasan. Alika hanya menurut ke suaminya. "Menurut kamu bagus yang mana Yang?" tanya Raka dengan menunjukan dua kalung kepada Alika. "Semuanya bagus Yang, memangnya mau buat siapa?" tanya Alika. "Ya buat kamu Sayang, memangnya buat siapa lagi," jawab Raka. "Hehe... ya kirain kamu mau ngasih hadiah buat siapa," jawab Alika. "Iya Yang, kan sudah lama ngga aku kasih hadiah buat istriku ini," ucap Raka dengan mengusap pucuk kepala Alika. "Hmm... aku yang ini aja kayanya bagus," ucap Alika dengan menunjuk kalung berliont

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status