Misteri handuk basah di atas kasur
Bab 2Via yang juga membaca pesan yang dikirimkan oleh Salsha untuk Aryo tersenyum puas, karena rencana pertamanya berhasil.
"Itu hanya permulaan mas, kamu akan banyak mendapat kejutan-kejutan yang tak terduga." ucap Via bicara sendiri
Via pun langsung mengamankan aset-aset berharga yang sudah jadi haknya seperti rumah, mobil dan masih banyak lagi.
"Aku tidak akan membiarkan semuanya jatuh ke tanganmu, Mas."Via tidak mau kalau sampai orang lain yang menikmati hasil kerja suaminya selama ini, sedangkan ia yang menemani dari titik nol dan selalu ada dalam suka dan dukanya. Tapi semua itu hanya tinggal kenangan Aryo telah tega mengkhianatinya.
Via berpikir ia tidak boleh gegabah, karena semua tabungannya semua dipegang oleh Aryo, jadi ia harus dengan hati-hati untuk bisa mengambilkan dari Aryo secara perlahan.
Via tahu ia tidak mungkin mampu melakukannya sendirian, bagaimanapun ia butuh orang untuk membantunya"Intan!" gumam Via, karena Intan satu-satunya orang yang bisa ia percayai, Intan adalah sahabat akrabnya, bahkan mereka sudah seperti saudara kandung.
Via langsung menuju rumah Intan, sesampainya di sana terlihat seorang dokter keluar dari rumah Intan. Sepertinya dokter itu baru saja memeriksa keadaan Intan karena Intan memang susah kalau diajak ke rumah sakit.
Intan tinggal bersama ibunya yang sudah berumur. Karena berasal dari keluarga yang sederhana Intan yang bekerja untuk melanjutkan hidup mereka, Via juga sering membantu Intan saat ia sedang kesulitan.Via pun masuk dan langsung menuju ke kamar Intan, "Gimana keadaanmu sekarang?" tanya Via sembari duduk disamping Intan
"Seperti yang kamu lihat, tadi kata dokter Andi aku hanya flu biasa," jawab Intan
"Oh, syukurlah kalau begitu."
Via langsung menceritakan apa yang sedang terjadi dengannya, dibalik sikapnya yang terlihat tangguh sebenarnya Via juga manusia biasa yang merasa sangat sakit dikhianati oleh Aryo, orang yang sangat ia sayangi.
Saat bercerita dengan Intan, Via tak mampu menahan air matanya yang mulai menetes, Intan langsung memeluknya dan ikut merasa benci sama Aryo yang sudah ia percayai untuk menjaga Via, tapi ternyata Aryo malah menyakitinya."Kamu yang sabar ya, dan kamu nggak boleh sedih hanya karena laki-laki seperti itu, kamu nggak boleh lemah," ujar Intan tak ingin melihat sahabatnya menangis
Via pun menyeka air matanya
"Kamu tenang aja Via, aku akan ikut membantumu, kita harus awasi terus gerak-gerik mereka jangan sampai kita kecolongan satu langkah sekalipun." ucap Intan yang sudah memikir strategi
"Iya Tan, aku juga sudah menyadap W******p mas Aryo," jelas Via
"Bagus! Kamu pantau terus dari sana." jawab Intan tersenyum
"Evan! Aku rasa dia bisa kita andalkan untuk terus memantau gerak-gerik suamimu dan pelakor itu."
"Evan! Pacarmu? Emangnya nggak apa-apa?"
"Ya nggaklah Via, aku yakin dia pasti mau bantu kok."
"Yaudah aku terserah kamu aja deh Tan, tapi sebelumnya makasih ya Tan kamu sudah mau bantu aku."
"Kamu juga sering bantu aku Via, jadi sekarang giliran aku yang akan bantuin kamu," Intan kembali memeluk Via dengan erat
Setelah lama dirumah Intan, Via pun pamit untuk pulang ke rumah, karena ia takut kalau nanti Aryo akan pulang lebih dulu.
Ting!
Notif pesan masuk ke ponsel Via saat ia baru saja sampai dirumahnya. Dengan cepat ia mengambil ponsel didalam tasnya ternyata pesan yang dikirimkan Salsha untuk Aryo[Makasih sayang tas nya, itu tas sudah lama banget aku impikan, kamu memang bisa membuat aku bahagia] Pesan itu diakhiri dengan emoji peluk, cium, dan love
Disusul juga fotonya memakai baju seksi dengan tas branded ditangannya
"Cih! Begitu aja sudah bahagia," Via merasa mual dengan gaya foto yang dikirim oleh Salsha
"Kamu hebat mas, bisa dengan begitu mudahnya mengembalikan mood wanita itu." gumam Via sambil memikirkan sesuatu
"Oke! Kita lihat apakah kamu juga akan terkejut setelah kejutanku yang satu ini, Mas?" Via pun kembali menutup pintu untuk menjalankan rencana keduanya.
Enam bulan kemudianHari ini Via kembali ke Indonesia. Setelah enam bulan berada di negara asing untuk bersembunyi dari Aryo sekaligus menenangkan hatinya yang telah tergores luka.Disana Via bisa melupakan semuanya, melepaskan bebannya yang sangat berat. Via tahu selama ini Aryo mencarinya dengan segala usaha, akan tetapi tetap saja tidak bisa menemukan keberadaannya. Perna dalam persidangan Aryo meminta agar kiasa hukum menghadirkan Via disana, namun Via tetap saja menolak. Tidak membutuhkan waktu lama proses perceraian berjalan dengan lancar walaupun tanpa kehadiran Via, karena Via mengandalkan pengacara yang sangat handal dan sudah biasa menangani kasus seperti itu. Alasan Via kembali ke Jakarta karena ia tidak mungkin meninggalkan kota kelahirannya selamanya, selain itu di Jakarta juga ia mempunyai usaha sendiri yang dikelola oleh Intan sedang berkembang pesat, Kedai kopi dan sekarang sudah ada toko kue juga.Seandainya nanti ia bertemu kembali dengan Aryo, ia tidak akan menghi
Kepergian Via sangat membuat Aryo terpuruk."Aku harus bangkit dari keterpurukan ini, aku harus menemukan Via ku, wanita yang berhasil membuatku jatuh cinta yang keduakalinya, Arrrgghh!" Frustasi Aryo.Ia menyadari yang terjadi padanya sekarang atas kesalahannya. Via telah merancang semuanya karena ia telah menoreh luka yang amat dalam dihati istrinya. ia berpikir setelah beberapa hari ini ia telah menebus kesalahannya dengan menemani dan mendampingi istrinya dengan sabar mencoba untuk menuruti semua kemauannya. Tapi sekarang Via meninggalkan tanpa merasa bersalah, Via tega membuatnya seperti orang gila.Pikiran Aryo sangat kacau, memikirkan kemana Via pergi meninggalkannya, "Aku harus bangkit untuk menemukan Via, aku tidak boleh berdiam diri dan menangisi yang telah semua yang telah terjadi ini. akan ku bawa ia pulang bersamaku dan tidak akan dilepaskan lagi!" gumam Aryo menyeka air matanya, se
Seminggu ini Via benar-benar menjadi istri yang patuh kepada suaminya, ia selalu memenuhi semua kebutuhan Aryo.Tak lupa juga ia selalu mengingatkan Aryo untuk makan siang saat Aryo sedang dikantor.Hari-hari mereka lewati penuh dengan tawa dan canda riya. Sekarang Aryo baru mereka kebahagiaan yang sesungguhnya.Siang ini Aryo baru saja selesai meeting, seperti biasa ia mendapatkan pesan dari istrinya.[Mas malam ini mau aku masakin apa?] Aryo membaca pesannya dengan tersenyum lalu segera membalas pesannya memberi tahu apa yang ia inginkan. Ia juga tak menyangka sekarang istri sangat jago masak. Apapun masakan istrinya semua terasa begitu nikmat di lidahnya sehingga ia menjadi jarang makan diluar karena ia selalu merindukan masakan istrinya.Ingin rasanya Aryo cepat-cepat pulang untuk bertemu istrinya, namun apaladaya pekerjaannya masih menumpuk.
Pukul setengah tujuh malam Via sudah terlihat rapi dan cantik untuk menyambut suaminya pulang, karena sejak tadi pagi Aryo pergi sama Andre hingga sudah jam segini belum juga pulang.Via juga sudah sangat banyak memasak, ia masak rujak ikan, sayur, dan rendang. Tak lupa juga ia bikin jus alpukat. Semua yang telah ia hidangkan di atas meja makan adalah makanan kesukaan Aryo.Sambil menunggu ia pun bermain ponselnya, melihat Intan sedang online, ia pun segera mengirimkan pesan kepada Intan memberitahu kalau rencana berjalan dengan mulus semulus jalan tol.[Selamat ya! Semuanya berjalan seperti yang kau inginkan. Terus gimana kedepannya tentang perasaanmu?] Balas Intan[Maksudnya gimana Tan?][Ya perasaanmu terhadap suamimu][Bohong kalau aku bilang tidak ada cinta lagi untuk mas Aryo, Tan. Tapi kebencian dan kekecewaan lebih meno
Keesokan harinya saat Via mebuka mata, ia merasa agak sesak karena sebuah tangan melingkar di perutnya. Dengan perlahan ia pun memindahkannya."Sejak kapan laki-laki ini pulang?" Pikir Via.Saat ia hendak turun dari ranjang, ia merasa ada yang mengganjal di pijakannya. Seketika ia menunjukkan kepalanya untuk melihat benda yang ada di bawah telapak kakinya dan ternyata itu adalah ponsel milik Aryo tergeletak begitu saja dilantai.'Ponsel mas Aryo kok disini? Wah, pasti sudah terjadi perang dingin ini.' batin Via sambil meraih ponsel itu lalu meletakkannya di atas nakas.Selesai mandi Via melihat Aryo masih terlelap, ia pun mencoba untuk membangunkannya "Mas, bangun." Via menggoyangkan tubuh suaminya."Emangnya nggak ke kantor hari ini?" tanyanya saat melihat Aryo membuka matanya."Enggak Yank,
Saat Via tengah bersantai di rumah, ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk ke WhatsAppnya. Ia pun segera hentikan aktivitasnya yang sibuk dengan cemilan.[Via, gue udah menemukan semua bukti-bukti tentang Salsha dan aku juga sudah melakukan tugas sesuai rencana kita. Jadi kamu tinggal tunggu kabar selanjutnya.] Via tersenyum miring membaca pesan yang dikirimkan oleh Evan.[Oke Van. Makasih ya! Sekarang kamu ada dimana?] Balas Via.[Di kedai, lagi bersama Intan.] jawab Evan dengan cepat.[Eh, kalian jangan pacaran mulu ya, entar pelangan pada kabur!][Via kali ini gue Intan, kenapa lo? IRI BILANG BOS] balas Intan penuh dengan emoticon ngakak.[Huuu dasa*, Tapi ingat! Nggak ada bos yang iri sama anak buah] balas Via tak kalah seru.[Dahlah malas debat! Mungkin lagi Pe-eM-e