Share

Part 88

“Jujur saja, Ma. Aku merasa hancur setelah Papa pergi. Hingga aku memutuskan untuk hidup sendiri, percayalah! Itu adalah bentuk pelarian atas rasa kehilanganku,” aku Vian.

Pandangan Vian menatap lurus ke depan dan Nazilla tahu bahwa ucapan itu memang keluar dari hatinya. Ia tahu, semua memang tidak bisa diutarakan dengan gamblang karena tertahan banyak hal. Entah itu emosi, ketidaknyamanan, atau ketidakinginan karena ingin memikul beban itu sendiri. Kini, Vian seolah melepas beban itu dan mengeluarkan apa yang telah lama ia pendam.

“Mama bisa mengerti itu, Nak. Kita semua kehilangan Papa dan tidak ada satu pun dari kita yang tak merasakan hal itu. Hanya saja, Mama menyayangkan sikapmu yang memilih lari dan tidak bertahan lalu saling menguatkan.”

Pandangan Vian yang semula menatap lurus, kini menunduk. Ia bisa mengerti semua itu. Apa yang ibunya katakan memang benar bahwa seharusnya ia ada di sana dan saling menguatkan. Jika itu terjadi, m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status